"Lain kali jangan pakai acara ngambek." ceramah Arga
"Iya deh iya. Eh btw bang Arga kok bisa sama Dira?" Zerina menatap Arga dan Dira dengan mata yang menyipit
"Dira ikut bantu cari kamu."
"Oh, jadi ada yang sambil menyelam minum air. Oke Zeze paham." goda Zerina dengan mengangguk-anggukkan kepalanya seolah mengerti sesuatu
"Apa sih Ze." ucap Arga dan Dira bersamaan
"Cie barengan. Hmm sepertinya sudah ada sinyal nih." goda Zerina lagi
Akhirnya Zerina tertawa sepuasnya melihat ekspresi Arga dan Dira yang salah tingkah.
--000--
"Alhamdulillah bisa kembali tidur di ranjang yang empuk ini. Eh tapi semalam aku juga tidur beralaskan bahu yang empuk. Haha." Zerina jadi ingat kejadian terjebak di restoran semalam, bersama Fandy. "Astaghfirullah. Kenapa aku jadi mengingat si abang ketus. Aku harus ingat kata bang Mail "jangan melamunkan yang belum halal!" Iya aku tidak boleh membayangkannya walau sedetik pun." Zerina mengangguk-anggukkan kepalanya, tiba-tiba dia melihat sebuah cincin terletak di atas nakas.
"Cincin? Cincin siapa ya? Wah berlian nih. Ah iya ini cincinnya Dira, kemarin pas dia datang dia sempat melepaskannya."
Zerina melihat jam yang terletak di samping cincin itu. 20.12.
"Masih bisa keluar nih, bang Arga bisa enggak ya?"
Zerina keluar kamar dan mengetuk pintu kamar Arga yang berada di samping kamarnya.
"Bang Argaaa... Bang oy, sudah tidur?" panggil Zerina sambil mengetuk pintu kamar
Tak lama kemudian, pintu kamar Arga pun terbuka menampilkan Arga yang tampak seperti orang baru bangun tidur.
"Kenapa sih dek? Hoahhm..."
"Keluar bentar yuk!"
"Hah? Buat apa?"
"Ke rumahnya Dira. Ini cincinnya ketinggalan." jelas Zerina sambil menunjukkan cincin Dira
Arga memperhatikan cincin itu. "Cincin apa nih?" tanya Arga penasaran
"Yang pastinya bukan cincin lamaran kok. Dira belum ada yang lamar kok." goda Zerina
"Apa sih, Ze. Jadi keluar enggak?"
"Cie semangat banget sih."
"Jadi enggak?"
"Iya deh iya yang lagi serius. Bentar Zeze ganti baju. Oke."
"Abang tunggu di mobil ya."
Zerina mengangkat jempolnya.
--000--
"Ini rumahnya Dira, dek?" tanya Arga yang heran melihat rumah Dira yang kelihatan sepi
"Iya bang, Zeze sudah pernah main kesini kok. Jadi enggak mungkin salah."
Arga mengangguk. "Coba kamu telepon dia, mana tahu dia lagi enggak di rumah."
"Oke."
Zerina mencari nomor telepon Dira di ponselnya. Tapi tiba-tiba...
"Dek, itu bukannya Dira ya." Zerina mengikut arah pandang Arga dan benar, Dira baru saja keluar dari rumah dan sedang... menangis?
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa Hati
Spiritual📌 Wajib follow sebelum baca:') biar tau kapan UPDATE! Bagi Alfandy, Zerina adalah perempuan yang harus dijauhinya. Zerina tidak boleh berada didekatnya, meskipun ia adalah adik dari temannya. Hal itu tentu mengusik Zerina. Zerina pun sangat memben...