Aku ada di mana sekarang?
Kenapa aku bisa ada di sini?
Tanpa aku sadari, sekarang aku sudah berada di sebuah tempat, tidak tahu tempat apa. Yang jelas tempatnya sangat gelap, tidak ada lampu satupun, hanya ada cahaya bulan yang terpancar dari langit malam yang gelap.
Ku melihat ke sekitar, ada banyak pohon-pohon yang menjulang tinggi di sini, suasananya begitu sepi, tidak ada perumahan sama sekali, dan yang terdengar hanyalah suara dengungan serangga yang sedang melakukan paduan suara.
Eits, sebentar.
Kalau dilihat dari semua ciri-cirinya sih.
Sepertinya....
Ini hutan.
Lah, benar. Sekarang aku sedang berada di dalam hutan.
ASTAGFIRULLAH ATIKA....
KENAPA BISA MASUK KE DALAM HUTAN SIH....Aku langsung merasa panik dan ngeblang begitu saja. Tidak tahu harus berbuat apa.
Aku sudah kebingungan sendiri, saat mencoba berjalan mencari jalan pulang. Namun ternyata hasilnya nihil, yang aku lakukan hanyalah berputar-putar di satu tempat yang sama, tidak menemukan jalan pulang.
Astagfirullah, gimana ini?
Ku melirik jam yang melingkar di pergelangan tanganku, waktu sudah menunjukkan pukul 21.00.
Ya ampun udah malam.
AKU HARUS GIMANA SEKARANG....
Aku benar-benar merasa takut, tidak tahu harus berbuat apa.
Aku mencoba menenangkan diri dulu, duduk di atas batu besar, dan mencoba berpikir.
Oh iya.
Ya ampun Atika, kenapa bego banget sih, kalau lagi panik seperti ini emang nggak bisa mikir ya. Kenapa aku nggak mencoba menghubungi teman-teman untuk minta bantuan.
Tapi....
Ini udah malam, mereka udah pada tidur belum ya?
Bagaimana kalau mereka udah pada tidur? Secara kan mereka pasti capek banget setelah seharian ngerjain tugas-wawancara, ditambah lagi, besok 'kan harus kembali lagi ke Jakarta, malam ini pasti mereka harus istirahat.
TERUS AKU HARUS BAGAIMANA SEKARANG?
Ok, tenang Atika, tenang.
Ku berusaha menenangkan diri dulu. Lalu, buka hp mencoba untuk menghubungi Yura.
Semoga saja Yura belum tidur.
Ku menempelkan hp ke samping telinga.
Menunggu cukup lama-tidak ada respon, buatku merasa putus asa dan tanpa sadar butiran kristal bening jatuh membasahi pipiku, sampai....
"Hallo Atika, lo di mana? Ini udah malam, ko belum balik ke kamar?" terdengar suara Yura di seberang sana, buatku hampir menjerit.
Ku menegakkan tubuhku. "Yura gue kejebak di dalam hutan," kataku.
"Hah? Ko bisa? Gimana ceritanya?"
"Panjang ceritanya Ra. Gue takut, gue nggak tahu jalan pulang."
"Ok, ok. Lo tenang dulu ya. Gue minta bantuan dulu, sekarang lo di mana?"
"Gue nggak tahu."
"Di dekat lo ada apa?"
"Pohon."
"Yang lain?"
"Nggak tahu, gelap. Ini hutan Ra, cuma ada pohon, nggak ada perumahan di sini."
"Ya udah, share location gue sama yang lain ke sana sekarang."
"Ok," jawabku menutup panggilan, dan melakukan apa yang diperintahkan Yura.
Lalu, ku mengubah posisiku menjadi berdiri, memandangi hp, mondar-mandir tidak jelas di tempat.
Tiba-tiba, ada panggilan masuk dari Bagas buatku buru-buru mengangkat panggilan itu.
"Tika, lo nggak apa-apa, kan?" tanya cowok itu terdengar panik di seberang sana.
"Gue nggak apa-apa Gas. Tapi gue takut."
"Lo tenang ya, jangan kemana-mana, gue dan a...."
Tiba-tiba sambungannya terputus.
Lah, kenapa mati?
Ya ampun, batrenya habis.
ASTAGFIRULLAH, KENAPA HARUS MATI DISAAT SEPERTI INI SIH? KENAPA?????
Ahh....
Terus aku harus gimana sekarang?
Bagaimana kalau mereka tidak bisa menemukan aku?
Tidak-tidak.
Mereka pasti bisa menemukan aku, pasti menemukan aku.
Tenang Atika, tenang.
Ku mondar-mandir, lalu jongkok, berusaha untuk tenang, dan berpikir positif.
Mereka pasti menemukan aku.
Namun, sepuluh menit telah berlalu, belum ada tanda-tanda kedatangan seseorang mencariku.
Ku melirik jam tangan yang menlingkar di pergelangan tanganku, waktu menunjukkan pukul 21.20.
Lah bagaimana ini, aku benar-benar sudah merasa putus asa, aku terjebak di hutan sendirian, aku merasa sangat takut, dan benar-benar takut, tubuhku gemetar, ku menutup wajahku dengan telapak tangan, dan tiba-tiba tangisku pun pecah.
IBU....
Aku kangen Ibu, aku mau pulang, aku takut.
Aku benar-benar tidak pernah membayangkan bisa terjebak di dalam hutan sendirian, di malam hari seperti ini.
Sampai.....
"Ya ampun, kasihan anak mamih nangis."
Deg.
~Bersambung.
Ok segini dulu ya guys. Jangan lupa vote and comment ☺
KAMU SEDANG MEMBACA
Diarry Atika
Genç Kurgu"Karena gue takut jatuh cinta sama lo. Gue takut salah dalam mengartikan sikap baik lo terhadap gue. Walaupun rasa itu belum tumbuh. Namun, yang namanya cinta tak bisa ditebak kapan saat ia datang, dan hilang. Karena itulah gue memilih menghindar da...