" Matamu, hidungmu, bibirmu, mengapa tetap terlihat mempesona meski berulang kali aku menatapnya"•••
Pagi hari di hari minggu seperti biasanya laki-laki itu melakukan aktivitas fisik. Meluangkan waktu dua jam untuk lari pagi. Karna udara pagi sangat baik untuk kesehetan angin di pagi hari masih murni jernih dan tidak tercampur polusi udara.
Kafka beristirahat di taman komplek, laki-laki itu duduk sambil meluruskan kakinya tangannya membawa sebotol air mineral yang sempat ia beli tadi sesudah selesai lari.
Tangannya membuka tutup segel kemasan air mineral yang di pegangnya. Meneguknya hingga tersisa setengah. Ia menyimpan kembali kemasan mineral itu di sampingnya merebakan tubuhnya di atas rerumputan hijau, memejamkan matanya membiarkan sinar matahari menyorot langsung ke wajahnya.
Nyaman dengan posisinya saat ini. Sinar matahari tidak sepanas yang orang lain katakan. Perlahan lahan sinar itu semakin meredup, ia mengernyitkan keningnya bingung. Apa mungkin di atas sana sudah mendung atau jangan jangan sebentar lagi akan turun hujan?
Perlahan kafka membuka matanya bayang bayang sosok perempuan yang pertama kali di lihat kornea matnya yang sedikit kecoklatan. Ia semakin di buat bingung apakah ia sudah masuk ke alam mimpi? Tidak mungkin ia masih sadar gendang telinga-nya masih mendengar dengan jelas. Banyak sekali suara orang orang yang sedang mengobrol berteriak bahkan bernyanyi.
Matanya sudah terbuka lebar dan sosok yang terhat itu bukalah bayangan melainkan sesuatu yang real jelas nyata dan asli. Gadis itu tersenyum sambil melambai memperlihatkan deretan giginya yang putih dan rapih.
Anna duduk di samping kafka yang sudah duduk sambil memegang kedua lututnya. Gadis itu menatap lekat lekat dari ujung kaki sampai ujung kepala.
Yang di tatap malah merasa malu dan grogi."Ngamapin kamu?"
"Aku kamu berarti kita pacaran dong"senyum gadis itu merekah dengan mata yang berbinar.
"Ngarep lo!"
"Kan kafka yang bilang"goda anna.
"Kapan gue bilang gitu! Dasar suto luh."
"ish. Terus yang di dm kemarin itu apa?"tanya anna menyelidik. Gadis itu memukul pundak kafka jarinya sambil menelunjuk.
"Bukan gue yang dm-lo itu di bajak gue gak lebay kaya gitu." Bantah kafka berbohong. Mungkin berbong lebih baik.
Gadis itu nampak kecewa"Gue juga udah nebak sih itu gak mungkin lo!"tutur gadis itu.
"Tapi itu beneran akun punyalokan?"tutur gadis itu lagi.
"Iyah!"ucap kafka dengan ekspresi datar.
"Emm btw seragamlo udah gue cuci"
Laki laki itu langsung melirik ke samping tempat disitu ada anna"Makasih"dibarengi senyuman senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Girl Two Boy
Fanfiction[Follow dulu baru baca] Jika tiba tiba kamu di tembak sahabat perempuanmu, Apa yang akan kamu lakukan? Menolaknya secara halus atau menerimanya dengan tulus? Annaleeca Delyla Gadis bar-bar bermulut mercon berhati buas sering nyinyir yang akan melak...