Bagian 26

37 3 0
                                    

Di luar sedang hujan lebat, Zerina terjebak di ruangan guru karena ia lupa membawa payung. Kalaulah Zerina bisa memprediksi cuaca hari ini, mungkin ia sudah bisa terlelap saat ini.

Dan betapa menyedihkan lagi, Rani juga tidak ada kelas hari ini. Zerina merutuki keadaan yang ia hadapi saat ini. Akhir-akhir ini memang sering turun hujan.

"Astaghfirullah Ze gimana hidupmu mau bahagia, bersyukur aja jarang," gumamnya

Zerina menatap langit yang tak lagi menggelap namun masih menyisakan hujan yang deras.

"Belum pulang?"

Zerina menoleh. Ternyata ia tak sendirian, ada Lisa yang bisa Zerina tebak baru saja selesai mengajar kelas terakhirnya.

"Masih hujan Kak, enggak bawa payung."

"Walahh, naik ojol aja Dek. Kalau ditunggu nanti kamu enggak bisa pulang," usul Lisa

"Kakak udah mau pulang ya?"

Lisa mengangguk.
"Suami Kakak udah nunggu di luar, maaf ya enggak bisa nemenin."

"Iya enggak apa kok Kak, enggak mungkin juga Zerina ngelarang Kakak pulang," canda Zerina

"Atau kamu pinjam payungnya Pak Edo aja, kan belum pulang tuh."

Zerina merasa tidak enak sudah merepotkan Lisa beberapa kali. Walau Lisa tak merasa direpoti, tetap saja Zerina merasa tidak enak pada Lisa yang notabene nya guru senior.

"Enggak usah Kak, Kak Lisa pulang aja," tolak Zerina

"Pak Edo!" Lisa mengabaikan ucapan Zerina dan menghampiri pria paruh baya bernama Edo itu.

"Kenapa ya Mbak?"

"Belum pulang kan? Ini Zerina pinjam payung ya, nanti payungnya dititipin sama Pak Sapri."

Zerina semakin merasa tak enak. Mungkin Lisa pikir, Zerina takut meminjam payung Pak Edo, tukang sapu di sekolah ini.

"Betul Mbak Ze?" tanya Edo memastikan.

Meski ragu, Zerina tetap mengangguk pelan.

"Bentar, saya ambilkan."

"Saya kasihan kalau harus ninggalin kamu sendirian, bagaimana pun juga saya seorang ibu. Saya paham perasaan ibu kamu kalau seandainya tau kamu sendirian enggak ada teman," ucap Lisa seolah menjawab semua pertanyaan dibenak Zerina.

"Makasi Kak, sekali lagi merepotkan."

"Eh kok gitu? Saya enggak merasa direpotkan lo."

Zerina hanya bisa tersenyum kaku.

--000--

"Emang mesti banget aku ikut ya, Ran?"

"Iya dong," jawab Rani enteng sambil mencomot snack milik Zerina

"Aku males Ran, lagian dalam seminggu aku cuma libur sehari. Mager dong mau pergi."

Rani menimang ucapan Zerina.
"Iya enggak apa, sekalian refreshing."

Ingin rasanya Zerina meninju kepala Rani, tapi tentu saja ia tidak bisa melakukan itu.

"Mager ih, kamu aja."

"Masa lo biarin gue pergi sendiri, ayolah Ze," bujuk Rani

"Lagian kan yang ngefans berat itu kamu."

"Ze, kapan lagi kita bisa ikut seminar bisnis dihadiri pebisnis terkenal gratis pula. Lumayan lo."

"Yakin enggak ada dikenakan biaya? Nanti udah daftar ada biaya administrasi lagi."

Rasa HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang