Part 7

3.2K 261 10
                                    

Evelyn menggerutu kepada wolf-nya yang mendengarkan dengan sabar sembari mencoba menenangkan gadis bermata biru terang tersebut. Evelyn terus melangkah hingga berada cukup jauh dan mungkin tak terlihat lagi dari gadis vampire yang membuatnya kesal.
Tanpa Evelyn sadari dia menginjak seekor ular python yang sedang menyebrangi jalan. Evelyn yang kaget, karena sesuatu yang diinjaknya itu bergerak, langsung melompat mundur dan hampir terjatuh karena kehilangan keseimbangan.

Namun tubuhnya tertahan dan tidak jatuh menyentuh tanah. Gadis cantik bermata biru terang tersebut tersentak kaget, sebab yang menahan tubuhnya adalah seorang pria tampan. Dan kini wajah pria itu mendekat kearah wajahnya sembari tersenyum dengan sangat menawan. Evelyn sempat membatu untuk sesaat ketika melihat pemandangan yang tidak biasa tersebut. Tapi Evelyn segera tersadar saat dia mencium aroma dari pria tampan yang mempesona tersebut yang ternyata adalah bangsa vampire.

"Mine," ungkap pria itu dengan suara beratnya tapi begitu enak didengar.

"Maaf, namaku bukan mine!" ujar Evelyn yang masih membatu ditempatnya.

Pria tampan tersebut malah terkekeh sembari berkata, "Mine, adalah belahan jiwa bagi bangsa vampire dan kau adalah belahan jiwa yang aku cari selama ini."

"APA?" ucap Evelyn kaget sambil berusaha berdiri dari posisinya sekarang. "Apa kau sedang bercanda atau mempermainkan ku?"

"Aku lagi tidak bercanda atau mempermainkan mu, aku berbicara yang sebenarnya!" ujar pria itu sungguh-sungguh, "Aku jatuh hati saat melihatmu dan aku yakin kau adalah mine-ku." lanjut pria itu sambil mendekati Evelyn, yang langsung melangkah mundur dari pria tersebut.

"Kau sadar dengan apa yang kau katakan itu? Dan apa kau sadar siapa kau dan siapa aku?"

"Iya tentu, aku seorang vampire dan aku bisa merasakan kau dari bangsa werewolf kan? Terus apa masalahnya?"

"Masalahnya ada didalam pikiran mu itu! Kau tahu kan vampire dan werewolf tak akan bisa bersatu! Dan tidak mungkin berjodoh, dasar pria aneh!" ujar Evelyn sambil berbalik dan melangkah pergi. Belum beberapa langkah dia kemudian berbalik lagi dan berkata. "Terima kasih, karena tadi kau sudah menolongku hingga tak jatuh ketanah!"

"Sama-sama." balas pria itu dan saat dia meliat Evelyn hendak kembali berbalik dia berseru, "Tunggu! Apa aku boleh tahu namamu?"

"Cuma temanku yang boleh tahu namaku!"

"Kalau begitu, apa aku boleh jadi temanmu?"

"Kau harus cukup pantas untuk bisa menjadi temanku!" ujar Evelyn sambil berbalik dan melangkah pergi dengan setengah berlari tanpa menghiraukan seruan pria itu, yang terus saja menyuruhnya untuk berhenti.

*****

Evelyn berhenti ketika sampai di toko buah dan sayuran kedua Bibi kurcacinya. Saat tiba di toko Evelyn cuma melihat Bibi Lucynda yang sedang menyusun buah-buahan, dan Evelyn tidak melihat Bibi Geraldine, yang sepertinya belum datang ketoko. Evelyn menyapa Bibinya sembari memindahkan buah berry hutan yang didapatnya. Dari dalam keranjang buah ketempat kaca yang berbentuk daun berukuran besar. Lalu meletakkan nya diatas meja didepan toko mereka didekat buah-buahan dan sayur-sayuran yang mereka jual.

Tidak berapa lama setelah Evelyn dan Bibi Lucynda selesai menyusun dan merapikan jualan mereka. Beberapa orang datang ketoko mereka, ada yang sekedar bertanya-tanya dan ada juga yang langsung membeli dagangan mereka. Evelyn dan Bibi Lucynda melayani dengan sabar dan juga dengan senyuman, namun beda halnya kalau Bibi Geraldine yang melayani. Dia memang tersenyum jika melayani orang, namun jika orang itu hanya bertanya-tanya dan tidak membeli maka dia tidak segan-segan berkata sedikit kasar atau mungkin menggerutu kesal.

"Elena!?!" ujar seorang gadis bermata hijau terang tiba-tiba saat Evelyn sedang melayani calon pembeli di tokonya.

Sontak Evelyn langsung menghentikan aktivitas nya sebab gadis pemilik suara tersebut memandang dan mendekat kearahnya.

"Apa yang kau lakukan di negeri ini, Elena?" lanjut gadis tersebut.

"Maaf! Apa kau sedang bicara denganku?" ujar Evelyn dengan rasa bingung.

"Iya, apa kau tidak mengenali ku?"

Evelyn menggelengkan kepalanya sebagai jawaban lalu berkata, "Maaf, namaku bukan Elena! Aku rasa kau salah orang, nona!"

"Apa?" ucap gadis bermata hijau tersebut yang kira-kira seumuran dengan Evelyn sembari mengendus bau tubuh Evelyn. "Iya, kau memang bukan Elena! Maaf ya, aku kira tadi kau temanku, soalnya wajahmu mirip sekali dengannya. Tapi setelah aku mencium bau tubuhmu, ternyata memang berbeda. Sekali lagi aku minta maaf ya!" lanjut gadis tersebut sambil tersenyum lebar dengan rasa malu.

Saat Evelyn hendak membalas ucapan gadis tersebut dari bibir mungilnya, gadis bermata hijau terang itu sudah buru-buru melangkah pergi menjauh.

.

To be continued...

The Half-Blood GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang