Part 27

364 27 1
                                    

Cowok itu berada di taman belakang rumahnya. Tidur menatap langit yang penuh dengan bintang.

"Gue belom tau," ucap cowok itu yang tengah menelpon seseorang.

"Lo jangan dekat-dekat dulu. Kita siapin lebih matang lagi," bentak seseorang dari seberang sana.

Randy merasa gelisah. "Tapi gue udah gak tahan!"

"Kalau itu mau lo ya gue bisa apa. Tapi lo harus tanggung resikonya nanti!"

Randy mendesah, sangat berat sekali rasanya. "Hm, kita harus gimana?"

"Lo pertahanin sikap lo, supaya dia lengah. Lo jangan ceroboh,"

Randy mematikan sambungan telponnya.

"Kalau ketemu gue gak bakalan maafin lo!" Batin Randy.

****

Grace merasakan jika matanya bengkak karena habis menangis di taman, untung tadi tamannya lumayan sepi.

Grace masuk ke dalam rumah yang sudah mendapati Lisa sedang memakan kripik di sofa.

Lisa menoleh, mengernyit bingung. Pasalnya wajah anaknya ditekuk apalagi matanya yang terlihat bengkak.

Lisa menghampiri anaknya, menangkup wajah Grace. "Kamu kenapa sayang?"

Grace diam tidak menjawab.

"Cerita ke Mama. Kamu kenapa?" ucap Lisa lebih lembut. Grace langsung memeluk Lisa, kembali menangis tapi tidak bersuara. Sehingga Lisa tidak tahu.

"Grace cerita ke mama kamu ada masalah?"

"Ma Grace pengen gini dulu sebentar," Grace masih memeluk Lisa, mendapatkan ketenangan dari pelukan mamanya.

Lisa membiarkannya saja, dia akan menanyakannya nanti saat anaknya sudah tenang.

Sekarang cewek itu berada di kamarnya. Grace menatap dirinya di depan cermin besar. Terlihat pantulan dirinya yang terlihat kusut.

"Ini bukan lo Grace. Lo bukan cewek lemah! Lo gak harus sedih. Gak ada gunanya lo sedih, air mata lo sia-sia. Buang tenaga! Lebih baik lo susun rencana buat minta maaf terus nyusun rencana supaya orang yang selalu ngeganggu lo terbongkar dalangnya!" Grace berbicara pada pantulan dirinya di cermin.

"Mulai saat ini lo gak usah nangis! Tunjukin ke Randy lo itu cewek kuat."

Tok....tok....tok

Grace menoleh ke arah pintu, dia berjalan dengan enggan, membuka pintu. Terlihat wajah mamanya di sana yang sedang tersenyum ke arah dirinya.

Lisa menyentuh kedua bahu Grace. "Apaan Ma?" tanya Grace malas.

"Kamu buruan siap-siap, temenin mama."

"Kemana?"

"Udah buruan. Pakai make up ya, biar cantik," Lisa membalikkan tubuh Grace kemudian mendorong dan menutup pintu kamar Grace.

Cewek itu berjalan gontai menuju lemari. Mencari baju yang nyaman saja, jamsuit plus kaos putih polos dengan sepatu sneakers putih kesukaannya.

Dia berjalan menghampiri mamanya setelah selesai siap-siap.

Lisa menoleh saat mendengar suara derap kaki. "Loh kok gak pakai dress?"

"Kalo mama gak mau ya gak usah. Grace gak usah ikut!" Grace membalikkan badannya. Namum di tahan oleh Lisa. "Gitu aja ngambek. Kamu udah cantik kok," ucap Lisa cengengesan.

Grace kembali mengahadap ke arah Lisa, mereka berdua berjalan menuju mobil. Untung Hendra, papa Grace pulang malem jadinya Lisa bisa mengajak Grace jalan-jalan sebentar.

RANDY & GRACE [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang