Bagian 29

22 1 2
                                    

Begitu sampai di stasiun, Zerina langsung disambut keramaian yang menyesakkan dada. Zerina mengecek kembali ponselnya, memastikan bahwa benar-benar tidak ada yang bisa menjemputnya.

Akhirnya Zerina memutuskan untuk memesan ojol, toh barang yang ia bawa juga tidak terlalu banyak.

"Makasi ya Pak," ucap Zerina ketika sampai di depan rumah

"Iya Mbak sama-sama."

Lagi-lagi Zerina disambut keramaian. Sudah pasti rumahnya akan dipenuhi orang mondar-mandir, sibuk mencari pekerjaan yang bisa dikerjakan. Walaupun tidak seramai rumah mempelai wanita.

"Eh Zerina kan? Masuk Dek, tadi Ibumu udah nungguin," ucap seorang Ibu-ibu berumur sekitar empat puluhan

"Iya Bu."

"Ini anakmu udah sampai, Hil," katanya lagi

"Assalamu'alaikum Bunda," ucap Zerina dan langsung menyalami Hilda

"Wa'alaikumussalam, tadi naik apa?"

"Ojol Bun. Habisnya Zeze tungguin, enggak ada yang jemput."

Hilda tertawa pelan. "Maklum, semua lagi sibuk. Tadi sih Arga mau jemput, tapi Bunda enggak kasi izin. Kan udah dekat hari H."

"Iya Bun iya, terus Bang Arga di mana?"

"Mungkin di luar, lagi ngobrol sama Mail."

"Oh oke Bun."

Zerina berniat menemui Arga. Rasanya sudah lama sekali tak bertemu. Ia rindu diganggui dan mengganggui Arga.

Satu langkah lagi Zerina berhasil mendekati Arga tanpa ia ketahui, akan tetapi ...

"Ini Zerina, Ga," ucap Mail dan seketika Arga menoleh

Sial! Batin Zerina.

"Zeze, kok enggak bilang udah sampai."

Zerina tersenyum canggung. Ternyata bukan hanya Mail yang menemani Arga, tetapi ada temannya yang lain yang tidak Zerina kenali. Belum lagi tingkah Mail sebelumnya yang berhasil membuat ia menjadi pusat perhatian.

"Iya Bang, ini mau bilang." Entah mengapa, hanya kalimat itu yang mampu Zerina ucapkan.

Arga mendekati Zerina dan membawanya agak jauh dari teman-temannya. Mungkin Arga paham kecanggungan yang Zerina rasakan.

"Mana kado buat Abang?"

"Ampun, bukannya nanya kabar dulu atau apa gitu," gerutu Zerina

"Kan udah tau kabarnya. Baik-baik aja kan?"

Zerina menatap sinis Arga.

"Mana sini?"

"Nikah aja belum, udah minta kado duluan."

"Ya enggak apa-apa, nanti kalau udah nikah Abang udah enggak bisa fokus ke kamu lagi,"elak Arga

"Ya elah. Males ih, Zerina mau mandi. Bye."

"Kado dulu dong Ze!" teriak Arga

--000--

Zerina mengecek galeri ponselnya untuk melihat kembali foto-fotonya bersama Arga. Tak banyak yang tersimpan, karena Zerina dan Arga bukan tipikal orang yang selalu mengabadikan momen lewat kamera ponsel.

"Dek buatin camilan atau apa yang bisa dimakan dong!" Arga muncul tanpa aba-aba dan untuk kesekian kalinya berhasil membuat Zerina kesal.

"Salam dulu kali, atau panggil yang lembut kan enak."

Rasa HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang