- Rumah sakit

118 9 0
                                    

Usahakan vote dulu sebelum membaca.

Mohon maaf jika ada typo. Tandai saja.

 Tandai saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Orang menangis bukan karna mereka lemah. Tapi, mereka sudah terlalu cape menjadi tegar"

#Annaleeca delyla

••••

Anna terus berlari tanpa memperhatikan jalanan di sekitarnya.

Begitu banyak pasien yang berada di ruang UGD membuat anna tidak bisa menemukan kafka detik itu.

Ia terus berlari layaknya orang yang hilang kendali.

Baju seragam yang berumuran darah segar menjadi pusat perhatian orang orang disana, saat ini ia tidak terlalu peduli akan penampilan. Walaupun mengenakan baju kotor, rambut acak acakan seperti orang gila ia tak perduli.yang ia pedulikan sekarang adalah keselamatan kafka.

"Kafkaaaa lo dimanasih"kesal anna menampilkan raut kekecewaan yang mendalam.

Anna membuka setiap tirai yang ada di ruang UGD, tak ada satupun yang mirip dengan kafka. Anna sudah lelah mencari harus kemana lagi ia mencari kafka.

"Avsent lo gak salah rumah sakitkan?"tanya anna menyedih.

"Menurut orang yang menelepon ambulan, bener rumah sakit ini."

"Tapi mana kafka? Dia gak ada?"intonasi saura anna naik satu oktap.

"Na lo tenang dulu. Gue akan cari tau. Gue tanya dulu ke resepsionis. Lo tunggu di sini"avsent mendudukan anna di kursi tunggu dekat ruang UGD.

"Gimana gue bisa tenang sent, gue liat dengan mata kepala gue kafka nahan rasa sakitnya demi bilang I Love you sama gue. Dan kejadian itu terus terngiang di beank gue"cicit anna menunduk, air matanya lolos seakan mengerti suasana hatinya.

"Dan gak mungkin di sini gue cama diam leha leha. Sementara dia sedang berjuang buat nyawanya!"lanjutnya kembali.

"Gue akan berusaha nemuin kafka, lo tunggu disini. Ok"printahnya. avsent sedikit khawatir jika anna melakukan sesuatu di luar kendalinya.

Anna mengangguk dengan bibir bergetar.

"Jangan nangis lo bukan wanita lemah"kata avsent, sambil menghapus air mata yang lolos menerpa pipi anna.

"Gue nangis bukan karna lemah. Tapi, karna gue sudah terlalu capek menjadi tegar."ucap anna mencoba tegar. Namun setegar apapun anna ia juga bisa menangis jika sudah benar benar terpuruk.

"Gue akan cari kafka"avsent meninggalkan anna dengan berat hati. Ia tak ingin meninggalkan anna namun ia harus mencari kafka.

•••

One Girl Two BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang