- Pertengkaran

149 14 5
                                    

" Jangan menyembunyikan perasaanmu, ingatlah kebahagian yang kau rasakan, Selama kau bisa jujur pada perasaanmu "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Jangan menyembunyikan perasaanmu, ingatlah kebahagian yang kau rasakan, Selama kau bisa jujur pada perasaanmu "

•••

Seperti biasa kesibukannya bertambah dua kali lipat dari biasanya. Sudah dua malam kafka menghabiskan malamnya di rumah sakit menjaga asep.

Sepulang dari rumah anna, laki laki jangkung itu langsung pergi ke rumah sakit untuk kembali menjaga asep. Hati kafka sangat senang karna tadi pagi dokter bilang asep sudah bisa pulang besok.

Kafka membuka knop pintu rawat inap asep. Dan yang pertama kali kafka lihat raut wajah asep tidak bersahabat. Wajahnya menunjukan bahwa ia sedang kesal.

Entah apa yang sedang asep kesalkan kafka tidak akan mencampuri urusan asep biarlah asep yang berkata langsung tanpa harus bertanya. Kafka membuka plastik yang di bawanya tadi sewaktu tante wulan mamah anna mengajaknya untuk makan bersama kafka menolak dengan alasan akan menjaga temannya yang sakit. Kemungkinan itu bukan alasan melainkan kenyataan yang sebenarnya. Karna kafka tidak makan jadilah wulan memberikannya bekal.

"Sep gue di kasih bekal sama camer nih"ucap kafka sambil tertawa. Memperlihatkan makanan yang di bawanya.

"So banget punya camer"asep menjawab kesal.

"Lo kenapa sih sep? Raut wajah lo gak bersahabat banget"tanya kafka penasaran.

"Lo yang kenapa!"balas asep judes.

"Ko gue?"kafka keheranan.

"Ha camer! Hubungan lo sama vely gimana? Kenapa lo gak bilang kalau vely punya pacar!"gerutu asep kesal. Sambil tertawa hambar.

Seketika kafka langsung terdiam. Entah apa yang ingin kafka jelaskan namun saat ini ia tak bisa mengatakan yang sebenarnya terjadi antara dirinya dan vely"Sep. Maaf gue gak bisa jawab pertanyaan lo!"

"Gue udah iklasin vely karna vely suka samalo. Tapi lo biarin vely dengan orang lain"

"Gue udah bilang gue gak suka sama vely"

"Munapik!"Marah asep. Suaranya naik satu oktap.

"Gue nganggep vely sahabat gak lebih"tegas kafka memberitahu.

"Gue juga bisa bedain kaf gimana memperlakukan sahabat dan gimana memperlakukan perempuan yang di suka"bantah asep.

"Karna gue sayang vely sama lo"kekeh kafka.

"Tapi gue bisa liat sayang lo bukan sebagai sahabat"balas asep. Ia memberikan sepucuk undangan yang di titipkan vely kepadanya.

"apa ini?"tanya kafka bingung saat menerima sebuah undangan dari asep.

"Dari vely dia ultah apa jangan jangan lo udah lupa sama ultahnya minggu depan"

Kafka merasa bodoh kenapa ia bisa lupa ultah sahabatnya sendiri. Laki laki itu tertunduk ia terdiam memilih untuk tidak menjawab pertanyaan asep.

One Girl Two BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang