32 Days After, day time;

639 86 4
                                    

[Bapa Rockwell]

Hari ini, Nyonya Douglas datang menemuiku secara pribadi bersama kakaknya, Nyonya Millia. Putri-putri mereka terlihat sudah lebih dulu keluar dari gereja bersama Tuan Millia, entah pulang lebih dulu atau bercengkerama dengan teman-teman jemaat yang lain. Kedua wanita itu tampil rapi dalam balutan gaun selutut yang modelnya tampak serasi tapi di sisi lain memancarkan aura kepribadian yang berbeda: Nyonya Millia yang lembut dengan warna krem dan Nyonya Douglas dengan warna hitam yang tegas.

Mereka maju ke depan ruang peribadatan sesaat setelah sesi berakhir, mencegahku yang sedang mencoba turun dari mimbar bersamaan dengan beberapa biarawati yang melangkah keluar. Ini pertama kalinya Nyonya Douglas memunculkan diri setelah terakhir ia datang bersama putrinya ke mari awal bulan lalu, sewaktu ia mengira bahwa Lara Douglas kerasukan setan, dan wanita itu lebih kurus dari yang terakhir kali aku ingat.

"Selamat siang, Bapa Rockwell." Nyonya Millia menyapa, menggantikan Nyonya Douglas yang berdiri gelisah di sebelahnya. "Kami--maksudku, saudariku ingin menanyakan sesuatu pada Anda."

Aku menebak ini berhubungan dengan Lara Douglas. Jadi, kupersilahkan mereka untuk duduk di salah satu bangku.

Nyonya Douglas langsung menceritakan apa yang terjadi setelah ia datang kemari tiga minggu lalu. Mulai dari sikap Lara yang berubah, bagaimana gadis itu tak ingin berbicara dengan ibunya sendiri hingga ia yang selalu diam-diam berhubungan dengan para muslim. Wanita itu berpikir bahwa kejadian yang menimpa suaminya sepuluh tahun lalu mungkin akan berulang dan ia sangat takut itu akan terjadi.

Namun, aku hanya menggeleng sebagai respons.

"Apa maksud Anda, Bapa?" Nyonya Douglas bertanya nanar.

Kuberikan wanita malang itu senyum tipis. "Anda tahu bahwa agama kita mengajarkan toleransi antarumat beragama. Kita juga harus menghargai pendapat masing-masing orang. Putri Anda ... dia masih berumur 15 tahun, yang merupakan masa pubertas--masa dimana seseorang sedang mencari jati diri.

"Lara Douglas sedang mengalami kebingungan kepercayaan. Saya tidak bisa berkata bahwa cara Anda adalah salah, tetapi saya juga tidak bisa memuji Anda. Karena menurut saya, cara Anda kurang bijak. Ketika seseorang haus akan kebutuhan rohaniah, alangkah lebih baik bila ia mengisinya. Di sini, Lara memilih kepercayaan Islam karena ia penasaran. Hal itulah yang membuat semakin Anda mencoba melarangnya, maka dia akan semakin melawan.

"Maksud saya, bukankah remaja memang seperti itu?"

Kedua ibu itu saling pandang, berkomunikasi dengan tatapan. Sementara itu, lintasan kenakalan remaja yang dulu pernah aku lakukan muncul. Masa-masa sewaktu aku penasaran dengan bagaimana rasanya mengambil uang dari dompet kedua orang tuaku tanpa bilang-bilang atau ketika aku menghamburkan sampah di halaman rumah tetanggaku sendiri.

"Mungkin ... ," aku melanjutkan, "bagaimana kalau mengajak Lara ke perkumpulan rohani?" Kusunggingkan senyum tipis. "Saya tahu tempat yang tepat." []

====================

Assalamu'alaikum ~

Saya mau menunjukkan rumah keluarga Millia yang terinspirasi dari salah satu manga yang saya baca. Kalian bisa membandingkan keduanya. Rasanya, saya sudah makin mahir membuat bangunan seperti ini. Apalagi, kali ini hanya berbekal dua gambar.

Terima kasih sudah membaca 100 Days Evidence 🙇

Terima kasih sudah membaca 100 Days Evidence 🙇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
100 Days EvidenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang