0.34

4K 594 113
                                    

Sudah beberapa hari ini Jisung kehilangan waktu istirahatnya, sore hari setelah pulang dari sekolah ia langsung pergi untuk latihan bersama trainee lain, belum lagi mama nya yang kembali masuk rumah sakit membuat Jisung harus membagi waktu lagi untuk menjaga mama nya bergantian dengan papa nya yang mengambil cuti kerja.

Kadang Jisung hanya tertidur beberapa jam saja sembari menunggui mama nya. Tidur dengan posisi tak nyaman di sofa, kadang dengan posisi duduk di dekat ranjang sang mama sembari mengusapi tangan mama nya jika mama nya meringis kesakitan.

Pola makan Jisung juga tidak teratur, beruntung ia masih sempat mengisi perutnya di pagi hari sebelum berangkat sekolah. Tapi makan siang dan makan malam selalu ia lewatkan.

Hari ini latihan selesai dengan cepat, Jisung bisa bergegas untuk ke rumah sakit setelah mendapatkan telpon kalau papa nya sudah pergi ke kantor karena ada meeting dengan klien penting. Jisung merasa lega saat Haechan menelpon sedang menjaga mama nya untuk menggantikan papa Jisung. Setidaknya Jisung bisa makan siang terlebih dulu kali ini karena ia belum sempat sarapan.

"Jisung, mau ke kantin ?" Seorang gadis seumuran Jisung menghampiri pria itu.

"Iya, mau makan siang sebelum ke rumah sakit." Jawab Jisung sembari melanjutkan langkahnya. Gadis itu mengekor.

"Mama kamu masih belum ada perkembangan ?"

Jisung mengangguk.

"Boleh gak aku ikut kamu ke rumah sakit ? Aku mau jenguk mama kamu juga."

"Eum ? Iya boleh.. ah bentar ya Lami, ada telpon." Jisung sedikit menjauh dari gadis bernama Lami itu untuk menjawab panggilan dari Haechan.

Beberapa detik kemudian Lami melihat Jisung berlari keluar gedung agensi setelah menutup telpon nya dengan wajah panik.

Melihat Jisung berlari, Lami langsung mengejarnya dengan cemas. Ia berteriak memanggil nama Jisung, untunglah pria itu berhenti di luar pintu masuk dan menunggunya.

"Kenapa Jisung ? Ada apa ?" Tanya Lami melihat nafas Jisung berderu dan matanya memerah.

"Mama gue.. mama gue Lami.. mama.."

Lami langsung membawa Jisung kedalam pelukannya untuk menenangkan Jisung. Ia bisa menebak pasti terjadi suatu hal yang buruk pada mama Jisung.

"Ssttt tenang Jisung, kamu harus tenang dulu. Kamu gak boleh bawa motor dalam keadaan kayak gini." Lami mengusap punggung Jisung lembut.

Jisung membalas pelukan Lami, ia sedang sangat membutuhkan seseorang yang bisa menenangkannya saat ini. Ia terlalu terkejut ketika Haechan bilang mama nya mengalami kejang-kejang hebat dan kembali masuk ke ruang ICU setelah kehilangan detak jantungnya selama beberapa detik.

"Sekarang mendingan aku anter kamu aja ke rumah sakit, okay ? Aku takut kamu kecelakaan kalo bawa motor dalam keadaan panik kayak gini." Ucap Lami setelah melepaskan pelukannya.

Pria itu mengangguk karena apa yang di ucapkan Lami memang benar. Ia tak akan fokus berkendara jika sedang kacau seperti ini. Ia pun mengikuti Lami yang menggandengnya menuju mobilnya yang terparkir.

Sesampainya di rumah sakit, Jisung langsung menuju ruang ICU dan hanya menemukan Haechan disana dengan kepala menunduk. Jisung tidak menghampiri Haechan, melainkan menuju pintu kaca yang menghubungkan antara ruang tunggu dan ruang ICU. Melihat mama nya yang terbaring lemah dengan beberapa alat medis yang menempel ditubuhnya.

Tubuh Jisung lemas melihat kondisi mama nya yang semakin memburuk, papa Jisung sudah meminta dokter untuk melakukan apapun demi kesembuhan mamanya. Bahkan mama nya sudah dibawa ke luar negeri untuk mendapatkan perawatan intensif. Kondisinya sempat membaik, namun setelah dibawa kembali ke Korea kankernya kembali menjalar.

Si Kembar | DAEHWI X CHENLE [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang