25. 🍑Ulangan🍑

15 3 0
                                    

Hari ini adalah hari pertama PAT (Penilaian Akhir Tahun), dan resenya hari ini aku bangun kesiangan, buatku terpaksa harus diantar ke sekolah oleh ibuku-karena ayahku sedang pergi ke luar kota. Ibuku khawatir aku bakalan bawa motor ngebut, dan terjadi kecelakaan katanya. Makanya, ibu yang mengantar aku ke sekolah.

Berlebihan emang, tapi ya begitulah ibuku yang sangat aku sayangi.

Sesampainya di sekolah, aku langsung turun dari motor, mencium punggung tangan ibuku, dan segera berlari meninggalkan gerbang sekolah tanpa mendengarkan ocehan ibuku yang sudah mengomel-ngomel, menceramahi ku panjang kali lebar kali tinggi.

Sesampainya di koridor, ku melihat ke sekeliling suasana sudah sangat sepi, semua orang sudah pada masuk kelas. Buatku merutuki diriku sendiri, dan mempercepat langkahku.

Duh, kenapa harus bangun kesiangan sih, ibu juga kenapa tidak membangunkan aku. Ya walaupun aku tahu ini semua salahku. Udah tahu hari ini PAT, tapi setelah selesai salat subuh, bukannya bergegas mandi aku malah tidur lagi. Ah Atika dasar bodoh.

Ok. Sudah-sudah, sepertinya aku harus menemui guru piket dulu sebelum pergi ke kelas untuk meminta surat izin, dan setelah mendapatkan surat izin, sesampainya di depan kelas, aku mencoba untuk menenangkan diriku dulu, menarik napas dan menghembuskannya secara perlahan sebelum akhirnya aku membuka pintu.

"Permisi," ucapku memecahkan keheningan, dan membuat semua orang yang ada di dalam kelas menoleh ke arahku yang tengah berdiri di ambang pintu. "Izin masuk pak," lanjutku kepada Pak Didin yang sedang membagikan lembar soal.

"Atika, dari mana kamu?" tanya Pak Didin menghentikan kegiatannya.

"Emm, maaf Pak. Saya telat," ucapku harap-harap cemas.

semoga saja Pak Didin tidak marah.

Ku melihat, Pak Didin terdiam sejenak, lalu melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya, sampai akhirnya ia berkat, "Kamu bawa surat izin, kan?" tanyanya.

"Iya Pak saya bawa," jawabku cepat.

"Yaudah silakan masuk, dan taruh surat izinnya di meja saya," ucap Pak Didin buatku menghela napas lega.

"Makasih Pak," kataku dan masuk ke dalam kelas.

Saat aku tengah berjalan menuju kursiku, terdengar suara beberapa orang dari belakang berbisik-bisi menyindirku. Walaupun aku tidak melihat ke arahnya, tapi aku dapat mendengar dan mengenali suara itu dengan jelas. Ya siapa lagi pemiliknya kalau bukan Rena dan kawan-kawan, tapi yasudahlah biarkan saja, mereka 'kan emang seperti itu orangnya.

"Ya ampun Atika, lo dari mana aja sih, kenapa bisa kesiangan? Lo pasti habis nonton drakor ya tadi malam? makanya lo kesiangan," cerocos seseorang dengan suara sedikit berbisik di sebelah kananku, buatku menoleh, melihat Bagas yang tengah memain-mainkan pensilnya seraya menatap ke arahku.

"Apaan sih lo, gue nggak suka drakor," ucapku.

"Cih, mana ada cewek yang nggak suka sama drakor."

"Dih, terserah lo aja deh."

"Dengar ya. Untung image lo di..."

"Berisik," ucap Pak Didin menghentikan ucapan Bagas, buat Bagas refleks menoleh ke depan, dan menjatuhkan pensilnya, "Cepat kerjakan soal-soal nya, dan ingat jangan menyontek," kata Pak Didin.

Diarry AtikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang