Sudah 25 menit Randy menunggu Grace di parkiran tapi cewek itu belum juga datang. Dengan segera ia mencari Grace ke kelas, tapi hasilnya nihil.
Ia mencari ke semua penjuru sekolah tapi sama, hasilnya nihil. Ia sudah beberapa kali menghubungi ponsel milik cewek itu tapi sama saja hasilnya, tidak mendapatkan jawaban.
"Woy siapa? Beraninya main belakang aja lo. PENGECUT!" teriak Grace sambil menggedor-gedor pintu.
Ia mendengar gelak tawa seorang cewek dari arah luar gudang.
"Makanya jadi cewek itu jangan sok keganjenan isi acara ngedeketin Randy lagi lo!" hardik seseorang dari luar.
"Suara itu kayak gak asing bagi gue, tapi siapa?"
Grace mencoba mendobrak pintu itu tapi gagal. "Mau lo apaan? llo ada masalah sama gue ngomong baik-baik jangan pakai cara pengecut kayak gini!"
"Sekarang lo terima akibatnya, diem dah lo disana semaleman sama tikus-tikus, hahahaaa,"
Tidak ada lagi suara cewek dari arah luar itu artinya dia sudah pergi, sekarang apa yang harus ia lakukan di tempat yang penuh dengan debu, dengan penerangan yang sedikit dari jendela.
"Iya jendela, gue bisa keluar dari arah jendela. Tapi jarak jendelanya yang tinggi dan ukurannya yang kecil susah untuk badan gue buat ngelewatinnya." Pikir Grace.
Randy masih sibuk mencari Grace, sudah 30 menit dia mencarinya ke penjuru sekolah. Ada satu tempat yang belum dia datangi, dengan langkah yang panjang-panjang cowok itu berjalan menuju tempat yang ada di pikirannya saat ini.
Grace sudah lelah berteriak melalui jendela kecil ini, pasti tidak ada yang mendengar teriakannya, secara tempatnya yang lumayan jauh dari keberadaan sekolah.
Ia mulai pasrah suaranya mulai serak, ia mencari tempat untuk duduk. Setelah dia duduk di salah satu kursi yang tidak terpakai, samar-samar dia mendengar suara seseorang.
Grace kembali naik ke atas tumpukan meja tadi.
Dia mulai berteriak dengan wajah yang dimasukkan ke jendela kecil. "Siapa itu, gue mintak tolong!"
Randy mendengar suara Grace dari arah gudang. Segera dia berlari mencari Grace, suara cewek itu semakin keras saat dia sudah dekat dengan arah gudang.
Randy sudah berada tepat di depan gudang. "Grace lo ada di dalem?" tanya Randy dengan nada yang terdengar panik.
"Iya gue ada di dalem, tolong bukain pintunya gue mohon," pinta Grace
Randy mengambil ancang-ancang. "Lo tolong mundur, gue mau dobrak pintunya,"
Dobrakan pertama tidak berhasil, di percobaan kedua tidak berhasil juga. Dia mulai mencoba lagi dengan sekuat tenaganya. BRAKKK....
Pintu terbuka, reflex Grace memeluk Randy.
Saat Grace menyadari dirinya memeluk Randy. Segera cewek itu melepaskan pelukannya. "So-sorry gue reflex,"
Yang dipeluk hanya tersenyum.
****
Matanya mulai terbuka saat sinar matahari menembus jendela kamarnya. Dia terbangun meregangkan otot-ototnya.
Dia pergi ke kamar mandi, kemudian memakai celana legging dan t-shirt berwarna putih dengan sepatu sneakernya, benar-benar perpaduan yang pas.
Karena hari ini weekend, dia memilih untuk jogging di taman dekat rumahnya. Ia setengah berlari menuju taman, dengan handuk di pundaknya tidak lupa kunciran kudanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RANDY & GRACE [Sudah Terbit]
Novela Juvenil[SELESAI] "Lo bukan cewek sempurna tapi mampu membuat gue jatuh cinta." -Randy Davidatta- "Gue gak suka cowok berandal, tapi lo mampu membuat jantung gue berpacu lebih cepat." -Grace Keysanandilla- Terdapat teka-teki didalam cerita ini. Ingin tau ? ...