Kenapa disaat keadaan seperti ini waktu terasa begitu lama. Mood ku hari ini benar-benar hancur, emosiku meledak-ledak nahan perut sakit, bawaannya pengen marah-marah mulu, ditambah lagi ini si Bagas sedari tadi ngintilin mulu, nggak jauh, terus saja ngerengek-rengek pengen curhat, buatku benar-benar pengen nendang ni orang biar ngejauh.
Kenapa sih, punya teman gini amat. Nggak ada pengertiannya sama sekali. Dia nggak tahu apa ni perut sakit banget.
"Ka?"
"Hemm," gumamku menempelkan wajah ke atas meja, tanpa menoleh ke arah Bagas.
"Atika?"
"Apasih?" ucapku kesal, dan menoleh malas ke arah Bagas, buat Bagas langsung cerah dan menyengir lebar.
"Lo kenapa sih? Gue mau curhat," ucapnya sambil meringis, buatku menghela napas panjang.
INI ANAK KENAPA SIH NGGAK NGERTI BANGET KALAU GUE ITU LAGI PUSING, MAU PULANG, PERUT GUE SAKIT. DAN SEKARANG KENAPA GUE HARUS DENGERIN CURHATAN YANG NGGAK BERFAEDAH SAMA SEKALI.
"Lah, ko malah bengong sih? Dengerin gue mau curhat," celetuk Bagas buatku menoleh.
"Curhat apa?" tanyaku malas.
"Buset dah, lo kenapa sih jutek amat."
"Bagas, buruan! Lo mau curhat tentang apa? Cewek lagi? Cewek yang mana sekarang?" tanyaku galak.
"He he, santai-santai," ucap Bagas termundur ke belakang, "Tadi gue ketemu cewek bening banget," lanjutnya menyengir lebar.
"Terus?" tanyaku tak minat.
"Anak ips."
"Iya terus kenapa?"
"Suka," katanya, buatku nganga, yang selanjutnya ngelengos sebal.
Ni anak ya.
Dasar buaya.
Kapan tobatnya sih?
Lama-lama cape sendiri ngadepin orang ke begini.
"Kalau suka tembak aja," jawabku malas, buat si Bagas ngerucutin bibir.
"Kayanya lo lagi pms ya?" tanya Bagas.
ITU LO TAHU PAKE NANYA LAGI.
"Gimana kalau kita curhatnya di kantin, sambil makan, mumpung bu Tiwi nggak masuk. Biasanya cewek kalau perutnya penuh, moodnya penuh lagi," kata Bagas buatku ngelirik.
"Lo traktir?" tanyaku.
"Iya. Tapi nanti si Tuti yang bayarin," kata Bagas.
Aku hanya melongo, dan hembusin nafas panjang. Capek sendiri.
"Tika serius gue lagi pusing sekarang."
"Gue juga lagi pusing Gas," sahutku begitu saja.
"Lah, ko sama? Apa jangan-jangan kita jodoh," kata Bagas seraya mendekat, yang langsung aku tabok pake buku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diarry Atika
Novela Juvenil"Karena gue takut jatuh cinta sama lo. Gue takut salah dalam mengartikan sikap baik lo terhadap gue. Walaupun rasa itu belum tumbuh. Namun, yang namanya cinta tak bisa ditebak kapan saat ia datang, dan hilang. Karena itulah gue memilih menghindar da...