"Tidak ada sahabat yang tidak akan jatuh cinta terhadap sahabatnya sendiri. Sejauhmanapun persahabatan antara pria dan wanita pasti akan hancur oleh yang namanya CINTA"•••
Petrikor menyengat di penciuman hidung avsent yang seperti serosotan, malam minggu bandung di guyur hujan deras. Aktivitas yang sering dilakukan setiap satu minggu sekali berkunjung ke rumah sang kekasih atau kebanyakan orang menyebutnya dengan sebutan 'Apel' atau malam mingguan.
Ekor matanya tak sengaja melihat gadis gila yang sering mengganggunya selalu membuatnya naik darah entah oleh kelakuannya ataupun perkataanya.
Keningnya berkerut ia mengucek ngucek matanya beberapa kali apakah tidak salah lihat? Gadis itu bisa menangis juga ternyata"Haha! Gue kira singa betina gak pernah nangis"tawanya menggelegar, seakan akan apa yang ia lihat lucu.
Avsent sudah seperti penguntit misterius matanya menyorot tajam memperhatikan gadis yang saat ini masih saja menangis, setelah beberapa menit gadis itu akhirnya berbalik berjalan sambil sempoyongan. Avsent merasa cemas dengan gesit ia menurini anak tangga berlari keluar dan untung saja hujan sudah reda saat itu.
Avsent mengetuk pintu beberpa kali. Nihil tidak ada yang membukanya, karna tak ada yang membuka akhirnya ia memberanikan diri memegang knop pintu membuka pintu dan benar saja di rumah tidak ada siapa siapa rumahnya sepi seperti kuburan. pembantu rumah tangganya pun tak ada kedua orang tuanya jangan di tanya mereka pasti sedang menjalankan bisnis di luar kota kaka laki lakinya jam segini masih belum pulang kuliah.
Avsent mendengar suara air di dalam kamar mandi mungkin saja gadis itu saat ini sedang mandi, avsent menunggu gadis itu membersihkan badannya sambil duduk di sofa di ruang tv. Sudah satu jam avsent menunggu gadis itu namun suara air masih terdengar merasa panik akhrinya ia berlari ke lantai dua memasuki kamar milik anna.
Ia mengetuk ngetuk pintu kamar mandi namun tak kunjung di buka "Anna buka lo ngapain di dalam!"Avsent mengepalkan tanganya mencoba membuka pintu yang sial tak bisa ia buka.
Badannya mengambil ancang acang untuk mendobrak pintu yang ada di hadapannya. satu kali tidak bisa berhasil kedua kalinya tetap sama ia berdoa semoga yang ketiga kalinya berhasil. Dengan tenaga ekstra akhirnya pintu itu terbuka menampilkan sosok gadis yang berantakan di bawah deraian air.
Avset langsung memeluk gadis itu erat"Gak usah berbuat bodoh deh an lo gak takut mati!"
Avsent menyodorkan handuk yang di tolak oleh gadis itu"Avsent gue mau mandi. lo keluar!"usir anna.
"Mandi apa yang lo maksud? Pergerakan lo itu kaya orang yang mau bunuh diri!"Bentak avsent menarik anna keluar.
"Lo ganti baju atau mau gue gantaiin?"ancam avsent menyeringai.
"Keluar!"
"Oke, gue keluar gue tunggu setengah jam kalau lo masih belum ganti baju terpaksa gue yang pakein!"
KAMU SEDANG MEMBACA
One Girl Two Boy
Fanfiction[Follow dulu baru baca] Jika tiba tiba kamu di tembak sahabat perempuanmu, Apa yang akan kamu lakukan? Menolaknya secara halus atau menerimanya dengan tulus? Annaleeca Delyla Gadis bar-bar bermulut mercon berhati buas sering nyinyir yang akan melak...