0.21

4.4K 635 92
                                    

Keringat mengucur deras melewati rahang tegas yang juga membuat rambut si wajah tampan itu tampak lepek. Wajahnya yang becek dan nafasnya yang terengah-engah tak mengurangi kadar ketampanan pria berdarah asing itu.

Ia kembali mengangkat beban diatasnya, sedang membentuk bisep nya agar terlihat lebih macho dan berisi.

"Istirahat dulu Mark." Guanlin melempar handuk kecil yang mendarat tepat di wajah Mark.

Pria Taipei bertubuh tinggi itu tidak sepertu Mark yang sedang membentuk otot tubuhnya, ia hanya duduk-duduk disekitar gym sembari menatapi bokong-bokong pemuda manis yang sedang berlari di sebuah alat.

Bokong seksi adalah sumber energi buat Guanlin.

Bahkan sesekali Guanlin bersiul sampai membuat beberapa uke nakal mengerling padanya. Mark hanya bisa bergidik melihat kelakuan temannya itu.

"Mana David ?" Mark mengubah posisi terlentangnya menjadi duduk sembari mengelap keringatnya.

Guanlin menunjuk kearah jendela dimana Daehwi sedang duduk sembari menatap keluar jendela dengan moccachino di tangannya dan telinga yang di sumpal earphone.

Mereka sering pergi ke tempat gym bertiga, tadinya Daehwi dan Mark yang berolahraga dan Guanlin hanya bermain-main saja. Tapi karena kondisi Daehwi yang sudah tidak diperbolehkan lagi melakukan aktivitas berat jadi dia hanya berdiam diri disana.

"Dia pasti kepikiran Samuel." Komentar Guanlin.

Mark menatap Daehwi iba. Daehwi memang sering mengeluh tentang apapun pada mereka berdua tapi tidak pernah Daehwi sediam ini sejak kemarin. Bahkan di kelas saja Daehwi banyak melamun.

Biasanya Daehwi akan berceloteh tentang bagaimana ia rindunya pada Samuel atau bagaimana saat ia kesal jika sedang bertengkar dengan Samuel. Diam nya Daehwi membuat Mark dan Guanlin tidak berani untuk bertanya lebih jauh.

Mark dan Guanlin saling memberi kode lewat tatapan untuk menghampiri Daehwi duluan atau membiarkan Daehwi bercerita dengan sendirinya seperti biasa. Posisi duduk Daehwi berubah membuat kedua pria itu tersentak. Daehwi beranjak dari tempatnya lalu menghampiri kedua sahabatnya.

"Udah selesai ?" Tanya Daehwi dengan nada yang datar.

"Eh.. umm.. ya, sebenernya belum sih. Lo mau pulang ? Biar Edward yang anter." Sahut Mark canggung. Ia tidak mengerti kenapa keadaannya jadi sekikuk ini.

"Iya kalo mau balik sama gue aja, bokong uke nya udah gak ada yang seksi buat diliat. Hehehe." Guanlin cengengesan sendiri untuk menghilangkan kegugupannya.

Tak ada respon selama beberapa detik dari Daehwi. Pemuda bersurai blondee itu sibuk menggigiti bibir bawahnya tanda sedang mencemaskan sesuatu.

"Apa ada kabar dari Samuel ?" Tanya Daehwi berpindah topik.

Mark dan Guanlin melempar pandang sebentar.

"Gak ada, dia masih gak bisa dihubungin." Jawab Mark.

"Kabar Justin ?"

Keduanya hampir tersedak jakun karena pertanyaan mendadak dari Daehwi. Seperti dua orang yang kepergok habis mencuri pakaian dalam tetangga.

Melihat reaksi kedua sahabatnya, Daehwi menyeringai tipis. Ia tau kedua sahabatnya itu tidak berniat jujur padanya.

"Justin.." Guanlin menggantungkan ucapannya, menatap Mark untuk meminta bantuan.

"Dia.." Ucapan Mark juga menggantung. Kedua pasang mata itu bergerak ke segala arah.

"Koma ?" Daehwi bersuara, membuat kedua sahabatnya itu terkejut.

Seharusnya mereka sudah menduga bahwa sebaik apapun mereka menyimpan rahasia pasti Daehwi akan mengetahuinya juga.

Si Kembar | DAEHWI X CHENLE [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang