Part 31

365 20 0
                                    

Ketika kepercayaan kita dipermainkan akankah kepercayaan itu akan terus ada?
-Grace Keyshanandilla-

Cewek itu menatap kedepan dengan tatapan kosong. Mengabaikan sahabatnya yang sedari tadi memanggilnya.

"Grace ngapain lo bengong?" ucap
Nanda. Tapi tidak di respon oleh Grace.

"Grace!" panggil Nanda sekali lagi.

Grace tersadar. "Iya?" ucap Grace dengan polosnya.

"Hufft! Lo kenapa sih? Dari tadi ngelamun aja, ada masalah lo?" cecar Nanda.

Grace mencoba untuk menepis pikiran aneh itu. "Gak ada apa-apa," jawab Grace berbohong.

Kedua temannya memicingkan matanya. "Serius lo gak apa-apa?" Nanda memastikan untuk terakhir kalinya.

Grace memaksakan menarik kedua sudut bibirnya. "Iya gue serius. Gue gak apa-apa kok,"

Bel tanda pintu kafe terbuka berbunyi. Tapi Grace tidak peduli palingan hanya pengunjung kafe yang lain. Tapi beda halnya dengan Keyla dia tersenyum sedari tadi melihat seseorang yang di belakang Grace.

"Ngapain lo senyum-senyum gitu? Kesambet apaan lo?" tanya Grace heran.

Nanda menginstruksikan supaya dirinya menoleh ke belakang. Grace membalikkan kepalanya menatap seseorang yang ada di belakangnya.

Grace terkejut. Kenapa cowok itu ada disini? Kebetulan kah?

"Ngapain lo berdiri aja. Buruan duduk." Nanda menyuruh cowok itu duduk. Dia duduk di samping Grace karena tinggal kursi itu yang tersisa di meja itu.

"Hai," sapa cowok itu ke arah Grace.

Grace tersenyum kikuk, atau bisa dibilang dia risih dengan kehadiran cowok itu.

"Lo sepupunya Keyla kan?" tanya Nanda antusias.

Cowok itu mengangguk. "Kenalin gue Bisma," ucap cowok itu mengulurkan tangannya. Nanda secara otomatis menyambut uluran tangan itu. "Gue Nanda,"

Nanda menoleh ke arah Grace. "Grace lo kenapa diem aja?" tanya Keyla. Melihat perubahan wajah Grace.

"Grace!" panggil Keyla lagi menggoyangkan bahu Grace.

"Eh! I-iya," Grace tersadar dari lamunannya lagi.

Keyla memutar bola matanya kesal. "Lo kenapa dari tadi diem mulu?" ucap Keyla dengan suara yang mulai mengeras.

"Gue pulang ya. Kayaknya gue gak enak badan." Bohong Grace. Dia sangat tidak suka dengan kehadiran Bisma, lebih baik dia pulang. Dengan mood yang bisa dibilang sudah acak-acakan.

Nanda menahan Grace. "Kok gitu sih, kita kan baru nyampek Grace. Lo beneran sakit?" selidik Nanda.

"Gue gak enak badan aja,"

"Kalau gitu lo pulang aja. Bisma lo anterin Grace ya?" suruh Nanda yang diangguki Bisma. Mata Grace membulat sempura, kenapa Nanda malah membuat Grace semakin dekat dengan Bisma. Padahal dirinya ingin menjauhi Bisma.

"Gak usa! Gue bisa pulang sendiri kok," Grace mengambil tas selempangnya yang ada di atas meja. Dia berdiri sudah berniat ingin berjalan keluar kafe. Tapi tangannya dicengkal oleh Bisma.

"Gue anterin lo aja. Entar kalau lo kenapa-napa dijalan gimana?"

Grace mencoba melepaskan cekalan tangan Bisma. "Gak bakalan kok. Gue bisa sendiri," tolak Grace secara halus.

"Ih Grace gak apa-apa. Lo dianter sama Bisma aja. Bener kata Bisma, entar lo kenapa-napa dijalan gimana?" ujar Keyla.

Nanda mengangguk menyetujui. "Gak usah nolak deh Grace, ini demi kebaikan lo," Paksa Nanda.

"Tap-" ucapan Grace terpotong.

"Gak ada tapi-tapian. Buruan, katanya lo gak enak badan."

Grace akhirnya mengiyakan saja. Dia diantar pulang oleh Bisma, kalau boleh lebih baik dia tidak pulang tadi. Tapi gara-gara kedatangan Bisma, dia harus pulang. Padahal sedikit lagi dia tahu siapa cowok yang disukai Nanda.

****
TBC

RANDY & GRACE [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang