0.39

3.9K 582 79
                                    

WARN !
PANLE AREA

YANG TAKUT OLENG, BACA AJALAH WKWKWKWK..

.
.
.
.

Suasana kamar si kembar yang biasanya bising oleh pertengkaran kecil maupun lagu yang di putar oleh Daehwi kini mendadak hening. Kedua bersaudara yang berbeda umur beberapa menit saja itu tengah sibuk masing-masing. Terkadang gumaman dan cebikkan keluar dari mulut si sulung yang sibuk dengan ponselnya. Sementara si bungsu yang dengan belajar--sebagai alasan hanya memutar-mutar pulpen ditangannya. Pikirannya melayang entah kemana.

"Aish !" Keduanya mengumpat bersamaan kemudian saling menoleh bingung.

Kening Daehwi mengkerut melihat wajah frustasi adiknya. Chenle menghela nafasnya pelan kemudian kembali memfokuskan dirinya pada buku pelajaran di hadapannya.

Namun pergerakan matanya malah beralih pada selembar foto yang terbingkai di meja belajar Daehwi. Potret kakaknya bersama kedua sahabatnya. Tentu saja Chenle hanya tertarik kepada pria yang lebih menjulang diantara dua orang lainnya. Pria yang berhasil memporak porandakan fokus belajarnya.

Kalimat sederhana Guanlin sore tadi terus terngiang ditelinganya. Tidak bisa menanggapi ucapan Guanlin, Chenle malah tertawa aneh dan mengatakan agar Guanlin berhenti bercanda.

Namun kalimat selanjutnya yang keluar dari si pria Taipei membuatnya semakin bungkam.

"Jangan senyum ke gue, jangan ketawa kayak gitu di depan gue, jangan perhatian sama gue dan.. jangan bersikap baik sama gue. Karena jantung gue makin gak karuan kalo lo ngelakuin semua itu."

Lagi, Chenle menghela nafasnya pelan. Menangkupkan wajahnya keatas meja kemudian kembali tegak. Menepuk-nepuk pipinya agar tersadar dan tidak terus terusan memikirkan Guanlin.

Duagh

"Aduh ! Apa sih lo, rusuh banget !" Kesal Chenle karena Daehwi melemparnya dengan bantal dan mengenai kepala belakangnya.

"Lo kenapa sih, frustasi banget keliatannya." Mengabaikan protesan Chenle, Daehwi malah lebih tertarik untuk mengulik kegalauan adiknya itu.

Jika hanya karena Jisung, Chenle tidak akan segan lagi blak-blakan padanya. Tapi seingatnya Chenle dan Jisung sudah berbaikan.

Chenle sendiri bimbang, haruskah ia menceritakan tentang Guanlin pada Daehwi ? Tapi bagaimana jika Daehwi malah mentertawakannya ?

"Hwi.. kalo misalnya ada orang yang baru kita kenal terus dia kayak yang suka gitu sama kita. Menurut lo gimana ?" Tanya Chenle pada akhirnya.

"Ya wajah aja sih, lo tau kan kalimat 'cinta pada pandangan pertama' mungkin itu berlaku buat orang itu." Tanggap Daehwi.

Chenle mengulum bibir bawahnya. "Tapi ini bukan pertemuan pertama mereka. Maksud gue, mereka sering ketemu tapi baru-baru ini deket karena suatu hal."

"Cinta emang suka dateng tanpa di duga." Sahut Daehwi lagi. "Bentar.. bentar.."

Si kembarannya itu beranjak menuju balkon dengan ponsel ditelinganya. Chenle memperhatikan gerak-gerik kembarannya itu, Daehwi berdecak mengotak-atik ponselnya kemudian menempelkan lagi ke telinganya. Seperti sedang berusaha menghubungi seseorang.

"Lo lagi coba nelpon Jinyoung hyung ?" Tebak Chenle. Sebab sejak Jinyoung memutuskan berhenti bekerja dirumahnya mulai hari ini, Daehwi tampak seperti galau sekali.

"Bukan, gue lagi coba hubungin Mark. Dia gak ada kabar dari tadi pagi." Jawabnya dengan nada khawatir.

Ya, walaupun Daehwi terkejut dengan perjodohan yang di rencanakan Mark tetap saja ia tak bisa mengabaikan sahabat terbaiknya begitu saja.

Si Kembar | DAEHWI X CHENLE [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang