Pikiran ku terus terbang bersama imajinasi yang membantu jari ini menari di atas sebuah kertas putih dengan sebuah pensil yang juga membantu jari ini menggambarkan imajinasi ku menjadi nyata.
Aku terduduk dibawah pohon rindang yang terletak di taman kampus, bukan hanya aku saja yang sedang bersantai di taman ini, ada beberapa mahasiswa lain dari berbagai fakultas yang juga sama seperti ku. Namun aku bukan seperti mereka yang menikmati musim semi kali ini dengan perbincangan hangat dengan rekannya masing - masing.
Aku berbeda dengan mereka, aku lebih suka menggunakan hobiku sebagai hiburan untuk diriku sendiri tapi aku juga suka mereka, karena mereka rela menjadi objek untuk mempercantik hasil hobiku. Karena itu juga salah satu alasan ku menyukai keramaian dibanding kesepian.
Objek yang sekarang aku gunakan adalah tiga orang mahasiswi yang tengah berbincang bersama di tengah taman ini, entah kenapa aku ingin sekali menggambar mereka. Tapi yang pasti, aku menggambar mereka tanpa sepengetahuannya. Aku tau ini gila, tapi aku hanya ingin menghidupkan hobiku.
Sesekali aku ikut tersenyum saat melihat mereka yang tengah tertawa bersama, namun di sisi lain aku merasa sangat tidak beruntung. Aku ingin seperti mereka yang tertawa bersama dan membicarakan hal yang ingin mereka bicarakan, sedangkan aku di sini hanya sendiri dan melakukan apa yang ingin aku lakukan sendiri.
Tapi tak apa, aku tidak perlu menjadi mereka karena aku tau aku tidak akan pernah menjadi mereka. Cukup aku melakukan apa yang aku mau dan aku sukai itu sudah cukup, tidak perlu seperti mereka. Karena jika aku seperti mereka, aku yakin akan banyak orang yang tersakiti karena ku.
"Hai!"
Aku mendongakkan kepala menghadap seseorang yang sekarang tengah berdiri di samping ku. Ia tersenyum hangat menatap ku. Aku tidak mengenali siapa dia dan apa tujuan dia menyapa ku. Tapi aku tidak mungkin membiarkan dia tersenyum sendirian sampai akhirnya aku membalas senyuman nya.
"bolehkah aku duduk disini?"
♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Sherly
Cerita Pendek[COMPLETE] Terkadang jika kita terlalu menikmati hidup, kita lupa dengan akhirnya. Maka dari itu, aku tidak pernah mau menikmati apa itu hidup dan apalagi jika mengetahui akhirnya. Aku terlalu sibuk jika untuk menikmati hidup, masih banyak hal yang...
