Semua beban seketika terlepas hilang terbawa oleh angin. Ujian kelulusan akhirnya selesai.
Sekarang ketiga teman Randy berada di rumahnya. Lebih tepatnya di kamar cowok itu.
Dengan seenaknya Dikky membuang tasnya di kamar Randy kemudian duduk di depan tv sambil mengunyah kripik kentang. Beda halnya dengan Rian yang loncat-loncat di atas kasur milik Randy dengan lagu yang sudah dia hidupkan. "Tarik mas," ucap Rian seperti orang kesurupan.
Sedangkan Rudi hanya menatap kedua teman-temannya sambil geleng-geleng kepala.
"KAMAR GUE," teriak Randy yang baru saja masuk ke dalam kamarnya. "Lo, lo pada rapiin kamar gue," suruh Randy sambil menunjuk ketiga temannya.
Ketiga curut itu tidak ada yang mengubris perkataan Randy. Mereka masih sibuk dengan dunianya sendiri.
Dddrrrttt
Ponsel Randy berbunyi. Dengan segera cowok itu mengambil ponselnya yang ada di saku celana.
"Iya sayang?" kata Randy, setelah menekan tombol yang berwarna hijau.
Seseorang disana hanya diam. Membuat Randy gemas sendiri.
"Sayang," panggil Randy sekali lagi.
"Ka-kamu panggil a-aku apa tadi?" tanya Grace terbata.
"Sayang," ucap Randy sekali lagi sekarang dengan nada lebih keras tapi lambat.
Ketiga curut yang tadinya sibuk dengan dunia mereka masing-masing sekarang memfokuskan pandangan mereka ke arah Randy.
"Apa?" tanya Randy menatap ketiga temannya.
Ketika cowok itu menggelengkan kepalanya. "Geli gue dengernya Ran," ucap Dikky menatap Randy sekali lagi.
Randy menoleh. "Bacot!" ucap Randy keras.
"APA? MAKSUD KAMU APAAN?" teriak Grace di seberang sana. Membuat Randy harus menjauh 'kan ponselnya dari telinganya.
"Tadi aku bilangin Dikky," kata Randy menatap tajam ke arah Dikky. Yang ditatap tidak menghiraukan.
"Ohh. Disana ada Dikky?" tanya Grace.
"Iya. Sama Rian dan Rudi,"
"Aku ikut kesana ya?" ujar Grace yang langsung mendapat penolakan dari Randy. "Gak boleh!"
"Ih kenapa coba? Aku sendirian dirumah, sekarang kan aku udah jadi tunangan kamu," kata Grace cukup keras sehingga mampu di dengar oleh ketiga cowok itu.
Mereka menoleh ke arah Randy. "Maksud Grace apaan?" tanya Rian.
Randy tidak mengubris pertanyaan dari Rian. Dia malah sibuk menelepon dengan Grace.
"Woy, kalau ada orang nanya itu dijawab bukannya di kacangin!" teriak Rian sambil melempar bantal yang ada di sampingnya.
"Sitt, sabar geblek gue masih ngomong sama Grace. Makanya cari pacar. Biar gak jadi obat nyamuk," ucap Randy. Yang sudah mematikan sambungan telepon dengan Grace.
"Lah hubungannya sama gue yang ngelempar lo pakek bantal apaan?" tanya Rian mulai kesal.
"Ya gak ada sih," jawab Randy sambil menggidik kan bahunya acuh.
"Maksudnya lo sama Grace udah tunangan itu apaan?" tanya Rudy mulai tertarik dengan apa yang dia dengar.
Randy menarik napas sebelum memulai ceritanya yang dia alami beberapa minggu yang lalu. "Ceritanya itu begini. Beberapa minggu yang lalu gue minta sama bokap nyokap gue supaya gue tunangan sama Grace. Trus bokap nyokap gue gak setuju. Nah besoknya hari minggu pas itu gue sama Grace lagi jalan. Tiba-tiba bokap gue nelpon katanya mama pingsan. Gue sama Grace pulang dan di rumah, mereka ternyata sudah ngerencanain semuanya. Itu semua mendadak." ujar Randy panjang lebar.
"Setidaknya lo kan bisa telpon gue. Parah lo Ran," ucap Dikky marah.
"Ya gue tau gue salah. Makanya gue minta maaf," ucap Randy.
Rudi menepuk pundak Randy. "Selow bro. Gak apa-apa kita gak di undang tapi inget traktirannya." ucap Rudi tersenyum devil.
"Betul," kata Rian mengacungkan kedua jempolnya ke udara.
"Gue setuju!" teriak Dikky, dia tidak peduli kalau dia akan mengganggu penghuni rumah itu.
Brakk...
Keempat cowok itu menoleh ke arah pintu. "Wah parah lo bang. Gak bilang-bilang gue!" kata cewek itu menimpug Randy dengan sebelah sepatunya. Untung Randy menghindar sehingga sepatu itu tidak mengenainya.
"Itu semua mendadak Vir. Lo tahu kan?" ucap Randy.
"Iya-iya," pasrah Vira. "Tapi inget traktirannya ya bang," goda Vira sambil menaik turunkan alisnya.
"Seketika dompet gue bolong," pasrah cowok itu.
****
TBC
Jangan lupa share ke sahabat, keluarga dan teman-teman kalian ya kalau kalian suka sama R&G 😘
Jangan lupa di vommet <333
KAMU SEDANG MEMBACA
RANDY & GRACE [Sudah Terbit]
Teen Fiction[SELESAI] "Lo bukan cewek sempurna tapi mampu membuat gue jatuh cinta." -Randy Davidatta- "Gue gak suka cowok berandal, tapi lo mampu membuat jantung gue berpacu lebih cepat." -Grace Keysanandilla- Terdapat teka-teki didalam cerita ini. Ingin tau ? ...