[END] Daehwi & Chenle itu kembar tak identik.
Yang satu berwajah Korea yang satunya Chinese.
Begitupula ada cerita dibalik nama mereka yang jauh berbeda tidak seperti anak kembar pada umumnya.
Tak hanya berbeda wajah & nama, Daehwi & Chenle juga mem...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Si bungsu keluarga Kang tercengang melihat apa yang ada di depan matanya sekarang. Mulutnya tak henti menganga seperti ada baut yang sudah copot. Beberapa detik yang lalu, sosok laki-laki berinisial Jisung datang ke kelasnya yang sudah kosong karena semua penghuninya melarikan diri ke kantin--kecuali Chenle tentunya. Bahkan belum sempat ia mengangkat bokongnya untuk berdiri, si rambut biru sudah ada di depan matanya dengan kruk di ketiaknya juga senyuman bodohnya.
Dan gambar diatas adalah jatah makan siang Chenle yang di buatkan spesial oleh Jisung.
"Dari sekian banyak bentuk di dunia ini, kenapa harus bebek ?" Chenle menatap bekal dan Jisung bergantian. "Lo ngeledek gue mirip bebek ya ?!"
"Hehehe.. iya gege mirip bebek. Lucu, bawel lagi." Sahut Jisung cengengesan.
"Ini sengaja gue bikin porsi kecil tapi tetep bisa lo makan. Kan pencernaan lo belum terbiasa nerima nasi atau apapun selain roti sama buah-buahan. Nah jadi telur gulung sama nasi nya anggep aja sebagai lauk tomat sama seladah."
Chenle menghela nafasnya pelan. Ada-ada saja tingkah Jisung ini yang membuatnya jengkel. Tapi entah kenapa sekarang Chenle sudah tidak terlalu banyak menolak kehadiran Jisung atau apapun yang Jisung berikan dan lakukan padanya. Sikap-sikap Jisung mulai membuat Chenle terbiasa akan kehadiran bocah itu disekitarnya. Dan Chenle sudah tidak lagi merasa terganggu.
"Makan dong gege~" Jisung merajuk karena Chenle hanya menatapi makanan buatannya. Bibirnya mengerucut maju.
Si rambut ungu menatapnya jijik. Menggerakan mulutnya seperti orang sedang muntah melihat Jisung bertingkah sok imut seperti itu.
Ia pun mulai memegang sumpit membuat Jisung tersenyum lebar kemudian mengambil duduk dihadapan Chenle agar bisa puas memandangi wajah manis si kakak kelas.
"Lo ngapain sih jauh-jauh ke gedung SMA cuma buat ngasih gue makan siang. Mana lagi pincang begitu." Chenle mulai memasukkan tomat kedalam mulut dengan sedikit nasi. Masih mencoba mengecap rasa dari makanan yang berasal dari beras itu.
"Ciee gege khawatir ya sama gue ? Takut gue kenapa-kenapa dijalan terus kaki gue gak sembuh-sembuh. Iya kaann ?? Duh romantisnya." Alih-alih menjawab, Jisung malah menyahuti dengan kalimat penuh percaya diri.
Sebenarnya mood makan Chenle rusak gara-gara mulut Jisung. Tapi mau bagaimana lagi, perutnya kelaparan. Tadi pagi ia sarapan dengan sangat tidak tenang karena suasana di meja makan tak sehangat biasanya. Daniel dan Seungwoo mendadak menjadi begitu pendiam ketika melihat hanya anak bungsunya saja yang ikut bergabung di meja makan. Sementara si sulung tetap tidak mau keluar kamar dan belum mau ditemui siapapun lagi.
Jujur saja Chenle merasa khawatir meninggalkan Daehwi dirumah. Daddy nya harus bekerja, mommy nya juga ada urusan yang tidak bisa ditunda, Jinyoung kuliah dan sedang ujian jadi tidak bisa membolos sementara Lee ahjumma baru akan datang kerumah nanti sore. Hanya ada Daehwi sendirian dirumah. Mengingat saat Chenle menemukan Daehwi sedang menggenggam sebuah cutter tadi malam membuatnya memikirkan hal-hal negatif yang mungkin akan Daehwi lakukan karena tak ada siapapun yang mengawasinya.