- Pulang bareng

160 14 4
                                    

" Aku tidak membutuhkan peta, hatiku menuntunku menggapaimu "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


" Aku tidak membutuhkan peta, hatiku menuntunku menggapaimu "

•••

Petrikor menyengat indra penciuman anna. Seperti biasanya menjelang sore bandung sering kali di guyur hujan. Sudah seperti jailangkung saja datang tak di jemput pulang minta ongkos. Itumah rian.

Berhubung hujan sudah mereda gadis itu keluar dari kelasnya. Menunggu mobil jemputannya tiba. Namun sudah tiga puluh menit sang kaka tak kunjung datang. Anna mulai curiga jangan jangan ia dekerjai lagi oleh kakanya?

Tin.....tinnnnn....

Suara klakson dari motor sport berwana hitam itu mebuyarkan lamunannya. anna mengernyitkan keningnya gadis itu nampak bingung siapa pria yang berhenti di hadapnya itu dengan wajah yang tertutup helm fullfacenya.

Laki laki itu membuka kaca helmnya"Mau bareng?"tawar kafka.

Anna menggeleng tanda menolak"Eh gak usah deh kaf ngerepotin"

"Gak papa ayo. Rumah lo dimana?"

"Di perumahan cempaka hijau"

"Kita satu arah gue juga tinggal di situ"

Anna seperti sedang berpikir.

"Gak usah banyak mikir gue gak akan culik lo"sambung kaka sambil terkekeh.

"Maksud gue bukannya gitu. Em kita kan baru kenal, masa udah pulang bareng"balasnya dengan suara halus.

Kaka tertawa dengan jawaban anna"Haha lo itu aneh banget sih! Pas di rumah sakit lo sama gue gak kenal sama sekali lo nyuruh gue gendong lo. Terus sekarang kita udah kenal gue ajak bareng alesannya baru kenal"jelasnya.

Anna sudah sangat malu mau bagaimana lagi omongan kafka itu memang benar adanya. Dari mulai detik ini ia harus menghilangkan sifat tak tau malunya itu, agar tidak berdampak di lain hari seperti hari ini."Eh iya ya hehe. Yaudah kalau gitu kapan lagi gue naik motornya si boy"katanya. Sambil menepuk keningnya pelan dan tertawa kikuk.

"Lo itu lucu banget sih"puji kafka.

Yang di puji tersipu malu. "Masasih, lo orang pertama yang bilang gue lucu"ucapnya memberitahu. Gadis itu langsung naik di motor kafka sebari mencari posisi ternyaman untuk duduknya.

"Oh ya?"kafka nampak kaget"Emang yang lain bilangnya apa?"sambungnya.

"bolot, mesum, pendek, cucurut, kecebong, semut, pesek dan masih banyak lagi deh pokonya"

"Julukanlo ternyata banyak juga ya"kafka memberikan senyuman bangga.

"Julukan dari mana. Itu hinaan kafka!"papar anna membenarkan.

"Sayang padahal lo cantik"kata kafka pelan.

Untung saja gadis yang ada di boncengnya tidak mendengar"Hah apa?"

One Girl Two BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang