- Berubah

115 10 0
                                    

Karna kejadian semalam anna menjadi sedikit berbeda kepada avsent.

Biasanya gadis itu akan selalu mengganggu dan merecok, kali ini beda anna lebih memilih diam tak berkutik.

Ia tidak marah, namun rasa kecewa ada. Avsent begitu egois, laki-laki itu benar-bebar licik. Ia tak ingin melepaskan vely namun dia menyuruh anna menjauhi kafka.

"Sialan!!"umpat anna. Kata kata avsent semalam terus berputar di benak anna.

"Kenapa?"sanggah deta.

"Lo tau gak semalam gue kenapa?"tanya anna.

"Gak"

Anna berdecak sebal."Ternyata lo nyebelin yah!"

"Pertanyaan lo itu kaya soal matematika tau! Rumit"

"Ih deta....."Anna malah merengek.

"Kenapa apa kunaon sih!"

"Avsent nyuruh gue jauhin kafka"

"Terus"

"Ya. Gue nolak lah. Dia juga gak putusin vely"

"Kenapa tuh si singa hutan pake nyuruh lo jauhin kafka segala?"

"Kafka nembak gue"cicit anna pelan.

Deta langsung heboh sendiri"What? Apa? Kumaha? Ulangi? Kafka nembak lo? Demi apa? Demi kai sama jennie berpacaran gue lebih gak percaya sama yang lo omongin barusan."

Anna menutup wajahnya dengan kedua tangan, merasa malu jadi pusat perhatian karna kehebohan deta.

"Anna sayang kamu gak lagi mimpikan? Ayo bangun nak ini sudah siang"deta malah berbicara tak jelas.

Murid murid yang kemungkinan adalah fans nya kafka. Berbisik bisik tak jelas.

Tatapan mereka semua sangat horor. Lebih horor dari pocong film dreadout.

Karna merasa jadi pusat perhatian. Anna pergi meninggalkan kantin sambil menundukan kepalanya.

Apa yang harus ia perbuat ia benar benar malu saat ini.

Ia terus berjalan dengan kecepatan di atas rata-rata. Kepalanya menunduk tangannya di jadikan penghalang hajahnya.

Sampai tak di sadari ia menabrak sesuatu.

"Sory"ucapnya. Enggan memperlihatkan wajah.

Kafka yang merasa aneh dengan tingkah anna menyingkirkan tangan yang menutupi wajah anna.

"Lo kenapa?"tanya kafka.

Merasa familiar dengan suaranya, anna mendonggak dan benar saja laki-laki yang ada di hadapannya ini adalah kafka.

"Kafka"

"Anna jelasin dulu kenapa kafka bisa nembak lo"teriak deta sambil berlari menyusul anna.

Ia tak menyadari bahwa kafka ada di sana.

Deta jadi cinguk sendiri saat melihat anna bersama kafka."Eh kafka.."katanya sambil menahan malu. Wajahnya sudah memerah.

"Hai det"sapa kafka.

"Eh. Gue ganggu yah? Yaudah gue mau nemuin dulu pacar gue yah bay"cengir deta dan berlari pergi.

"Eh e eh det lo mau kemana?"teriak anna.

"Ngapainlo!"galak anna mendelik ke arah kafka.

"Lo yang ngapain"

"Gak lagi ngapa ngapain"

"Terus kenapa lo jalan kaya gitu? Kaya maling jemuran yang ke tangkep ibu ibu arisan aja lo!"ledek kafka.

"Apaan sih gak lucu tau"

One Girl Two BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang