Samar-samar Zerina mendengar suara adzan berkumandang dari masjid dekat rumahnya. Merdu sekali. Suara adzan favoritnya, meski ia tak tahu siapa pemilik suara itu.
"Hoamm!"
Dengan mata yang masih setengah tertutup, Zerina melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.
Setengah jam kemudian Zerina keluar kamar mandi lalu memakai gamis yang tergantung rapi di lemari.
"Masih setengah enam," ucapnya lalu memakai mukena dan memulai sholat
Tok! Tok! Tok!
"Zerina keluar yuk! Bantu Bunda masak."
Untung Hilda datang tepat waktu. Ia datang ketika Zerina baru saja selesai sholat.
"Iya Bun, nanti Zeze menyusul."
"Oke sayang."
Meski mata Zerina sedang tidak bersahabat, tapi ia tetap berusaha fokus berjalan menuju dapur.
"Ada yang bisa Zeze bantu, Bun?"
"Allahu Akbar!" Hilda terperanjat karena Zerina datang tiba-tiba tanpa sepengetahuannya.
"Bunda kenapa?" tanya Zerina dengan santainya
Plak!
Hilda memukul pelan lengan Zerina."Kamu ini ya, kebiasaan kalau muncul suka tiba-tiba."
"Yee Bunda, Zeze juga enggak suka muncul tiba-tiba. Zeze itu sukanya masakan Bunda," canda Zerina sambil mengedipkan sebelah matanya
"Eh itu matanya kenapa? Enggak usah sok genit begitu. Bunda enggak suka."
"Bunda pagi-pagi sensitif banget sih, atau jangan-jangan ...." Zerina sengaja menggantung ucapannya agar Hilda penasaran.
"Jangan-jangan apa?"
"Jangan-jangan bakal ada anggota baru. Kabur!" Zerina langsung berlari menjauh sebelum Hilda meneriakinya.
"Zerina!" teriak Hilda
Rio duduk di meja makan menikmati teh sambil menatap aneh Hilda yang berteriak.
"Kenapa lagi?" tanyanya
"Itu lo Mas, Zerina. Masa dia bilang aku pagi-pagi sensitif dan parahnya dia bilang alasan aku sensitif karena lagi hamil."
Rio tersenyum kecil.
"Iya enggak apa-apa dong. Harusnya kamu bilang Alhamdulillah, kan bagus. Mas oke saja, yuk nambah!"
"Mas!"
--000--
Berulang kali Zerina menghubungi Dira, tapi tak ada jawaban.
"Bun, nomornya Dira kok enggak aktif ya?"
"Coba saja lagi, mungkin lagi sibuk."
"Tapi Bun, restoran Bang Arga kan pegawainya sudah bertambah, bukan hanya Dira. Masa sibuk banget."
"Iya tetap saja ini kan jam kerja Zerina sayang. Fandy kan enggak suka pegawainya main-main kalau lagi jam kerja."
Zerina mengangguk membenarkan ucapan Hilda.
"Tapi Bun, masalahnya tadi malam Dira itu enggak pulang. Kok tumben dia enggak kasi kabar."
Hilda terdiam. Ia pun tak menyadari itu.
"Iya Ze, Bunda juga baru sadar Dira enggak pulang tadi malam. Ke mana ya anak itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa Hati
Spiritual📌 Wajib follow sebelum baca:') biar tau kapan UPDATE! Bagi Alfandy, Zerina adalah perempuan yang harus dijauhinya. Zerina tidak boleh berada didekatnya, meskipun ia adalah adik dari temannya. Hal itu tentu mengusik Zerina. Zerina pun sangat memben...