0.44

3.5K 548 227
                                    

Suasana di ruang tamu kediaman Kang tampak hening dan menegangkan, tak ada satupun yang mengeluarkan suaranya di sana. Bahkan Ori yang merengek minta susu pun langsung dibekap lakban oleh Rooney karena melihat aura Daniel yang begitu panas dingin.

Masih berada di pelukan Seungwoo, rasanya Daehwi ingin duduk di sebelah Jinyoung dan menggenggam tangan pria itu untuk memberikan kekuatan saat tiba-tiba Daniel melontarkan ucapan tajam nanti. Tapi Seungwoo masih menahannya. Begitu pula Chenle yang terkejut akan kedatangan orang tuanya hanya terdiam dan duduk disamping Daehwi sembari menggenggam tangan sang kakak.

"Jadi.. bisa jelasin sesuatu sama saya, tuan Bae Jinyoung ?" Ucapnya sarkatik.

Menghela nafas pelan, Jinyoung pun menyunggingkan senyumannya sebelum menjawab.

"Saya sama Daehwi gak ada hubungan apa-apa." Jawabnya.

Kening Daniel mengernyit tak percaya, Chenle pun terkejut akan jawaban Jinyoung dan takut jawaban itu malah melukai hati Daehwi. Namun sepertinya Daehwi tak mempermasalahkan hal itu.

"Maksud kamu gak ada hubungan apa-apa ? Jelas-jelas kalian pelukan, tatap-tatapan bahkan saya liat kamu cium kepala anak saya di depan tadi. Jangan coba-coba membodohi saya ya !" Rahang Daniel mengeras merasa di permainkan.

"Untuk saat ini kami memang gak punya hubungan apapun selain teman dekat, saya tidak mau berpacaran dengan putra anda. Tapi saya berencana ingin langsung mempersunting putra tuan Kang kelak." Jelas Jinyoung masih dengan nada tenang.

Seungwoo tertegun mendengar jawaban berani dari Jinyoung. Ia tak menyangka, pria yang dulunya bekerja untuk keluarga mereka bisa dengan se berani itu menyatakan ingin menikahi anak sulung mereka.

"Mempersunting ? Memang punya apa kamu pake berani mau nikahin anak saya ?!" Daniel kembali bicara.

"Daddy ! Apa harta itu penting ? Kenapa daddy selalu nilai orang dari sisi materinya ?!" Protes Daehwi tak terima akan pertanyaan Daniel.

Lagi pula harta keluarga mereka sangat banyak, tak masalah jika Daehwi menikah dengan anak pembantu sekalipun. Toh pelan-pelan pasti Jinyoung akan bekerja setelah lulus nanti. Ia yakin Jinyoung adalah seorang yang bertanggung jawab.

"Dengar Daehwi, kekayaan daddy ini mungkin gak akan selalu bertahan. Gimana kalo suatu saat nanti daddy bangkrut dan jatuh miskin ? Daddy pengen anak-anak daddy gak ikut menderita. Seenggaknya kalian punya pendamping yang bisa menjamin kehidupan kalian." Jelas Daniel karena tak ingin sang anak salah paham akan maksudnya.

"Gak perlu mewah, cukup penghasilan tetap dengan pekerjaan yang menyakinkan itu udah cukup buat daddy." Lanjutnya.

Daehwi tertegun, ia paham maksud baik sang ayah. Tentu saja Daniel akan memikirkan juga masa depannya sekalipun Daehwi sudah menikah nanti. Tentu saja peran Daniel sebagai orang tua tak serta merta berhenti hanya karena Daehwi sudah memiliki pendamping. Ia menyesal sudah berprasangka buruk pada ayahnya sendiri.

"Maaf tuan Kang, untuk saat ini saya belum bisa memberikan apapun selain sebuah cafe kecil yang ada di persimpangan jalan xxx." Tutur Jinyoung.

"C-cafe ?" Daehwi terlonjak kaget.

Selama ini memang Jinyoung bekerja paruh waktu di sebuah cafe. Tapi, memiliki cafe sendiri ? Daehwi tidak tau akan hal itu.

Atensi Jinyoung teralih pada Daehwi yang nampak kebingungan.

"Cafe persimpangan itu kan tempat kamu kerja part time ?" Tanya Daehwi ragu.

"Iya Hwi, sebenernya cafe itu udah aku beli. Kamu gak liat nama cafenya ? Daeby Cafe."

Si Kembar | DAEHWI X CHENLE [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang