24. 🍑Olahraga🍑

15 2 0
                                    

Hari ini pelajaran olahraga.

Rendi menyuruh kami semua turun ke lapangan untuk melakukan pemanasan sebelum memulai olahraga, tapi dia sendirinya malah pergi meninggalkan kelas, ada urusan OSIS katanya.

Jadi, kelas mendadak dipimpin oleh Dimas, wakil ketua kelas yang bagaikan langit dan bumi dengan Rendi.

Dimas bukannya memimpin pemanasan, dia malah joged-joged nggak jelas bareng Kelvin di tengah lapangan. Nggak tahu joged apaan, yang berikutnya anak-anak yang lain jadi pada ikut-ikutan. Kata Bagas itu joged fenomenal yang sedang hits di tiktok, namanya joged ubur-ubur. Dia sering lihat adeknya joged begituan di rumah, dan dia juga selalu ikutan, tapi kali ini dia nggak ikut gabung, lagi malas katanya, dan lebih memilih duduk di bawah tangga bareng aku seraya ketawa-ketawa gila memandangi lapangan.


Nggak ada Rendi, nggak ada yang bisa menjinakan ipa-3.

Ku melihat Yura sudah nangkring di atas pohon, meraih mangga di sana sendirian, dan di bawahnya ada Waldi yang setia menunggu.

Rena dan kawan-kawan sudah sibuk ke sana-sini seraya melambai-lambai ria ke depan kamera, dan ku melirik Dara yang sudah misuh-misuh nggak jelas seraya berjalan ke arah tangga, lalu duduk di sampingku.

"Napa lo Dar?  Muka lo kusut bener," tanya Bagas buat Dara menoleh.

Dara menghela napas sebelum akhirnya dia menjawab, "Cape hati gue," katanya. "Gue tuh heran deh, kenapa badut kelas kaya si Tuti bisa menjabat sebagai wakil ketua kelas? Dia itu nggak ada cocok-cocoknya sama sekali, nggak berguna, dan nggak bisa diandalkan. Lihat aja sekarang, bukannya melakukan pemanasan dia malah joged-joged alay nggak jelas," cerocos Dara buatku dan Bagas ketawa mendengarnya.

"Kalau Dara nikah sama si Tuti lucu kali ya," celetuk Bagas di sela tawanya.

"Hah?" refleks ku berhenti tertawa dan menoleh ke arah Bagas.

"Gue nggak bisa bayangin gimana nasib si Tuti di malam pertama pernikahannya, secara 'kan si Dara jago taekwondo," lanjut Bagas seraya tertawa gila yang langsung buat Dara melotot dan beranjak ingin menjambak rambut Bagas. Namun Bagas segera mencari perlindungan dengan bersembunyi di belakangku

"Lo bilang apa hah?  Lo mau mati? Sini lo," amuk Dara berusaha menjambak rambut Bagas.

"Udah-udah," ucapku melerai-yang berada di tengah-tengah mereka.  Namun, bukan Dara namanya jika dia melepaskan begitu saja orang yang sudah berani kurangajar kepadanya.

Membuatku menggela napas panjang, "Ok baiklah, terserah kalian saja," kataku dan segera melarikan diri dari mereka.

"Woy Tika mau kemana? Tolongin gue," teriak Bagas yang sudah kena jambakan Dara.

"Lo ngomong apa tadi hah?" Dara sudah menarik rambut Bagas.

"Aw-aw, ampun. Gue bercanda Dar," ucap Bagas meringis kesakitan.

"Bercanda lo bilang? Bercandaan lo nggak lucu."

"Iya-iya, lepasin dong Dar. Duh, sakit nih gue."

"Bodoamat, emang gue pikirin," kata Dara yang masih emosi menjambak rambut Bagas, buat Bagas semakin meringis kesakitan.

"Udah Dar, udah," leraiku menarik Dara dari belakang. Nggak tega juga aku melihat Bagas yang kesakitan seperti itu.

Lagian salah dia juga sih, udah tahu Dara orangnya kaya gimana, masih aja nyebelin.

"Udah-udah, kenapa sih lo lagi pms ya?" tanyaku seraya menarik Dara dan menyuruhnya duduk, sedangkan Bagas dia masih mengelus-ngelus rambutnya  bekas jambakan Dara.

Diarry AtikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang