0.38

3.9K 552 160
                                    

"David lo dengerin gue ngomong gak sih !" Kesal Guanlin.

Sedari tadi dia mengoceh panjang lebar tapi sepertinya Daehwi tidak fokus pada obrolan mereka. Ia hanya berdeham sembari menatap ke luar jendela kelas.

"Apa ? Hehe, sorry tadi minum sankua bukan akua jadi gak fokus." Daehwi cengengesan tanpa dosa.

Guanlin mendengus. "Gini loh, misalnya nih.. ada orang suka sama orang lain tapi yang disuka itu sukanya sama orang lain. Nah orang yang disuka sama orang itu ternyata suka juga sama orang itu. Ngerti ga ?"

"Lo cerita apa sih, orang suka orang suka semua kalimatnya." Cebik Daehwi pusing.

"Aish, maksud gue gini. Ini bukan tentang gue tapi temen gue. Dia suka sama submissive, tapi submissive nya suka sama orang lain. Menurut lo temen gue harus maju atau nyerah ?"

Daehwi mengangguk-anggukkan kepalanya mulai paham.

"Tapi kan selama ini lo gencar deketin Jihoon walaupun tau dia udah punya pacar. Kenapa harus nanya lagi ?"

"Kok Jihoon sih ? INI TEMEN GUE IH BUKAN GUE !" Seru Guanlin heboh.

Daehwi terkikik geli, Guanlin memang tidak pandai berbohong jika menyangkut hubungan asmara seperti ini.

"Temen lo yang mana sih ? Anak geng motor ? Bisa galau juga mereka ?" Ledek Daehwi, karena setaunya teman Guanlin hanya dirinya, Mark dan beberapa anak geng motor dimana Guanlin sering balapan liar.

"Tau ah ! Nyesel gue cerita sama lo." Kesal Guanlin, ia menarik minuman hangat milik Daehwi dan menyedotnya hingga habis.

Percuma saja ia bercerita kepada Daehwi, toh Guanlin tak akan bisa blak-blakan karena orang yang dimaksud adalah adik dari sahabatnya itu sendiri.

Berkat Chenle, Guanlin jadi melupakan rutinitas pagi nya untuk menemui Jihoon selama tiga hari ini.

"Tapi si Mark kok belom dateng ya ?" Guanlin melirik jam tangannya yang menunjukkan bahwa bel masuk akan segera berdering.

Omong-omong soal Mark, ia jadi ingat percakapan mereka semalam. Mengenai perjodohan mereka, yang membuat Daehwi syok berat adalah karena Mark yang sudah merencanakan hal itu sendiri.

Tapi kemana Mark sekarang ? Apa ia tidak mau bertemu dengan Daehwi karena pembicaraan mereka semalam ?

Flashback

"... Lo yang minta perjodohan itu Mark ?"

Dengan anggukan ringan Mark memasang wajah tanpa dosa. Tentu saja membuat kepala Daehwi pening dan jantungnya bagaikan dihantam oleh benda keras.

Selama ini Mark memang memperlakukannya dengan sangat baik, tapi tak sedikitpun ia melihat tanda-tanda kalau Mark menyukainya melebihi seorang sahabat.

Entah ia yang tidak peka atau Mark yang pandai memainkan perannya. Daehwi merasa semakin bingung sekarang. Bagaimana jika hal ini malah mempertaruhkan persahabatan mereka ?

"Sejak kapan ?" Daehwi bertanya lirih. "Sejak kapan lo suka sama gue ?" Ia memberanikan diri menatap Mark tepat di depan matanya.

"Jauh sebelum lo kenal dan jadian sama Samuel."

Satu kenyataan lagi yang membuat hati Daehwi merasa tertampar.

Sudah selama itu Mark memendam perasaannya ? Tapi bukankah dulu Mark adalah orang nomor satu yang mendukung hubungannya dengan Samuel ?

"Gue gak bisa mencegah kebahagiaan lo yang waktu itu amat sangat mencintai Samuel, jadi gue relain hubungan kalian. Karena gue tau, ada saat dimana gue akan mulai bergerak maju." Mark mengambil jeda, mata elangnya menatap jalanan yang tertutupi salju.

Si Kembar | DAEHWI X CHENLE [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang