Sean's POV
Hari ini aku merasa hampir putus asa untuk mencari Evelyn. Aku sudah menjelajahi isi bumi hanya untuk mencari keberadaannya. Aku sudah menjelajahi dunia manusia selama dua tahun ini, tapi tak ada hasilnya. Lalu akhir-akhir ini aku sudah menjelajahi dunia makhluk immortal, namun aku juga tak menemukannya.
Ditengah rasa aku hampir putus asa itu, aku teringat dengan satu negeri immortal yang terlewati olehku. Yaitu negeri Immortalia, sebuah negeri yang terselubung dengan pelindung gaib. Dimana tidak akan bisa terlihat dari batas negeri itu ataupun dari atas langit keadaan negeri tersebut. Kecuali masuk kedalam negeri itu langsung.
Setelah meminta izin kepada penjaga perbatasan negeri tersebut untuk masuk. Aku kemudian diberi izin, dengan syarat tidak membuat keributan ataupun tindak kejahatan di negeri yang memang terkenal damai itu. Pagi itu aku mulai menjelajahi negeri tersebut dengan terbang rendah agar tidak melewati pelindung gaib negeri ini. Aku menggunakan kemampuan malaikat yang kumiliki, yaitu bisa melihat dari kejauhan atau melihat isi rumah yang tertutup sekalipun.
Setelah mencari dari rumah yang satu kerumah yang lain, hingga ketempat keramaian seperti pasar, namun aku tidak juga menemukan tanda-tada keberadaan Evelyn. Lalu saat aku ingin pergi dari negeri ini dengan melewati hutan yang lebat dinegeri Immortalia ini. Tiba-tiba aku mendengar suara seseorang yang sangat aku kenal dan yang aku cari selama ini berteriak dengan sangat keras. Menurut arah suaranya, mungkin dia berada tak jauh dari hutan ini, dan benar saja saat aku mendekati arah suara tersebut. Ternyata arah suara itu datang dari dalam hutan didekat jurang yang sangat dalam.
Aku segera mengepakkan sayapku dengan cepat menuju arah suara itu. Aku melihat seorang gadis cantik terjatuh di jurang sambil menutup matanya. Walaupun dia menutup matanya, tapi aku bisa mengenali siapa gadis ini. Dia adalah seseorang yang aku cari selama ini, Evelyn. Aku segera menangkap tubuhnya yang langsing tersebut, dan tak berapa lama Evelyn membuka matanya. Dia tampak terkejut saat membuka matanya dan ketika melihatku. Tanpa dia sadari matanya melebar, mulutnya menganga, dan dia terdiam tanpa berkata-kata untuk sesaat.
"Apakah ini mimpi? Iya ini pasti mimpi." ujar Evelyn sambil menampar pipinya sendiri, "Aww!!!" jerit Evelyn sembari menggosok bekas pipinya yang barusan ditamparnya.
Aku terkekeh geli melihat ulah Evelyn, dan kemudian mata kami saling pandang cukup lama. Sebelum akhirnya aku berkata kepadanya. "Ini nyata, Evelyn! Aku bahagia sekali bisa bertemu lagi denganmu, sudah sekian lama aku mencari-cari dirimu."
"Kau tahu namaku?" tanya Evelyn yang masih dipegangi oleh ku.
Aku menjawab dengan anggukan sambil terus memandang Evelyn.
"Apa kau mengenalku?"
Lagi-lagi aku menjawab dengan anggukan, karena aku begitu bahagia bisa melihatnya lagi.
"Siapa kau?"
"Aku Sean Gabriel, aku adalah kekasihmu. Kita bahkan sudah bertunangan dan kita pernah hampir akan menikah, tapi sesuatu menghalangi hari bahagia itu."
"Apa itu benar?"
"Iya, apa kau tak ingat?"
Evelyn menggelengkan kepalanya pelan sambil terus memandang kearahku dengan teliti.
Aku kemudian mengangkat tubuh Evelyn keatas tepi jurang yang kokoh. Lalu melepaskan tubuh Evelyn hingga berdiri ditempat tersebut, dan setelah gadis bermata biru terang itu berterima kasih aku kembali berkata.
"Sepertinya kau hilang ingatan juga seperti saudarimu, tapi aku akan menceritakannya." ujarku setelah membalas ucapan terima kasih Evelyn. "Sebelum acara pernikahan kita dimulai, tiba-tiba bangsa vampire yang bekerja sama dengan bangsa black witch datang sebagai tamu tak diundang. Mereka kemudian menyerang dan mengacaukan acara kita yang diadakan di pack orang tuamu. Lalu kita semua menghadapi mereka, gaunmu dan juga gaun yang dipakai oleh saudarimu bersimbah darah saat menghadapi para pengacau yang cukup banyak tersebut. Kita hampir mengalahkan mereka, tapi disaat terakhir seorang black witch sempat menyihir kau dan saudarimu dengan mantera jahat. Hingga membuatmu dan saudari kembarmu menghilang entah kemana?" Aku terus bercerita sampai Evelyn menghentikanku.
"Berhenti sebentar! Kau bilang aku memiliki saudari kembar?"
"Iya, namanya Elena. Dia lahir lima detik lebih dulu darimu."
Evelyn menghela napasnya. Ekspresi Evelyn untuk sesaat seperti memikirkan sesuatu. Lalu tanpa sengaja dia melihat kearah jam tangannya, dan kemudian berkata. "Maaf, aku harus pergi sekarang!"
"Kenapa, Evelyn?"
"Aku harus mengantar buah-buah ini dan menjaga toko bersama Bibi-Bibi kurcaciku." ujar Evelyn sembari mengambil keranjang buah yang dipenuhi berry hutan.
"Baiklah, tapi kita masih bisa bertemukan?"
"Tentu, karena masih banyak hal yang ingin kutanyakan padamu."
Saat Evelyn hendak melangkah pergi, aku menghentikan langkahnya. "Tunggu! Kau tinggal dimana selama ini?"
"Dirumah dua kurcaci bersaudari yang tak jauh dari sini." jawab Evelyn sambil melangkah pergi.
"Baiklah, itu hal yang mudah." ujarku sembari memandang kepergian Evelyn dengan rasa senang luar biasa. Akhirnya aku bisa menemukanmu, Evelyn. Ungkap ku dalam hati. Aku akan memberitahu Ethan dan para malaikat lainnya, tapi aku tidak akan memberitahu keluarga Evelyn! Sebab aku ingin memberi kejutan kepada keluarga Evelyn dengan membawa orangnya langsung besok. Aku sangat berharap dia mau ikut bersamaku untuk menemui keluarganya, dan siapa tahu ingatannya akan pulih saat berkumpul bersama keluarganya seperti saudari kembarnya.
.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Half-Blood Girl
Werewolf(Fantasy - Romance - Werewolf) -The second sequel of Aaron's Mate- Evelyn Wildblood adalah seorang gadis cantik bermata biru terang, berkulit putih dan berambut cokelat gelap yang lupa akan masa lalunya. Gadis cantik yang biasa dipanggil Evelyn itu...