Part 22

1.8K 172 8
                                    

Tiba-tiba Evelyn merasa tubuhnya tertahan oleh tangan yang kokoh, dan sepertinya do'a nya terkabul. Walaupun sebenarnya yang menolongnya bukanlah Moon Goddes langsung, namun dia ditolong oleh makhluk tampan bersayap putih.

Alangkah terkejutnya Evelyn saat membuka matanya, ternyata tangan kokoh yang menahan tubuhnya adalah seorang angel. Seorang malaikat tampan yang selalu hadir di dalam tidurnya. Tanpa dia sadari matanya melebar, mulutnya menganga, dan dia terdiam tanpa bisa berkata-kata untuk sesaat.

"Apakah ini mimpi? Iya ini pasti mimpi." ujar Evelyn sambil menampar pipinya sendiri, "Aww!!!" jerit Evelyn sembari menggosok bekas pipinya yang barusan ditamparnya.

Malaikat tampan itu terkekeh geli melihat ulah Evelyn, dan kemudian mata mereka saling pandang cukup lama. Sebelum akhirnya pemuda malaikat itu berkata kepadanya. "Ini nyata, Evelyn! Aku bahagia sekali bisa bertemu lagi denganmu, sudah sekian lama aku mencari-cari dirimu."

"Kau tahu namaku?" tanya Evelyn yang masih dipegangi oleh angel itu.

Pemuda malaikat itu menjawab dengan anggukan sambil terus memandang Evelyn.

"Apa kau mengenalku?"

Lagi-lagi pemuda malaikat itu menjawab dengan anggukan.

"Siapa kau?"

"Aku Sean Gabriel, aku adalah kekasihmu. Kita bahkan sudah bertunangan dan kita pernah hampir akan menikah, tapi sesuatu menghalangi hari bahagia itu."

"Apa itu benar?"

"Iya, apa kau tak ingat?"

Evelyn menggelengkan kepalanya pelan sambil terus memandang malaikat itu yang benar-benar mirip dengan sosok dimimpinya.

Pemuda malaikat itu kemudian mengangkat tubuh Evelyn keatas tepi jurang yang kokoh. Lalu melepaskan tubuh Evelyn hingga berdiri ditempat tersebut, dan setelah gadis bermata biru terang itu berterima kasih dia kembali berkata.

"Sepertinya kau hilang ingatan juga seperti saudarimu, tapi aku akan menceritakannya." ujarnya setelah membalas ucapan terima kasih Evelyn. "Sebelum acara pernikahan kita dimulai, tiba-tiba bangsa vampire yang bekerja sama dengan bangsa black witch datang sebagai tamu tak diundang. Mereka kemudian menyerang dan mengacaukan acara kita yang diadakan di pack orang tuamu. Lalu kita semua menghadapi mereka, gaunmu dan juga gaun yang dipakai oleh saudarimu bersimbah darah saat menghadapi para pengacau yang cukup banyak tersebut. Kita hampir mengalahkan mereka, tapi disaat terakhir seorang black witch sempat menyihir kau dan saudarimu dengan mantera jahat. Hingga membuatmu dan saudari kembarmu menghilang entah kemana?" pemuda yang bernama Sean itu terus bercerita sampai Evelyn menghentikannya.

"Berhenti sebentar! Kau bilang aku memiliki saudari kembar?"

"Iya, namanya Elena. Dia lahir lima detik lebih dulu darimu."

Evelyn menghela napasnya. Jadi apa yang aku kira selama ini benar? Saat gadis bermata hijau yang berbicara denganku dulu dan memanggilku dengan nama itu adalah saudari kembarku. Kata Evelyn dalam hati. Lalu tanpa sengaja dia melihat kearah jam tangannya yang menunjukkan, bahwa dia harus sudah tiba ditoko. "Maaf, aku harus pergi sekarang!"

"Kenapa, Evelyn?"

"Aku harus mengantar buah-buah ini dan menjaga toko bersama Bibi-Bibi kurcaciku." ujar Evelyn sembari mengambil keranjang buah yang dipenuhi berry hutan. Untungnya saat dia terjatuh tadi dia lagi tidak memegang keranjang buah itu, jadi buah-buah yang dikumpulkannya tidak ikut jatuh bersamanya.

"Baiklah, tapi kita masih bisa bertemukan?"

"Tentu, karena masih banyak hal yang ingin kutanyakan padamu." ungkap Evelyn yang dia sendiri merasa bingung. Kenapa dia merasa apa yang dikatakan oleh malaikat itu benar adanya? Dan dia merasa tak asing dengan bangsa angel itu.

Saat Evelyn hendak melangkah pergi, pemuda malaikat yang tampan itu menghentikan langkahnya. "Tunggu! Kau tinggal dimana selama ini?"

"Dirumah dua kurcaci bersaudari yang tak jauh dari sini." jawab Evelyn sambil melangkah pergi.

"Baiklah, itu hal yang mudah." ujar pemuda malaikat sembari memandang kepergian Evelyn dengan rasa senang luar biasa. Akhirnya aku bisa menemukanmu, Evelyn. Ungkap pemuda malaikat itu dalam hati.

Tanpa mereka berdua sadari, tampak seorang laki-laki bermata emerald memperhatikan mereka dari kejauhan.

.

To be continued...

The Half-Blood GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang