" Satu hal yang tidak bisa aku lakukan adalah membuatmu datang kepadaku"
•••
Mau tidak mau suka tidak suka kafka tidak bisa lagi protes bahkan sekedar menawarpun asep membatahnya dengan cepat. Jika saja pria hitam manis itu tidak sedang sakit kafka sudah membungkusnya dan membuangnya ke muara citarum.
Pemilik motor sport hitam itu meninggalkan kawasan rumah sakit dengan membonceng gadis yang pernah menyukainya atau mungkin saja masih menyukainya di belakangnya.
Seperti orang yang pertama kenal keduanya merasa canggung dan memilih bungkam di posisinya masing masing. Gadis yang di boncengnya itu sesekali melirik lewat kaca spion motor saat kafka merespon lirikannya lewat kaca spion motor juga degan lengkuk bibir terangkat ke atas membentuk senyum vely langsung membuang wajah dan melihat ke kanan ke kiri secara gelisah. Dan berpura pura tidak terjadi apa apa di keduanya.
Senyum kafka semakin melebar ia terkekeh geli melihat sahabat kecilnya itu bertingkah malu malu kepadanya "Kenapa?"akhirnya sekian lama bungkam laki laki itu bersuara.
Satu kata namun dapat membuat vely bahagia"Engga"jawabnya malu malu.
"Kita udah lama kenal tapi kaya yang baru kenal. Rasanya canggung banget"tutur kafka.
"Iya sama aku juga ngerasa kaya gitu"balas vely kali sikap malu malunya mulai berkurang.
"Ko samaansih? Apa jangan jangan kita-"ucapan kafka terpotong oleh suara vely.
"Kita sahabat"potongnya cepat.
"Aku juga tadi mau bilang kaya gitu"
"Dan aku yang pertama bersuara"
"Tanpa aku kamu gak akan bilang gitu"
"Apaan sih kafka"vely memukul pundak kafka. Yang di pukul malah terkekeh geli.
Setelah beberapa menit di perjalan akhirnya mereka sampai di tempat tujuan. Rumah mewah dua lantai bernuansa dengan cat tembok berwarna putih dan di kelilingi dengan bunga bunga yang indah. Di dalam vot yang di simpan di teras rumah begitupun dengan yang di tanam di dalam tanah.
Rumah itu masih sama seperti satu tahun kebelakang di saat vely masih suka bermain disana. Disaat semuanya baik baik saja tidak merasa canggung dan sangat dekat layaknya adik kaka yang saling menyayangi dan status itu yang membuat vely pergi. perasaanya dengan kafka bertolak belakang disaat vely menginginkan lebih dan kafka kekeh dengan kemauanya. Hanya sebatas sahabat.
Vely turun dari motor kafka menunggu laki laki itu memarkirkan motor kesayangannya itu. Sesudah itu vely mengikuti kafka dari belakang aroma pertama yang vely cium adalah aroma lemon. Aroma rumah ini masih sama seperti dulu setiap ruangannya pasti berbau lemon tanpa sadar gadis itu tersenyum karna tidak ada perubahan sedikitpun namun sesuatu yang mengganjal datang di hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Girl Two Boy
Fanfiction[Follow dulu baru baca] Jika tiba tiba kamu di tembak sahabat perempuanmu, Apa yang akan kamu lakukan? Menolaknya secara halus atau menerimanya dengan tulus? Annaleeca Delyla Gadis bar-bar bermulut mercon berhati buas sering nyinyir yang akan melak...