Bagian 13

62 7 23
                                    

"Hai Diraaa..." sapa Zerina saat melihat Dira

"Eh, Assalamualaikum." sindir Dira

"Hehe. Iya iya wa'alaikumussalam. Eh benar enggak ada Fandy kan?"

"Kenapa?"

"Nanti kalau dia lihat aku ajak kamu bicara, dia pasti marah sama aku."

"Hm, dari tadi belum ada datang sih."

Zerina mengangguk.

"Dek Zeze..." sapa Mail tiba-tiba yang mulai mendekati Zerina

"Aduh bang Mail. Itu anak ngapain ke sini sih." ucap Zerina sambil menepuk jidatnya

Dira tertawa pelan. "Jangan begitu ah, kasihan."

"Yee, kamu ini. Ih dia mulai mendekat lagi. Ampun deh."

"Dek, kok abang ditinggal sih?"

"Lah jadi Zeze harus di samping bang Mail begitu?"

"Maunya sih begitu. Hehe."

Zerina menatap mual Mail. "Apa sih bang. Kita ke sana dulu ya bang. Ayo Dir."

"Ah iya ayo."

Zerina dan Dira pun meninggalkan Mail.

"Eh dek. Yah ditinggal lagi."

Zerina melihat Arga yang sedang berbicara dengan Fandy.

"Hah Fandy tuh. Waduh kamu balik kerja deh, nanti dia marah lagi sama aku."

"Enggak apa-apa Ze, kan aku yang ajak kamu ke sini."

"Hm tapi..."

"Hm..." suara deham dari belakang Zerina membuatnya bergidik, dengan pelan Zerina pun berbalik dan memasang ekspresi memelasnya

"Eh saya enggak buat keributan kok. Hehe." ucap Zerina dengan muka polosnya

Fandy menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa kamu tertawa?"

"Jadi, di restoran ini tertawa juga dilarang?"

"Kembali bekerja Dir!" titah Fandy dan Dira mengangguk

"Eh Dir... Dira..." panggil Zerina tapi Dira hanya menoleh sebentar dan lanjut bekerja

Zerina menatap kesal Fandy. "Permisi." pamit Zerina tapi ucapan Fandy menghentikan langkahnya

"Siapa suruh kamu pergi?" tanya Fandy

"Saya rasa saya tidak punya urusan sama kamu."

"Bukannya saya sudah pernah bilang sama kamu untuk tidak mengajak pelayan mengobrol di jam kerja?" Fandy melangkahkan kakinya mendekat ke arah Zerina dan Zerina semakin mundur karena takut

"Saya tahu, tapi saya enggak pernah mengajak Dira mengobrol kok. Malah hari ini dia yang suruh saya datang ke sini."

"Terus?" Fandy masih saja mendekat ke arah Zerina

"Terus? Ya terus apanya?"

Dan sekarang tubuh Zerina sudah rapat ke dinding, tak bisa mundur lagi.

"Mundur atau saya teriak!" ancam Zerina

"Coba saja teriak, paling orang menganggapmu gila. Haha." seketika Fandy menjauh dari Zerina. "Jangan kelihatan gugup kali kalau di depan saya." ucap Fandy dengan senyum yang mengejek

"Jangan ulangi lagi." ucap Fandy sebelum melangkah pergi

"Kenapa dia bilang begitu? Apa jantungku berdetak begitu kencang saat dia di dekatku? Ah memalukan!" ucap Zerina dalam hati

Rasa HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang