- Karma

130 13 0
                                    

Mungkin ini yang di sebut karma. Di saat kita tidak pernah menganggap orang ada, selalu mengabaikan kerja kerasnya. Bersikap egois dan selalu ingin menang sendiri.

Perubahan anna begitu dratis. Gadis itu bisa mendiamkan avsent satu hari penuh. Bagai mana ini bisa terjadi anna tidak pernah menjauhi avsent bahkan sedetikpun gadis itu akan terus meronta mengemis perhatian.

Namun kali ini seperti di putar balikan. Ia berubah menjadi acuh. Bahkan sekedar menyapa pun enggan dia lakukan.

Sekarang avsent berada di posisi anna. Ia baru merasakan ternyata di abaikan dan di perlakukan tidak baik itu begitu menyesakan.

Hatinya meresa teriris, bagai mana bisa ia sekejam itu kepada anna.

Dan betapa hebatnya anna bisa bertahan selama ini dengan sikap dingin avsent.

Diacuhkan dan dicampakan mungkin hal perta yang di rasakan avsent.

Selama ini ia selalu di sanjung di perlakukan baik di bangga banggakan.

Ia merasa kehilangan baru saja satu hari anna menjauhinya tapi ia sudah uring uringan seperti orang gila.

Bagaimana kalau anna menjauhinya untuk selamanya, mungkin ia akan benar benar menjadi orang gila.

Ia baru sadar bahwa dirinya menginginkan anna. Namun perasaan sebagai teman selalu jadi komitmen untuk anna.

Ia dan anna hanya berstatus sahabat. Seharusnya ia merasa senang jika sahabatnya merasa bahagia. Di cintai di sayangi.

Namun hati avsent berkata tidak. Ia tidak ingin anna bersama kafka. Ia tidak rela jika anna menjadi milik kafka. Anna harus bahagia bersamanya namun apa yang avsent berikan selama ini. Hanya luka pilu dan nestapa.

Avsent tidak ingin anna jauh darinya, tapi ia juga tidak ingin melepaskan vely. Avsent sayang anna tapi dia cinta vely.

Ia harus mengorbankan keduanya. Tapi ia tak ingin di antara mereka ada yang menangis.

Avsent akui anna selalu menangis karenanya. Jika kali ini ia harus membuat menangis vely, ia seperti laki laki terjahat yang ada di dunia ini.

"Lo kenapa? Ada masalah?"tanya revan yang melihat avsent saat ini murung. Ekspresinya saat ini menunjukan bahwa dirinya sedang banyak masalah.

Ruly dan rian yang sedang bermain ps pun meng pause dulu permainannya dan berbalik ke arah avsent.

"Gue butuh minum"tutur avsent datar.

Rian mengambil minum di kulkas memberikan air meneral ke arah avsent.

"Bukan itu yang gue maksud!"

"Hellow bro, lo ngelmu siang bolong gini mana ada club buka!"cerca ruly.

"Minum gak harus di club juga kali"

"Hangover paling nyaman ya di club air nya udah terjamin aman dan menenangkan"kata revan dengan gelagat membayangkan bahwa dirinya sudah berada di club sambil meminum minuman terlarang.

"Benertuh kata si tikus hangover paling enak itu di club"

"Tapi gue pengennya sekarang. Nunggu malam itu terlalu lama!"kesal avsent.

"Siang bolong gini mau beli apa? Arak, kuda mas, ginseng apa tuak?"jawab ruly ikut kesal.

"Ya engga yang murahan juga kali!"timpal avsent sebal.

"Lo kenapa sih? Kemasukan setan gunung mana! Siang bolong udah jadi"tanya revan ngaco. Di antara mereka tidak ada yang waras satupun.

"Paling juga ada masalah sama vely"tebak ruly.

One Girl Two BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang