Part 3

822 60 4
                                    


Bel Pulang sekolah berbunyi sontak para murid keluar kelas berdesak-desakan, sedangkan Grace masih setia di mejanya, untuk menunggu keadaan menjadi sepi barulah Grace pulang.

5 menit Grace sudah menunggu, Grace memutuskan untuk pulang. Tapi pada saat Grace berjalan melewati lapangan basket tidak sengaja kepalanya terkena lemparan bola basket."Aduh sakit woy! kalo main bisa hati-hati gak?" ucapnya masih memegangi kepalanya yang berasa cenat-cenut.

"Siapa suruh lewat sana," ucap laki-laki itu sambil mengambil bola yang tadi terkena kepala Grace.

"Aisshhh... Mau lo apaan sih? lo sengaja ya ngelempar bola itu ke gue?" ucap Grace ketus.

"Gue bilang GAK SENGAJA. Lo denger kan? apa lo budek?" ucap cowok itu menekankan kata 'gak sengaja."

Grace tidak menjawab pertanyaan Randy dia malah berbalik pergi. Tapi, dengan cepat Randy memegang pergelangan tangan Grace. "Mau lo apaan sih?" kesal Grace menyentakkan tangan Randy.

"Gue denger di sekolah lo dulu, lo itu ketua tim Basket?" tanya Randy. Tapi, memang benar jika dulu di sekolah lamanya Grace adalah Ketua Tim Basket.

"Kalo emang iya, urusannya sama lo apaan?" sinis Grace.

"Gue tantang lo main Basket?" tantang Randy yang mendapat penolakan dari Grace. "GAK!"

"Apa jangan-jangan lo takut?"

"Siapa juga yang takut. Okay gue terima tantangan lo!" ucap Grace menyanggupi.

"Tapi ada syaratnya, barang siapa yang kalah harus nurutin semua permintaan dari yang menang? Lo mau?"

"Okay gue terima."

Pertandingan pun dimulai. Mereka berdua berdiri saling berhadap-hadapan kemudian salah satu dari teman Randy yaitu Rudi melakukan Jump Ball. Randy dan Grace pun memulai permainannya.

Waktu terus berjalan, sekarang bola berada di tangan Grace. Grace sibuk melakukan Dribbling kearah ring lawan. Pada saat Grace melakukan Shooting. Ternyata bola tidak masuk.

Kemudian Bola pun diambil alih oleh Randy. Dengan lihainya Randy melakukan Dribbling dan melakukan melakukan Shooting dan Masuk.

Waktu permainan pun habis. Pemenangnya pun sudah tidak diragukan lagi yaitu Randy. Randy berjalan mendekati Grace yang kelihatan sangat kelelahan. Cowok itu memperlihatkan senyum kemenangan di wajahnya.

"Sekarang lo harus nepatin janji lo?" ucap Randy sambil mengelap keringannya dengan handuk.

Grace mencoba menormalkan napasnya. "Buruan lo mau nyuruh gue apaan?"

Randy nampak berpikir sejenak, terlihat sebuah senyum mengembang di bibirnya. "Lo harus mau jadi pacar gue, dan barang siapa yang duluan bilang suka itu artinya dia kalah?"

Grace tekejut mendengar perkataan yang keluar dari mulut cowok itu dengan cepat Grace menolaknya. "Idih gue gak mau!"

"Kan lo udah janji sama gue, atau jangan bilang lo takut kalo lo nanti bakalan suka sama gue?" Randy menaik turunkan alisnya.

"Siapa juga yang takut, gue gak takut. Kalo gitu okay gue terima tantangan lo," Grace menarik napas kemudian melanjutkan kata-katanya. "Tapi jangan harap gue bakalan suka sama lo." ucap Grace sarkas.

****

Semenjak kejadian di lapangan basket siang tadi. Grace malah sering melamun memikirnya kejadiaan besok akan bagimana pasalnya dia baru pertama kali pacaran itu pun dengan cowok yang dia benci.

RANDY & GRACE [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang