Dia berjalan di koridor sekolah bersama ketiga temannya, sesekali Dikky menggoda adik kelas yang berpapasan dengan mereka.
"Tobat lo, udah ada Keyla," ucap Rudi, tanpa menoleh lawan bicaranya.
Dikky mencebikkan bibirnya. "Bilang aja lo iri, dasarnya jomblo ya bakalan jomblo!"
"Walau mereka jomblo banyak yang peduli," celetuk Rudi.
"Wess gak usah nyanyi suara lo terlalu bagus buat telinga gue, sampai-sampai gendang telinga gue mau pecah!" ucap Rian yang mendapat sentilan dari Randy.
Pandangan mereka berempat mengarah ke salah satu cewek yang berjalan ke arah mereka.
"Hai Rand," sapa cewek itu dengan nada centilnya.
Cowok itu tidak mengubris. Dia tetap berjalan tanpa menghiraukan cewek itu, ketiga temannya hanya menatap kepergian cowok itu.
"Kok kamu pergi sih!" kesal Sarah.
Dikky tersenyum licik. "Ssstt. Lo cobak aja deketin Sarah dia juga sama-sama jomblo," dia berbisik ke arah Rudi.
Rudi mendelik. "Ogah! Amit-amit gue pacaran sama cabe-caben!" Rudi bergidik ngeri, dan menyentakkan kakinya pergi.
Dikky tertawa membuat perutnya keram beda halnya dengan Rian yang mengerutkan keningnya tidak mengerti dengan sikap Rudi yang pergi marah-marah.
"Lo ngapain ketawa?" tanya Sarah sinis.
Dikky langsung menghentikan tawanya. "Lo ngapain masih aja nyari Randy kan masih ada si Rudi, gak kalah bedanya sama Randy. Ganteng? Iya, tajir? Jangan ditanya, pinter? Apalagi. Apa kurangnya sih si Rudi?"
Sarah menarik napasnya mencoba bersabar. "Kurangnya dia itu, dia gak suka sama gue!" sentak Sarah lalu pergi meninggalkan Rian dan Dikky.
"KALAU DIA SUKA SAMA LO, LO BAKALAN SUKA SAMA DIA KAN?" teriak Dikky.
Sarah membalikkan badannya tapi masih tetap berjalan. "LIAT AJA NANTI."
"Kalian ngomongin apa sih?" tanya Rian yang bingung menatap Dikky.
"Ini itu urusan cowok lo gak usah ikut campur," ucap Dikky lalu pergi meninggalkan Rian yang masih berkutat dengan pikirannya.
"Lah kalau urusan cowok, Sarah itu kan cewek. Terus gue itu kan cowok pantesnya gue boleh tau yang gak boleh tau itu Sarah!" sentak Rian, baru mengerti.
"Laknat lo Dik!" teriak Rian. Dikky berlari sambil tertawa mengejek.
****
"Ngapain kita kumpul bareng mereka?" tanya Grace.
"I-iya gak apa-apa, kan meja di kantin mejanya full, jadi kita diem di sini aja," jawab Nanda terbata.
Rudi menaruh satu botol air mineral di tengah tengah meja. "Kita main turth of dare gimana? Daripada diem-dieman gini?"
Tidak ada yang berbicara.
"Setuju." kata Randy pertama.
Semua ikut mengangguk setuju.
Rudi memutar botol itu. Mereka tegang entah dimana botol itu akan berhenti.
Dan behenti di Rudi.
"Lo mau pilih apa turth or dare?"
Rudi nampak berpikir. "Gue pilih turth," ketiga teman rudi nampak kecewa, andai tadi dia pilih dare pasti teman-temannya akan menjahilinya.
"Tunggu gue ada satu pertanyaan," kata Rian membuat semua menoleh ke arah dia.
"Kenapa lo jomblo terus? Karena gak laku apa karena gak ada yang mau?" lanjut Rian yang membuat semua yang ada di meja itu tertawa kecuali Rudi, cowok itu memasang wajah jengkelnya.
"Pertanyaan lo gak berfaedah!" kesal Rudi karena statusnya selalu di pertanyakan.
"Ya lo harus jawab, kan tadi lo milih turth,"
Rudi nampak berpikir sesekali menghela napasnya dengan kasar seketika bibirnya dia tarik keatas karena menemukan jawaban yang pas. Maybe
"Karena tuhan gak ingin gue tersakiti karena cinta," Rudi menaik turunkan alisnya. Semua yang ada di meja memasak wajah sok mual mendengar perkataan Rudi.
"Sekarang giliran gue yang muter botolnya," Rudi mengambil alih botol di atas meja itu kemudian memutarnya.
Dan berhenti di Nanda.
****
TBCKIRA-KIRA NANDA BAKALAN MILIH TURT ATAU DARE YA?
KAMU SEDANG MEMBACA
RANDY & GRACE [Sudah Terbit]
Roman pour Adolescents[SELESAI] "Lo bukan cewek sempurna tapi mampu membuat gue jatuh cinta." -Randy Davidatta- "Gue gak suka cowok berandal, tapi lo mampu membuat jantung gue berpacu lebih cepat." -Grace Keysanandilla- Terdapat teka-teki didalam cerita ini. Ingin tau ? ...