Vote dulu sebelum baca.
Kalau ada typo, tandai aja. Belum sempet revisi.
•••••
"Hargailah perasaan seseorang sebelum seseorang itu benar benar pergi. Genggamlah dia dengan erat sebelum ia menghilangkan jejak. Karna mempertahankan tak semudah menginginkan"
#Vely, Avsent.
Jika ada kategori orang teregois di dunia, maka orang itu adalah vely. Ia merasa dirinya sangat egois tadi.
Seharusnya ia tidak memilih pulang sendiri. Seharusnya ia tidak bersikap kasar kepada kafka.
Sakit hati itu wajar dan manusiawi namun melampiaskan kemarahan kepada orang lain itu namanya egois.
Seharusnya ia tidak mengabaikan kafka, menyuruh kafka agar tidak mengikutinya. Memarahinya ketika laki laki itu membujuknya.
Perasaan vely jadi gundah. Apakah ia harus meminta maaf kepada kafka sekarang. Atau ia menjelaskan nanti saja di sekolah. Sejujurnya vely sudah terlalu malu menanpakan wajah di depan kafka.
Ia seperti wanita bodoh menangis membuang buang air matanya untuk laki-laki bajingan seperti avsent.
Vely berjalan mondar mandir di kamarnya. Seragamnya masih belum ia ganti. Kebiasaan buruk vely adalah malas mengganti baju sehabis pulang sekolah.
Ponsel vely bertopang di dagunya. Ia masih bingung apakah ia harus menelepon kafka atau mendatanginya kerumah. Atau lebih baik besok saja di rumah.
Resah menyelimuti dirinya. Otaknya berpikir keras, apa yang harus ia perbuat sekarang. Hatinya mendadak tidak enak hati. Apa yang sedang ia rasakan sekarang.
"Yatuhan, gue ini kenapa sihhhhhh."
Setelah sekian lama berpikir. Akhirnya ia mempertimbangkan untuk menelepon kafka terlebih dahulu. Namun sebelum ia menelepon, ponselnya tiba tiba bergetar.
Ia melihat nama asep menari nari di layar ponselnya. Tidak butuh waktu lama vely langsung menerima telepon asep.
"Halo sep"
"Vel lo sekarang dimana?"
"Dirumah. Ada apa?"
"Kafka vel"asep menjeda ucapannya.
Diamnya asep membuat vely penasaran.
"Hallo sep"
"I-iya hal-lo vel"jawab asep gugup.
"Sep lo baik baik ajakan? Kafka kenapa?"tanya vely sedikit khawatir.
"Kafka- di-dia, di-a keee ke ce-la kaan vel"kata asep ragu ragu di sebrang telepon.
Sontak tubuh vely langsung bereaksi"Apa kecelakaan"ulang vely shock.
Napasnya tiba tiba terhenti seperti tidak ada lagi pasokan oksigen yang bisa dihirup olehnya. Tangannya tiba tiba melemas sehingga ponsel yang ia pegang terjatuh.
"Vel, vely its ok. Lo gak papakan?"tanya asep panik di sambungan telepon.
Kakinya melemas membuat ia tak lagi bisa menahan tubuhnya. Ia tertunduk sambil memegangi dasanya yang tiba tiba sesak.
Memperkuat diri agar merasa baik baik saja, ia segera bergegas pergi berlari sambil menangis menuju rumah sakit.
•••••
KAMU SEDANG MEMBACA
One Girl Two Boy
Fanfiction[Follow dulu baru baca] Jika tiba tiba kamu di tembak sahabat perempuanmu, Apa yang akan kamu lakukan? Menolaknya secara halus atau menerimanya dengan tulus? Annaleeca Delyla Gadis bar-bar bermulut mercon berhati buas sering nyinyir yang akan melak...