0.42

4K 553 120
                                    

Special MarkChan

Seminggu sebelum perjodohan

Mark meringis merasakan sakit di seluruh wajah dan perut nya. Ayahnya benar-benar tak main-main ketika mengatakan akan menghajar dirinya karena malah membatalkan perjodohan yang dimintanya sendiri. Jaehyun benar-benar kalap ketika memukulinya bahkan jeritan Taeyong pun tak di gubrisnya. Hingga puncaknya Jaehyun mengusirnya dari rumah.

Sekarang Mark bingung harus kemana, ia tak membawa ponsel, hanya beralaskan sandal rumahan dan membawa uang tabungan yang ia miliki. Sepertinya ia akan menyewa hotel untuk dua malam, karena uang yang dimilikinya tak begitu banyak.

Kini Mark sudah berada di dekat hotel yang tak jauh dari rumahnya, namun tiba-tiba ia merasa pening dan pandangannya menjadi buyar. Tubuhnya menggigil, mengeluarkan keringat dingin dan tiba-tiba merasa lemas.

"Ya ampun !"

Mark merasakan ada seseorang yang menahan tubuhnya yang sudah limbung. Matanya terpejam karena pening yang melanda semakin terasa membuatnya berputar-putra.

"Mark ? Mark !" Orang itu menepuk-nepuk pipi Mark pelan.

Haechan.. suara itu, Mark tau itu suara Haechan. Tapi Mark benar tak sanggup membuka matanya untuk saat ini.

"Tahan sebentar, gue cari taksi dulu." Gumam Haechan dengan nada panik.

Ia mengeluarkan ponselnya susah payah dan membiarkan kepala Mark bersandar di pundaknya--posisi mereka berdua terduduk di trotoar. Haechan mencoba mencari taksi online karena tak mudah mencari taksi yang melintas di sekitar sini.
"I-iya baik, tolong datang segera ya pak." Haechan berhasil mendapatkan taksi dan kembali beralih memperhatikan Mark.

Pria berdarah Kanada itu tengah mencari kehangatan di ceruk leher Haechan yang sebenarnya juga merasa dingin karena cuaca malam itu tak begitu bagus. Haechan bertanya-tanya, kenapa Mark ada disini malam-malam padahal kondisi tubuhnya tidak baik dan juga kenapa wajahnya babak belur.

Apa Mark memiliki musuh dan baru saja berkelahi ? Atau ia habis dikeroyok preman sekitar sini ?

"Panas.." Gumam Haechan, tangan belakangnya yang berada di tengkuk Mark--menahan agar kepala Mark tidak terjungkal kebelakang, merasakan suhu tubuh Mark benar-benar tidak baik.

Tak lama kemudian taksi yang di pesan Haechan pun datang, ia dibantu supir taksi membawa Mark masuk kedalam mobil dengan kepala Mark yang ia baringkan diatas paha nya.

"Ke rumah sakit terdekat ya pak." Ucap Haechan pada pak supir.

"Rumah.." Mark bersuara lemah dan serak.

"Eh ? Lo mau pulang ? Rumah lo dimana biar gue anter."

"R-rumah lo."

Haechan membeku, sepertinya ia menyadari apa yang sedang terjadi. Mark mungkin sedang ada masalah di rumah sehingga pria ini kabur dan berniat tidur di hotel. Setelah berpikir sejenak sembari memperhatikan Mark yang mulai tenang karena tertidur di pangkuannya ia pun akhirnya menyebutkan alamat apartemennya kepada pak supir.

Tangannya tak henti mengusap surai Mark yang terasa lepek karena keringat, sesekali Mark meringis dalam tidurnya dan bergumam yang tak Haechan mengerti.

Sesampainya di apartemen, Haechan meminta bantuan pak supir taksi untuk membawa Mark ke flat miliknya yang ada di lantai 4.

"Terimakasih ahjussi." Haechan memberikan ongkos taksi dan tip setelah Mark di baringkan di kamarnya.

Ia kembali ke kamar dengan kompresan dan kotak P3K untuk mengobati wajah Mark.

"Lo itu kenapa sebenernya ?" Gumam Haechan sembari meletakkan handuk kecil di kening Mark dan membersihkan wajah tampan itu sebelum ia olesi salep luka.

Si Kembar | DAEHWI X CHENLE [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang