#8

347 28 2
                                    

bikin ribut ahh~~~









Voleta duduk sambil mengayunkan kakinya. Sejak satu jam yang lalu ia duduk menunggu Leo yang sedang rapat.

Bobby menghampirinya, "Oy!"

Voleta mendengus, "Apa sih?!"

"Santai mba, ngegas."

Bobby langsung duduk di sebelah Voleta.

"Eh, Vo." Panggil Bobby.

"Hm."

"Dapat salam."

Voleta menengok ke arah Bobby, "Dari siapa?"

"Mau tahu banget atau mau tahu aja?"

Bobby naik turunin alisnya.

Voleta menjambak poni Bobby yang sudah panjang, "Anjir sakit!"

"Lo kalo nggak mau kasih tahu, nggak usah ngomong."

"Nyesel gue ngasih tahu." Bobby meringis.

"Dari siapa Bob!"

"Dari Wonwoo."

Voleta mendengus, "Kirain dari siapa."

"Lo dekat lagi sama dia ya?"

"Nggak ah, biasa aja."

"Tumben minta disalamin soalnya."

"Ya mana gue tahu sih."

Voleta juga punya pikiran begitu, kenapa tiba-tiba seolah mereka berdua jadi dekat (lagi).

"Trus ngapain lo disini?"

"Nunggu Leo."

"Bucin!" Bobby menoyor kepala Voleta.

"Sirik aja lo!" Voleta kesal dan balik meninju perut Bobby.

"Vo, hati-hati."

"Kenapa gue harus hati-hati?"

"Kalo Leo tahu bisa dihajar si Wonwoo."

"Leo nggak bisa berantem Bob, dan nggak bakal mukul orang. Apalagi Wonwoo."

"Emang nggak pada tahu kalo elo sama Leo itu pasangan bucin di sekolah?"

"Lagian gue sama Wonwoo udah nggak ada apa-apa, ngapain harus ribet mikirin dia sih."

"Emang gue nggak tahu waktu itu elo sama dia jalan bareng ke toko buku trus makan?"

Voleta memicing, "Elo ngikutin gue?!!"

"Nggak ada gunanya ya gue ngikutin elo, gue cuma nggak sengaja liat waktu gue nyari sepatu futsal."

Voleta diam. Benar, bahaya jika Leo sampai tahu.

"Jangan kasih tahu Leo."

"Elo juga jangan mau aja diajakin jalan bareng mantan."

"Ih apasih! Kan udah gue bilang kalo gue nggak sengaja ketemu. Bukan jalan bareng----"

"Jalan bareng siapa?"


🏃🏃🏃🏃🏃


Voleta dan Bobby bertukar tatap, Leo tiba-tiba muncul.

"Jalan bareng siapa, Bob?"

Leo kini bertanya ke Bobby karena Voleta tak menjawab.

"Wah sorry gue cabut dulu. Mulas. Vo, Yo, duluan."

Bobby lari diiringi tatapan maut Voleta.

"Vo."

"Kamu udah selesai rapatnya?"

"Jangan alihin obrolan." Suara Leo mendadak pelan.

Voleta menelan ludah, Leo sudah dalam kondisi marah.

"Vo." Panggilnya lagi.

"Aku nggak marah, kamu jawab aja." Lanjutnya.

"Aku nggak sengaja ketemu Wonwoo di toko buku waktu itu. Pas kamu nggak bisa antelarin."

Leo mendengarkan.

"Aku juga nggak tahu kalo dia ada disana."

Leo masih diam.

"Nggak ngapa-ngapain kok. Aku beli buku doang."

Leo memejamkan matanya sebentar lalu menatap Voleta yang sedikit pucat.

"Kamu jalan sama dia?"

Voleta menggeleng, "Nggak! Sumpah!"

Leo diam, tak lagi menjawab, ia menarik tangan Voleta sampai berdiri.

"Mau kemana?" Tanya Voleta pelan.

"Pulang."

"Kamu nggak marah?"

"Aku marah. Tapi aku emang nggak bisa temanin kamu waktu itu. Ya, udah."

Voleta melongo. Bingung. Kok nggak marah? Nggak cemburu?

🏃🏃🏃🏃🏃


Voleta diam sambil dipasangkan helm oleh Leo.

Voleta menggigit bibirnya, ia ingin menanyakan sesuatu tapi takut Leo marah.

Hingga keduanya sudah di atas motor.

"Leo."

"Ya."

"Kenapa kamu nggak cemburu?"

Leo tidak jadi menarik gas motornya.

"Kalo kamu nggak cemburu, kamu nggak sayang sama aku dong?"

Leo memejamkan matanya.

Dan Voleta menunggu jawaban dari Leo.

Dan hampir sepuluh menit, mereka diam di atas motor.

Tak kunjung ada jawaban yang keluar dari mulut Leo.

Voleta akhirnya menyerah.

Ia melingkarkan tangannya di pinggang Leo, memeluk dari belakang seperti biasa yang ia lakukan jika dibonceng Leo.

"Yuk pulang, udah mendung nanti keburu hujan." Kata Voleta.

Leo akhirnya menuruti Voleta.

Voleta harusnya tak bertanya seperti itu.

Karena ia pasti sudah tau apa jawabannya.

Jawabannya tak terjawab.


CUEK ✖ J.LeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang