5. 🍑Teman Kelompok🍑

218 24 2
                                    

Dari sekian banyaknya hari yang telah aku lewati selama ini, aku merasa hari ini adalah hari terburuk yang pernah aku alami, keberuntungan tidak berpihak kepadaku.

Bagaimana tidak, dari sekian banyaknya cowok di kelas ini, kenapa aku harus satu kelompok dengan Kelvin?

Kelompok bahasa Indonesia, lagi.

Kelvin emang nggak bego sih, dia malah peringkat ke 4 di kelas, dan peringkat ke 5-nya aku. Tapi, ni cowok pintarnya milih-milih, otaknya selalu jalan saat pelajaran fisika, kimia,dan matematika saja. Namun, saat pelajaran lain, apalagi saat pelajaran pkn, bahasa Indonesia, dan sejarah otaknya selalu ia taruh di dengkul, tidak berfungsi dan tidak bisa diandalkan sama sekali.

Ditambah, di awal 'kan sudah pernah aku katakan, kalau Kelvin ini musuhku di sekolah, kalau bertemu aku sama dia tidak pernah akur, selalu saja ada hal-hal kecil yang diperdebatkan, seperti memperdebatkan hobiku yang suka membaca novel, dan Kelvin yang menganggapku cewek purba, atau Kelvin yang senang menarik-narik ujung kerudungku disaat aku sedang tidur di kelas, dan juga masih banyak lagi hal-hal menyebalkan lainnya yang dapat menimbulkan perdebatan diantara kami berdua.

Sebenarnya sih, aku bukan tipe orang yang senang berdebat, aku lebih suka membiarkan, bersikap bodoamat dan tidak terlalu memikirkan apa yang orang lain lakukan kepadaku, selama itu tidak melewati batas.

Tapi, si Kelvin ini resenya tingkat dewa. dia adalah satu-satunya cowok pertama yang mampu membuatku marah-bicara panjang kali lebar kali tinggi. Intinya, aku sama Kelvin itu tidak ada kecocokan sama sekali

...dan, kenapa sekarang malah disatuin dalam kelompok bahasa Indonesia?

Beberapa menit yang lalu Bu Susi mengumumkan, kalau tugasnya adalah membuat laporan hasil observasi mengenai kehidupan warga di desa. Pada hari sabtu dan minggu, semua anak X Ipa-3 akan menginap dan menghabiskan waktu di sebuah desa, di sana kami akan melakukan wawancara dan melihat secara langsung bagaimana kehidupan penduduk desa. Sebelum pergi ke sana, tentunya. Di sini kami harus melakukan beberapa persiapan dulu, dengan pasangan kelompok masing-masing, tentang hal apa saja yang dibutuhkan untuk tugas tersebut.

Yang artinya, selama beberapa hari kedepan aku akan banyak menghabiskan waktu dengan cowok rese itu.

What?

Aku gak bisa bayangin, bagaimana kehidupan ku selama beberapa hari ke depan, hari-hariku yang tentram dan damai, pasti akan berubah menjadi hari terburuk yang pernah aku alami.

TIDAKK....

"Kelvin, kenapa harus lo sih?" ku membuka suara membuat Kelvin yang sedang sibuk memainkan ponselnya menoleh ke arahku.

"Hallo Atika, seharusnya gue yang ngomong itu. Dari sekian banyaknya cewek-cewek cantik di kelas ini, Kenapa gue harus satu kelompok sama lo." Kelvin memutar bola matanya.

Membuatku 
mengerucutkan bibirku kesal melihatnya.

"Yaudah, kalau begitu gimana kalau kita tukeran kelompok," ucapku memberi usul.

"Hah? Maksud lo?" tanya Kelvin so bego.

Ku memutar bola mataku jengah. "Maksud gue, lo pasti mau satu kelompok sama Nabila 'kan?" tanyaku.

"Dan lo, sama Rendi gitu?  Cia elahh, pake so-soan beralasan tukeran kelompok segala, bilang aja lo mau dekat-dekat sama Rendi 'kan?"

"Ih, apaan sih, nggak jelas. Bukan itu maksud gue Kelvin, bukannya lo sendiri 'kan yang bilang kalau lo nggak mau satu kelompok sama gue, dan gue juga sama. Jadi kita nggak bisa satu kelompok seperti ini."

"Kenapa, karena lo mau satu kelompok sama Rendi? Lo suka ya sama Rendi?"

"Ih, apaan sih jadi ngomongin suka-sukaan, gue lagi ngomongin teman kelompok," ucapku mulai kesal.

Kelvin hanya terkekeh. "Iya-iya, kenapa?"

"Gini ya Kelvin, kita itu nggak bisa bersama...."

"Ya emang, karena gue nggak suka sama lo. Lo bukan tipe gue sih jadi maaf."

"KELVIN, GUE BELUM SELESAI NGOMONG," ucapku merasa putus asa.

Kelvin hanya tertawa.

"Maksud gue, kita itu nggak pernah akur, selalu saja berantem, dan itu semua karena lo yang mulai. Jadi, kalau sekarang kita satu kelompok, itu tidak akan benar, yang ada malah kacau," jelasku.

"Kata siapa? so tahu banget lo."

"Bukan so tahu, tapi emang ini fakta, lo nggak pernah bisa diajak serius."

"Wah-wah maksudnya apaan? Kode nih ceritanya. Jadi lo mau serius sama gue. Skuylah cabut ke KUA sekarang," ucap Kelvin


Membuatku semakin merasa putus asa.

Si Kelvin itu makhluk apaan sih?

Ku menghembuskan napas kasar. Karena nggak tahan, ku beranjak dari tempat duduk ku, dan mengangkat tangan. "BU, MAAF BISA NGGAK KELOMPOKNYA DI...., " ucapanku tiba-tiba terhenti saat Kelvin menginjak kakiku di bawah meja.

Ku meringis sakit, dan melotot ke arah Kelvin. "Kelvin lo apa-apan sih."

"Hah, apa?" tanyanya tanpa dosa.

"Sakit kaki gue."

"Hehe, sorry," ucapnya menyengir lebar.

"Atika, ada apa?" tanya Bu Susi membuatku mendongak.

"Emm...."

"Oh, ini Bu. Tadi si Atika nanya, kalau tugas kelompoknya tentang apa." kata Kelvin, "Ya ampun Atika, tapatut-tapatut, makanya kalau guru lagi ngejelasin itu didengerin bukannya malah tidur,"lanjutnya.

Hah?

Ku melongo, dan menatap ke arahnya.

Rese.

Ku menarik nafas, lalu menghembuskannya kasar, dan berikutnya memilih diam, walaupun sebenarnya kesel pengen ngejambak rambut si Kelvin.

~Bersambung

Assalamu'alaikum, hallo guys gimana kalian suka sama ceritanya?
Kalau suka jangan lupa kasih vote and comment ya😊

Aku tunggu saran dan kritik dari kalian 😊😘❤

Diarry AtikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang