" Aku merasa kehilangan pikiranku, disaat kau berjalan di dalam pikiranku"
•••
Sore itu kafka hendak akan mengambil seragamnya yang tertinggal di rumah anna. Namun saat kafka akan berhenti di depan gerebang rumah gadis itu. Ia melihat seorang laki laki dan perempuan seperti sedang bertengkar tidak terlalu jauh sekitar 5-meter-an dari tempat arahnya berhenti. Saat kafka mendekat ia shcok dengan bentakan yang laki laki tersebut lontarkan.
"Lo gila!! Udah gak waras. Otak lo di taro dimana? Lo itu bukan perempuan murahan ngapain lo terus nembak gue Anna!! Gue udah punya pacar gue sayang sama dia! gue ingetin sekali lagi gue sama sekali gak suka sama lo. Gue anggep lo sahabat gak lebih!"
"Anna? Kaya gak asing namanya tapi siapa?"kafka membatin.
Di saat laki laki itu berbalik badan ia melihat sekilas gadis yang sedang menangis di boncengan laki laki itu. Kafka sedikit hapal dengan perawakan gadis yang sedang menangis tersebut, namun di saat gadis itu sedang menyeka air matanya kafka melihat dengan jelas bahwa gadis yang sedang menangis itu adalah anna iya anna itu adalah Seseorang yang akan kafka temui.
Niatnya yang akan membawa seragamnya sore itu menjadi tidak jadi. Ini bukan situasi yang baik untuk kafka bertemu gadis itu. Kafka takut anna akan malu terhadap dirinya karna sudah melihat pertengkarannya. Ia bisa mengerti keadaan anna gadis itu sedang tidak dalam kondisi yang baik, toh besok juga bisa.
"Cinta bertepuk sebelah tangan"ucap kafka pelan. Lakilaki itu kembali menghidupkan motornya, berbalik arah dan pergi tanpa menyelesaikan tugasnya.
•••
Di tolak bukan alasan anna untuk menjauhi avsent apalagi untuk pergi dari kehidupan avsent gadis itu sangat tak bisa. Ia bisa uring uringan bila satu hari tanpa avsent apalgi harus menjauh anna bisa gila.
Mencoba melepaskan bukan berarti mengiklaskan avsent pergi dari hidupnya. Gadis itu hanya berusa melepaskan perasaan kagumnya rasa cintanya. Ia ikhlas jika harus melepaskan rasa cintanya tapi melepaskan avsent pergi ia sangat tidak mau. Tidak bisa memiliki bukan berarti tidak boleh bersama. Masih ada ikatan sahabat yang ia punya. Tidak bisa jadi wanita yang bisa mengisi hati avsent tidak masalah asalkan avsent baik kepada itu sudah lebih dari cukup.
Urusan hati biar ia sendiri yang merasakan. Ini juga bukan pertama kalinya ia ditolak mungkin yang ke seratus kali atau jangan jangan yang ke-seribu kali gadis itu tidak menghitungnya saking seringnya ia menyatakan rasanya dan saking seringnya avsent menolaknya jadi ia tidak ingat.
Jujur ini menyakitan, tapi harus bagaimanalagi ia bukan siapa siapa ia bukan tuhan ataupun malaikat ia hanyalah wanita biasa-biasa yang menginkan cinta. Cinta avsent!
Egois memang egois. Ia yang menjalaninya dan ia juga yang merasakannya. Tak peduli dengan omongan orang hatinya hanya miliknya hanya ia yang bisa merasakannya. Biarkan saja orang lain berkata apa, ia yang menjalani dan orang lain yang mengomentari. Biasa selebgram suka banyak netizen yang kurang kerjaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Girl Two Boy
Fanfiction[Follow dulu baru baca] Jika tiba tiba kamu di tembak sahabat perempuanmu, Apa yang akan kamu lakukan? Menolaknya secara halus atau menerimanya dengan tulus? Annaleeca Delyla Gadis bar-bar bermulut mercon berhati buas sering nyinyir yang akan melak...