Evelyn's POV
Setelah keluar dari rumah ternyata hujan telah reda dan hari mulai gelap. Lalu aku langsung berlari menuju perbatasan negeri untuk menemui Harry. Seorang bangsa penyihir yang menjaga perbatasan negeri Immortalia. Sebab aku berharap Harry tahu, dimana penyihir terkuat yang memiliki burung phoenix.
"Evelyn!?!" sapa Harry saat aku bertemu dengannya.
"Harry, aku ingin menanyakan sesuatu yang sangat penting."
"Apa Evelyn?"
"Apa kau tahu dimana tempat tinggal penyihir terkuat yang memiliki burung phoenix?"
"Untuk apa, Evelyn? "
"Bibiku terkena panah beracun dan penawarnya hanyalah air mata burung itu." ujarku yang kemudian menceritakan hal yang menimpa Bibi Lucynda.
"Oh seperti itu?" ungkap Harry yang kemudian melanjutkan perkataannya. "Dulu penyihir terkuat yang memiliki burung itu memang tinggal di Immortalia. Namun setelah kematian istrinya dia pergi dari negeri ini dan tak ada yang tahu dia pergi dan tinggal dimana."
"Apa?" ujarku sambil menghela napas dengan rasa sedikit kecewa. "Baiklah, terima kasih atas informasinya Harry!"
"Sama-sama Evelyn, maaf aku tidak bisa membantu banyak! Aku harap kau bisa menemukan obat penawar yang kau cari."
Aku menjawab dengan anggukan dan segera berlalu untuk ketempat berikutnya, yaitu ke hutan Immortalia. Aku ketempat itu lagi-lagi dengan berlari, agar aku tidak banyak membuang waktuku.
Setibanya dihutan Immortalia hari telah malam, aku kemudian memasuki hutan itu dengan diterangi bulan dan bintang-bintang dilangit malam. Hutan kali ini tampak lembab dan basah, mungkin karena habis diguyur hujan tadi siang. Lalu tiba-tiba Miss White me-mindlink ku.
"Apa kau yakin akan menemukan burung api itu, Evelyn?"
"Aku yakin, Miss White dan itu harus untuk Bibi Lucynda." jawabku dengan terus berjalan.
"Iya, kau benar Evelyn! Tapi bukankah kita sering kehutan ini dan kita tidak pernah melihat burung itu."
"Iya, tapi tidak ada salahnyakan kita berusaha dulu, Miss White." balasku sambil melihat-lihat kelangit dan pepohonan.
"Iya kau benar Evelyn, walaupun kau sering bersikap temperamen tapi kau ternyata bisa bijak juga ya?"
"Hmm," balasku saat mendengar perkataan wolf-ku barusan yang memang ada benarnya. Aku dapat merasakan Miss White terkekeh geli didalam tubuhku, lalu kudengar dia berkata lagi.
"Kau tahu? Aku kadang bingung memikirkan siapa yang menggunakan anak panah mematikan seperti itu di Immortalia? Bukankah hal membahayakan seperti itu dilarang disini?"
"Kau benar, tapi mungkin itu adalah anak panah nyasar dari pemburu."
"Pemburu?" ulang Miss White, "Coba kau pikir baik-baik! Untuk apa seorang pemburu berburu dengan anak panah mematikan seperti itu? Jikapun dia berhasil mendapatkan buruannya. Maka hewan buruannya itu tidak akan bisa dimakan, kecuali pemburu itu memang menginginkan kematian untuk buruannya."
"Maksudmu dia itu pemburu jahat, gila atau semacamnya?"
"Iya, mungkin seperti itu."
"Atau mungkin dia sengaja memanah Bibi Lucynda? Tapi tidak-tidak mungkin!!! Bukankah kita tahu Bibi Lucynda itu orang baik dan dia tidak punya musuhkan?"
"Iya, aku tahu. Tapi sudahlah! Daripada kita bingung memikirkan hal itu, lebih baik kita fokus mencari burung api itu saja. Bukankah yang terpenting sekarang adalah kesembuhan untuk Bibi Lucynda!"
"Hmm, bukankah kau yang memulai membicarakan hal ini." ujarku mendengus kesal, karena dia membuatku bingung dan hampir melupakan hal yang terpenting sekarang.
"Iya-iya, aku minta maaf!"
"Iya, tidak apa Miss White!" ucapku sambil kembali melihat-lihat keatas langit dan pepohonan yang sempat terhenti, karena pembicaraan kami barusan.
Aku terus mencari masuk kedalam hutan dengan sedikit hati-hati, karena aku sedikit was-was juga. Bagaimana jika aku terkena anak panah beracun itu juga? Atau bertemu para pixie jahil, troll dewasa atau makhluk buas lainnya. Namun untungnya aku tak bertemu dengan mereka. Sebab sesekali aku berganti shift dengan serigala didalam tubuhku, jika ada pergerakan atau hal-hal asing yang kudengar.
Malam semakin larut dan aku belum juga menemukan burung itu, aku merasa sedikit frustrasi. Bagaimana jika aku tidak bisa menemukan burung api itu? Dan juga pikiran negatif tentang keadaan Bibi Lucynda sekarang. Aku harap Bibi Lucynda masih bisa bertahan, dan aku berulang kali berdo'a kepada Moon Goddes agar bisa membantu ku sekarang.
.
To be continued...
Akhirnya aku bisa update lagi part baru teman-teman ku yang baik.
Maaf ya jika sedikit lebih lama! Karena aku lagi sibuk dengan dunia nyata, hehehe...
Jangan lupa kasih dukungan suaranya ya! Tinggal tekan bintang dipojok bagian kiri paling bawah!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Half-Blood Girl
Wilkołaki(Fantasy - Romance - Werewolf) -The second sequel of Aaron's Mate- Evelyn Wildblood adalah seorang gadis cantik bermata biru terang, berkulit putih dan berambut cokelat gelap yang lupa akan masa lalunya. Gadis cantik yang biasa dipanggil Evelyn itu...