Part 45

365 14 0
                                    

Gedung-gedung terlihat menjulang tinggi, deretan gedung ada di sepanjang jalan yang Grace lewati. Hari ini Grace akan pergi ke universitas.

Grace sudah memikirkan tadi malam, meyakinkan dirinya supaya tidak memikirkan masa lalu. Demi orang tuanya dan demi dirinya sendiri.

Sekarang Grace telah sampai di depan kampus, setelah menempuh perjalanan kurang lebih 20 menit.

Cewek itu berjalan ke gedung yang dilaksanakannya test untuk masuk ke universitas tersebut.

Saat Grace hendak membuka pintu. Tiba-tiba, seseorang yang memiliki perawakan tinggi, lewat menerobos Grace sehingga membuat cewek itu jatuh.

Grace menggeram kesal, bukannya minta maaf cowok tadi malah berjalan tanpa menoleh kebelakang.

Di dalam ruangan sudah ada banyak calon mahasiswa-siswi, semua mata mereka tertuju pada Grace. Grace yang merasa aneh ditatap seperti itu langsung mengumpulkan bukunya yang berserakan dan langsung pergi untuk mencari tempat duduk yang kosong.

Saat Grace sudah mendapati tempat duduk yang kosong, dari sebelah kanan terdapat seseorang yang tengah tersenyum ke arah Grace sambil mengulurkan tangannya.

"Hai, gue Gina," ucap cewek itu masih dengan senyum yang mengembang di bibirnya.

Butuh waktu lama, akhirnya Grace membalas jabatan tangan cewek itu yang namanya Gina. "Gue Grace,"

Cewek itu menganggukkan kepalanya. "Salam kenal ya," lanjut Gina kembali menatap Grace. Grace menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.

"Semoga menjadi awal yang baik," batin Grace. Berharap semoga dengan hal ini Grace bisa melupakan masa lalu yang begitu pahit. Menjadi awal yang baru yang mungkin akan dikenang.

****

Hari sudah semakin sore. Kini Grace berada di sebuah cafe tempat dirinya dan teman-temannya dulu berkumpul.

Suara lonceng terdengar tatkala pintu dibuka. Terlihat sosok yang telah Grace nanti-nantikan.

"Aduh, sorry ya Grace. Udah lama nunggunya?" sesal Nanda. Karena tadi Grace tiba-tiba saja ingin bertemu dengan dirinya.

Grace tersenyum singkat. "Gak kok, gue juga baru nyampek."

Nanda menggangguk. "Gue denger-denger lo sama Rian udah pacaran?" tanya Grace memastikan.

Nanda tersenyum kikuk. "Sebenernya gue sama dia udah pacaran dari SMA. Tapi, waktu itu gue sama Rian sepakat bahwa hubungan kita jangan di umbar dulu," jelas Nanda. Dia takut jika Grace marah mengetahui jika dirinya tidak memberi tahu hubungannya dengan Rian.

Grace nampak terkejut. "Parah lo Nan. Jadi selama ini lo sama Rian diam-diam pacaran?"

Nanda tersenyum malu-malu lalu mengangguk.

"Langgeng lo ya sama Rian. Inget juga PJ walaupun lambat,"

"Makasih Grace. Lo jug-" tiba-tiba Grace terbatuk.

"Sorry Grace. Gue lupa," sesal Nanda.

Grace mengibaskan tangannya. "Udah lupain aja. Gue juga harus maju, demi orang tua gue."

"Btw, lo udah punya temen baru di kampus lo?" tanya Nanda, karena mereka berdua memilih kampus yang berbeda.

"Bisa di bilang begitu," Grace menjawab dengan ragu, dia tidak yakin dengan cewek yang mengajaknya berkenalan nanti akan menjadi temannya di kampus.

Setelah itu mereka berdua membicarakan tentang dimana mereka akan kuliah, mencari jurusan apa dan hal-hal yang tidak penting lainnya.

Sesuatu yang telah berakhir sebaiknya jangan dilupakan cukup dijadikan pelajaran, dan masa mendatang seharusnya menjadi hal yang lebih baik daripada hal yang sebelumnya.
-Grace-

****

"DIKKY!" teriak Vira.

Dikky yang sedang makan harus mengehentikan aktivitasnya. "Apaan?"

Vira mengerucutkan bibirnya. "Ihh! Kok lo sibuk makan sih, dari tadi gue dikacangin mulu," kesal Vira menatap garang ke arah Dikky.

Dikky yang ditatap seperti itu hanya masa bodo. "Niat gue ngajak lo kesini itu kan nganter gue makan," perkataan Dikky mampu membuat Vira membuka mulutnya tak percaya.

Vira merebut piring Dikky. "Lah kok direbut sih," ucap Dikky sambil menarik kembali piring yang di tarik Vira. Jadinya mereka saling tarik menarik.

Vira memilih mengalah dia melepaskan piring yang ditarik Dikky. Cewek itu hanya diam menatap Dikky yang kembali melanjutkan makannya.

"Vir," panggil Dikky setelah selesai makan.

Vira menatap Dikky sekilas. "Hm?" jawab Vira singkat karena masih kesal dengan sikap Dikky tadi.

Dikky menoel-noel pipi Vira, membuat cewek itu mengembungkan pipinya. "Segitu aja lo marah, dari tadi gue laper banget. Belom makan sebulan," ucap Dikky asal.

Vira menjauhkan pipinya dari tangan Dikky. "Apa sih lo Dik gaje deh,"

Dikky terkekeh pelan. "Okay-okay gue cuma bercanda. Sekarang serius," kata Dikky, ekspresi cowok itu berubah serius. Vira yang melihat perubahan itu juga mengalihkan pandangannya menatap Dikky. Melupakan masalah tadi.

"Gue masih belum percaya dengan apa yang terjadi sama Grace dan Randy, jujur gue sedih. Tapi, gue juga gak bisa berbuat apa-apa. Gue hanya bisa berdoa semoga Grace di tabahkan." ujar Dikky, wajahnya terlihat sedih mengingat akan hal yang menimpa sahabatnya itu.

Vira memegang tangan Dikky. "Lo gak perlu sedih semua pasti akan baik-baik aja. Gue juga yakin Grace bukan orang yang lemah, dia kuat."

Dikky menganggukkan kepalanya. Keadaan hening hanya terdengar alunan musik yang memenuhi cafe itu.

"Lo gak capek megang tangan gue terus?" tanya Dikky memulai pembicaraan.

Vira perlahan menatap tangannya, dengan cepat dia menarik tangannya, seolah dia sengaja memegang tangan Dikky. Wajah Vira memerah, salting itulah yang dirasakan Vira.

Dikky berdiri dari duduknya lalu berjalan melewati Vira, sebelum itu cowok itu mengacak-acak rambut Vira. "Yuk, gue udah kenyang. Sekarang kita pulang." Ajak Dikky lalu melanjutkan jalannya.

Vira masih mematung di tempat. "Rese lo Dik gue cuma disuruh nganter dia makan," batin Vira lalu berdiri menyusul Dikky yang sudah duluan keluar Cafe.

****

ITU AJA DULU YA.

KIRA-KIRA DIKKY SAMA VIRA ADA HUBUNGAN APA YA?

KOK MEREKA JALAN BERDUA.

ITU BONUS YA UNTUK VIRA AMA DIKKYNYA 😁

R & G BENTAR LAGI ENDING NIH GUYS. DOAIN YA SEMOGA LANCAR.

SEEUUU AGAIN MUCHH

RANDY & GRACE [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang