0.40

3.8K 545 87
                                    

Denting suara sendok dan piring yang beradu mendominasi salah satu dari sekian banyak ruangan mewah milik keluarga Kang. Meja berukuran sedang dengan empat orang yang mengelilinginya tampak khidmat dan fokus pada makanan dari piring masing-masing. Orang-orang tampak tenang, namun tidak dengan Daehwi.

Makanan yang masuk kedalam mulutnya seolah hanya menjadi alasan agar tidak ada yang menanyai apa yang sedang terjadi padanya. Namun Daehwi benar-benar sedang tidak bernapsu untuk menghabiskan makan malam dengan lauk favorite buatan ibunya.

Mungkin Chenle satu-satunya orang disana yang menyadari kegelisahan Daehwi. Kembarannya itu bersikap aneh sejak kemarin, sejak ia mengatakan bahwa salah satu sahabatnya sulit dihubungi dan tidak pernah masuk sekolah selama dua hari kemarin. Chenle tau betapa khawatirnya Daehwi mengingat bagaimana eratnya persahabatan mereka.

"Daehwi, ada yang mau mom sama dad sampein ke kamu." Pembicaraan dibuka ketika seluruh anggota keluarga selesai dengan makanan mereka.

"Ya ?" Daehwi bagai kehilangan fokus. Ia ingin segera pergi ke kamarnya untuk mencari ponsel dan mencari kabar Mark lagi namun Seungwoo malah menahannya.

"Ini mungkin terlalu cepet buat kamu tau, tapi mom berencana buat jodohin kamu sama anak dari temen mom, Lee Taeyong." Ucap Seungwoo to the point.

Tentu saja tak ada reaksi kaget yang di keluarkan oleh Daehwi, malah Chenle yang menegang mendengar pernyataan itu. Ia melirik kembarannya khawatir, namun Daehwi tak menunjukan respon apapun.

"Mom yakin kamu juga tau siapa itu Lee Taeyong."

"Ya mom, dia orang tua Mark. Daehwi tau." Daehwi menjawab pelan.

Seungwoo tersenyum puas meskipun bingung karena putra sulung nya tampak tidak terkejut. "Baguslah, mom yakin kalian akan cocok. Mengingat persahabatan kalian udah terjalin lama. Dan mom juga yakin Mark bisa jagain kamu dengan baik."

Daehwi tak menjawab, kepalanya sedikit pening tidak bisa dipaksakan untuk berpikir ucapan apa yang harus di lontarkan untuk membalas kalimat ibunya.

"Mom.. um, apa ini gak berlebihan ?" Chenle mencoba mewakili keterdiaman kembarannya. "Maksud Chenle, Daehwi pasti bisa milih pasangannya sendiri dan gak harus dengan di jodohin kayak gini."

"Ini udah kesepakatan antara mom sama Taeyong, sayang." Seungwoo mengulas senyuman untuk anak bungsunya.

"Mom harap kamu bisa mulai anggep Mark lebih dari seorang sahabat. Setelah kamu lulus, kita bakalan obrolin ini lebih lanjut." Tutup Seungwoo.

Chenle menatap mom dan kakaknya tak bergantian dengan ekspresi syok. Kemudian ia menoleh pada daddy nya yang juga hanya terdiam. Sepertinya sang ayah pun tak bisa membantu apapun untuk hal ini.

Suara kursi bergeres mengalihkan atensinya. Daehwi beranjak dari tempat duduknya dan membawa piring bekas makan nya ke dapur.

"Daehwi ke kamar duluan." Pamitnya. Tanpa menunggu persetujuan dari siapapun ia bergegas pergi ke kamarnya. Diikuti oleh Chenle yang segera menyusulnya.

Di kamar, Daehwi langsung memeriksa ponselnya. Tidak ada tanda-tanda Mark membalas pesannya atau menghubunginya balik. Daehwi mendesah kasar, melemparkan ponselnya ke meja belajarnya hingga menimbulkan bunyi yang cukup keras dan membuat layar nya retak.

Chenle bergidik melihat emosi Daehwi. Namun mau tak mau ia harus berbicara dengan Daehwi untuk permasalahan ini. Kakaknya itu pasti sedang butuh seseorang yang bisa diajak bicara.

"Hwi, lo udah tau tentang perjodohan ini ?" Tanya Chenle.

Pemuda yang sedang menelungkupkan wajahnya di kedua lipatan tangannya itu kembali mendengus.

Si Kembar | DAEHWI X CHENLE [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang