Bagian 24

38 4 0
                                    

Zerina mengamati sekeliling kamar berukuran 4x4 meter yang akan menjadi tempat tinggalnya kedepannya.

"Ze, udah makan?" tanya Rani sambil menyambar keripik kentang Zerina yang tergeletak lemah.

"Belum, entar aja."

Zerina mengatur beberapa pakaiannya ke dalam lemari yang tersedia di kamar. Dan juga merapikan meja hiasnya.

"Widih, skin care lo banyak juga yak."

"Gak banyak, tapi cukuplah."

Rani manggut-manggut.

"Enak keripiknya Ran?"

Rani terkekeh tapi tetap melanjutkan kunyahannya.

"Ehe lupa, abis gue lapar. Nyokap enggak sempat masak tadi, jadi enggak ada yang dititipin," tuturnya

Zerina meraih kotak tupperware -nya dan menyodorkan pada Rani.

"Nih!"

"Apa nih?"

"Ayam semur, panasin dulu. Atau itu ada nasi goreng bekal buat di jalan tadi, tapi aku enggak makan."

"Lah kok enggak dimakan Ze?"

"Aku enggak lapar, enggak selera juga."

"Waduhh dipaksa dong Ze, entar sakit lagi."

"Huss, jangan didoain dong."

"Enggak, kan cuma bilangin Ze. Yaudah, gue ke dapur dulu yak panasin ini."

"Hm," jawab Zerina pelan

Sesaat setelah Rani pergi, Zerina mendengar ada yang membuka knop pintu depan.

"Naaa ... naaa ... naa ... Oh senangnya diriku," seru perempuan yang baru masuk tersebut.

Zerina mengangkat bahunya.
"Mungkin lagi bahagia," gumamnya

--000--

Baru saja Zerina membaringkan tubuhnya di kasur, ketukan dipintu kamarnya membuat ia harus kembali bangkit.

"Kenapa?" tanya Zerina melihat Rani yang membawa bantal dan juga selimut.

"Gue nginap sini ya?"

Zerina menyipitkan matanya, menatap Rani penuh selidik.

"Heheh, gue males sama teman sekamar. Cuek banget."

Enggan menjawab, Zerina masih menatap Rani penuh kebingungan.

"Makanya diajak ngomong dong," ejek Zerina

"Jadi boleh enggak?"

Zerina membuka pintu kamarnya sedikit lebar, mempersilakan Rani masuk.

Begitu masuk, dengan seenaknya Rani mengatur tempat tidurnya dan meminggirkan bantal Zerina yang sudah tertata rapi.

"Serasa kamar sendiri ya Ran," sindir Zerina

"Hehehe, kan tamu."

Zerina menggeleng tak terima tapi enggan melawan. Baginya itu hanya akan membuang waktu.

"Tutup pintunya Ze, nanti banyak nyamuk yang masuk!" perintah Rani, dan bodohnya Zerina menurut begitu saja.

Zerina membaringkan tubuhnya dan mulai memejamkan matanya.

Rasa HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang