Sudah puluhan kali Grace menelpon tunangannya itu. Tapi, cowok itu tidak mengangkat panggilan Grace.
Grace berjalan mondar-mandir di kamarnya. Kemana kira-kira Randy?
Dia mencoba menelpon teman Randy. Rudi.
Panggilan tersambung.
"Hallo," terdengar suara cowok diseberang sana.
"Gue to the point aja ya Rud. Gue mau nanya lo ada sama Randy?" tanya Grace langsung saja ke intinya.
Tidak dijawab oleh Rudi. Grace bertanya sekali lagi. "Rud, lo tau Randy dimana?" tanya Grace dengan oktaf volume yang semakin keras.
"Eh! itu Grace. Gini gue gak tau dimana Randy. Sorry ya Grace gue dipanggil sama mama gue," panggilan terputus sepihak.
Grace mendesah kecewa. Kemana sebenarnya Randy. Dari tadi Grace telepon gak diangkat. Pesannya juga tak kunjung di bales.
Drrrtttt....
Ponsel Grace berbunyi. Cewek itu tidak ambil pusing, dia mengangkat telepon itu.
"SELAMAT PAGI CALON KAKAK IPAR," teriak seorang cewek di seberang sana. Membuat Grace harus menjauhkan ponselnya dari telinga karena suara toa cewek itu.
"Vir, lo ngomong bisa di kecilin dikit kan? Gak harus pakek toa juga Vir!" ucap Grace sambil mengusap-ngusap telinganya yang masih berdengung.
"Hehehe, sorry-sorry deh kakak ipar," Vira terkekeh di seberang sana. "Sebagai permintaan maaf gue. Gue mau ngajakin lo jalan. Mau gak nih?" tanya Vira menunggu jawaban dari Grace.
Grace mengingat-ingat. Hari ini jugaan tidak ada kegiatan, Grace akhirnya memilih ikut. Siapa tau Vira ada bersama Randy. "Walaupun gue gak mau lo juga bakalan tetep maksa," ucap Grace jual mahal.
"ADUH KAKAK IPAR GUE BAIK BANGET DEH. OKAY, NANTI JAM SEMBILAN GUE JEMPUT, MUAHH." ucap Vira kembali dengan suara toanya membuat Grace harus mengusap-ngusap telinganya lagi.
Sambungan terputus. Grace melihat jam yang ada di ponselnya. Jam baru menunjukkan pukul 08.15 artinya dia masih memiliki waktu 45 menit.
****
Grace sudah selesai bersiap-siap. Cewek itu mengenakan jeans, disertai kaos putih polos dengan sepatu sneakers putih kesayangannya.
Cewek itu mengetikkan sesuatu di layar ponselnya.
Gue udah selesai. Buruan jemput gue,
Send.
Gak apa-apa lah sekali-kali jadi kakak ipar yang memerintah adik iparnya. Hehehe.
Belum ada satu menit ponsel Grace kembali berbunyi.
Virra
Gue udah di depan. Buruan lo keluar.Hari ini Lisa dan Hendra tidak ada di rumah. Karena mereka sedang menghadiri acara teman bisnis Hendra. Jadinya, Grace bisa keluar tanpa ada yang melarangnya.
"Hai kakak ipar," terlihat Vira ada di dalam mobil sambil melambaikan tangannya.
Grace masuk ke dalam mobil. Duduk di samping Vira. "Lah, mukak lo kenapa di tekuk gitu? Wah gue tebak pasti lo terpaksa kan jalan sama gue?" tuduh Vira sambil memainkan hidung Grace.
Grace mendesah. "Kita mau kemana?" tanya Grace, dia memutar bola matanya malas.
"Rahasia dong kakak ipar," ucap Vira yang akhirnya menjalankan mobil.
Mereka sekarang berada di sebuah cafe. Bukan hanya berdua tapi ada dua cewek lagi disana.
"Lho mereka kok ada di sini?" tanya Grace heran melihat dua makhluk di hadapannya ini.
Vira menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Sebenarnya gue yang suruh. Kalau kita berdua gue takut lo gak nyaman sama gue atau nantinya ngekrik. Hehehe," jawab Vira. Benar adanya, dia hanya takut jika nanti di antara mereka canggung.
"Lo juga berdua kenapa gak bilang sama gue?" tanya Grace kepada kedua orang di hadapannya.
"Soryy Grace. Kita aja baru dibilang. Ini mendadak Grace." ucap Nanda menatap tajam ke arah Vira.
Iya, sekarang yang ada di hadapan Grace saat ini adalah Nanda dan Keyla.
"Lo berdua gak capek berdiri?" tanya Keyla mengamati Vira dan Grace.
"Vira," panggil Grace setelah mereka berdua duduk.
Vira menoleh ke arah Grace. "Gue gak tau," ucap Vira seperti sudah tau apa yang akan Grace tanya kepada dirinya.
Grace menggeram kesal. "Belum juga gue ngomong!"
Vira nyengir sambil mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya ke udara. "Hehehe. Gue mah hafal, lo pasti mau nanyain kakak gue kan?" tanya Vira menebak isi pikiran Grace.
"Gue serius. Kenapa Randy gak angkat telpon gue ya? Chat gue juga gak dibales. Apa dia sibuk banget ya, sampai-sampai gak bisa bales chat gue. Kan bisa gitu luangin waktunya sedikit buat angkat atau gak bales chat gue, masak dia-" ucapan Grace terpotong. "Stop-stop! Gak usah curhat deh Grace. Dia baru gak bales chat lo bukan ninggalin lo kan?" sentak Nanda. Membuat Grace mengerucutkan bibirnya.
"Wah parah. Lo nyumpahin Randy ninggalin gue? Parah lo Nan," ucap Grace.
Nanda nampak menghela nafas kasar. "Bukan gitu maksud gue Grace. Serah ah lo mah baperan orangnya. Kesel gue sama lo!" ujar Nanda. Lalu berdiri pergi dari sana.
Grace sangat terkejut. Niat awalnya hanya bercanda tapi kenapa Nanda marah kepada dirinya?
"Nanda! ma-maksud gue cuma bercanda. Kok lo bener baperan sih?" teriak Grace sambil menarik lengan Nanda.
Nanda menghentakkan tangan Grace. "Tapi gak usah gitu juga Grace!" sentak Nanda kemudian pergi meninggalkan cafe itu.
Grace masih menatap kepergian Nanda dengan mata yang mulai berkaca-kaca. "Salah gue apa? Padahal gue niatnya bercanda kenapa Nanda serius? Apa kata-kata gue nyakitin banget ya?" gumam cewek itu.
Keyla berdiri dari kursinya. "Gue kayaknya juga harus pergi deh. Sorry gak bisa lama-lama," ucap Keyla lalu pergi sama halnya dengan Nanda.
Sekarang hanya ada Vira dan Grace disana. Vira menatap Grace dengan wajah sendu.
"Lo yang sabar ya," ucap Vira. Menggenggam kedua tangan Grace.
Grace terlihat sangat kacau. "Kita balik aja yuk," ajk Grace tidak bersemangat.
"Serius lo mau pulang? Kita kan baru kesini," ujar Vira sedikit kecewa. Lalu mau gimana lagi, sekarang keadaan Grace sangat kacau.
****
TBC
Jangan lupa share ke sahabat, keluarga dan teman-teman kalian ya kalau kalian suka sama R&G 😘
Jangan lupa di vommet <333
KAMU SEDANG MEMBACA
RANDY & GRACE [Sudah Terbit]
Teen Fiction[SELESAI] "Lo bukan cewek sempurna tapi mampu membuat gue jatuh cinta." -Randy Davidatta- "Gue gak suka cowok berandal, tapi lo mampu membuat jantung gue berpacu lebih cepat." -Grace Keysanandilla- Terdapat teka-teki didalam cerita ini. Ingin tau ? ...