Bagian 15

388 15 0
                                    

Sekarang aku sudah berada ditempat paling nyaman dimana aku bisa melakukan segala hal yang aku ingin lakukan. Semua benda ruangan ini mungkin sudah menjadi saksi bisu selama aku hidup dan berkembang. Mulai dari aku balita, kemudian aku harus lebih ekstra berhati-hati dalam melakukan segala sesuatu, sampai akhirnya aku sudah menginjak dewasa dan mengenal segala hal.

Aku menjatuhkan seluruh tubuhku diatas kasur yang sengaja tersedia hanya satu orang saja. Karena ini adalah kamar ku, dan sekaligus kamar pribadi ku. Jadi percuma saja mempunyai kasur besar dan ruangan besar jika hanya aku sendiri yang menempati.

Pandanganku menatap langit-langit kamar dan pikiran ku terus berputar memikirkan hal yang sangat aku tidak ingin pikirkan. Semua hal tentang dia. Dia yang telah berani masuk ke dalam hidupku dan sudah berani merubah beberapa hal di dalamnya.

Sesekali aku tersenyum kecil saat mengingat semua perlakuan anehnya terhadap ku, sifatnya yang tidak bisa diam, mulutnya yang tidak bisa diam untuk tidak mengoceh, dan dan tingkah anehnya yang sesekali membuat ku ilfeel jika dekat-dekat dengannya. Apalagi saat mengingat pertama kali dia membuat ku tertawa keras saat dia tersungkur ke tanah karena tersandung batu.

Sudah banyak hal berbeda yang dia berikan dan masukan dalam kehidupan ku. Tapi dengan cepat aku menepisnya, mencoba untuk tidak terlalu jauh mengizinkan dia dekat dan terus membuat kehidupan ku berubah.

Tapi bagaimana? Ini terlalu sulit untuk dilakukan. Bahkan sekarang saja dia masih berada di rumahku dan sedang berbincang dengan ibuku saat aku hendak ke kamar meminta izin untuk membersihkan diri.

Dan sekarang penampilan ku sudah berubah, sebelumnya gaya casual yang selalu aku pakai jika ke kampus, sedangkan sekarang aku sudah memakai pakaian rumah yang amat sangat santai.

Aku memilih untuk ke bawah dan menghampiri ibuku dan juga Bagas. Entah sudah berapa lama mereka berbincang dan berapa banyak topik yang sudah mereka bahas selagi aku sedang di kamar. Namun pandanganku mengedar mencari ke sekeliling ruang tamu dan berbagai ruangan di rumah ini mencari keberadaan Bagas.

Dan langkah ku terhenti saat aku melihat pergerakan seseorang di dalam ruangan ternyaman ku. Ruangan tempat aku mencurahkan semua hobiku, dan menyimpan semua hasil karya lukis milikku yang sengaja aku simpan dibanding harus menjualnya kepada orang lain. Dan seketika itu juga mata ku membulat saat melihat dia tengah melihat semua yang ada di ruangan itu.

"kau sedang apa?"

Tanyaku dingin dan memecah keheningan Bagas yang tengah fokus melihat-lihat.

"ah, itu.. Maafkan aku karena tadi aku tidak sengaja melihat ruangan ini di saat aku sedang melihat-lihat isi rumahmu. Aku tidak bermaksud untuk mencuri, dan menguntit."

Aku sedikit menahan tawa saat kata terakhir yang dia ucapkan. Ah itu mengingatkan ku dengan kesan pertama ku padanya. Bagas, kau sungguh tidaklah sopan.

♡♡♡

SherlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang