Setibanya didekat kastil besar dan indah, Evelyn dan Sean diajak untuk masuk kedalamnya. Alangkah indah isi didalam kastil tersebut hingga membuat Evelyn merasa takjub. Namun udara didalam kastil tersebut terasa sangat dingin dan jendela yang terkena pantulan cahaya matahari malah tertutup rapat.
"Apa sang penguasa begitu tertutup atau tidak suka dengan cahaya matahari? Hingga jendela yang terkena pantulan cahaya matahari tertutup rapat." gumam Evelyn kepada Sean.
"Entahlah, aku juga tidak pernah tahu siapa sang penguasa itu."
"Kata Bibi Lucynda, menurut desas desus yang dia dengar. Bahwa sang penguasa itu sangat tampan dan baik."
"Begitukah? Tapi aku merasa kastil ini seperti tempat pemakaman dan aku merasa aura kegelapan di tempat ini."
"Kamu cuma bercanda kan? Aku yakin kamu mengatakan itu karena cemburu, sebab aku bilang tadi. Bahwa sang penguasa sangat tampan dan baik."
"Tidak, aku serius sayang." ujar Sean sambil terus berjalan bersama Evelyn yang meragukan perkatatan angel tampan itu.
Kedua penjaga kastil yang diikuti Evelyn dan Sean berhenti disebuah ruangan yang sangat luas. Lalu salah seorang penjaga menyuruh Evelyn dan Sean juga berhenti ditempat mereka. Kemudian kedua penjaga itu maju beberapa langkah dan berbicara kepada seseorang yang duduk disebuah singgasana mewah, namun tertutup oleh tirai bewarna putih gading. Hingga wajah orang yang berada dibalik tirai tersebut tidak dapat terlihat jelas.
"Tuan, tuan sang penguasa." ujar salah satu penjaga menyapa orang yang duduk disebuah singgasana mewah layaknya seorang raja.
"Iya, ada apa?" ujar orang yang dipanggil sang penguasa tersebut.
"Kami sudah membawa, Evelyn." kata penjaga itu lagi.
"Benarkah?" ucap sang penguasa yang langsung bangkit dari tempat duduknya dan berdiri didepan tirai yang menjadi pembatas.
"Benar tuan." ungkap kedua penjaga itu bersamaan sembari menujuk kearah Evelyn dan Sean.
"Kenapa laki-laki itu kalian bawa juga?" tanya sang penguasa menunjuk kearah Sean.
"Dia meminta untuk ikut, tuan." jawab penjaga yang berbica pertama, "Bukankah tuan tidak bilang, kami harus membawa Evelyn saja."
"DASAR BODOH!!!" teriak sang penguasa sembari mengangkat senjata api yang ada disampingnya dan langsung menembakkan peluru senjata api itu kearah kedua penjaga tersebut. Hingga kedua penjaga itu jatuh tersungkur dilantai dengan bersimbah darah tepat didekat kaki Evelyn dan Sean.
Evelyn sempat menjerit kaget dan memeluk kearah Sean untuk sesaat. Sebenarnya dia bukan gadis penakut, tapi dia hanya merasa kaget dengan semua yang terjadi begitu cepat.
Gadis bermata biru terang itu tambah kaget dan tak percaya. Saat seseorang yang disebut tuan sang penguasa itu menyibak tirai dan keluar dari sana. Lalu diikuti oleh gadis cantik yang kira-kira seumuran dengan Evelyn, lalu seorang lelaki paruh baya, dan kemudian beberapa orang lainnya. Mereka memiliki kesamaan memiliki kulit putih pucat pasi dan tampak menawan.
"Selamat datang di kastil ku, Evelyn," ujar seseorang yang disebut sang penguasa itu. "Maaf jika ada sedikit ketidak nyamanan ini!" lanjutnya sambil menatap dua penjaganya yang tersungkur dilantai dan sudah tak bernyawa itu.
"Ha-Hans," ucap Evelyn tergagap, "Ja-jadi sang penguasa Immortalia itu ka-kau?"
"Iya, Evelyn." ujar lelaki yang disebut Evelyn, Hans itu. "Aku hampir lupa memperkenalkan adikku Kate, kalian sudah pernah ketemukan?" lanjutnya sembari menunjuk gadis cantik yang kira-kira seumuran Evelyn tersebut.
Evelyn menjawab dengan anggukan, karena dia tidak akan pernah lupa dengan gadis kasar yang bertemu dengannya di hutan dulu. Lalu mereka juga pernah ketemu saat dia buru-buru mau buka toko di pasar Immortalia.
"Dan yang disebelahnya adalah Mark, orang kepercayaan ku! Lalu yang lainnya itu adalah para pengikutku." ujar Hans lagi memperkenalkan orang-orang atau lebih tepatnya para vampire yang berada disekitarnya.
"Kenapa selama ini kau tidak memberitahu ku?" tanya Evelyn tanpa menghiraukan orang-orang yang barusan diperkenalkan Hans.
"Karena aku ingin memberimu kejutan saat kau menerimaku sebagai kekasihmu, tapi aku lah yang mendapatkan kejutan saat angel itu datang." jawab Hans sambil menatap Sean yang berada disebelah Evelyn. "Padahal selangkah lagi aku berhasil mendapatkan mu, tapi semuanya hancur berantakan."
"Apa maksudmu dengan hancur berantakan?" ulang Evelyn penasaran.
Hans menghela napas dan tersenyum miring sebelum mengatakan, "Sejak pertama bertemu denganmu aku benar-benar sudah jatuh hati padamu, dan saat aku ingin lebih dekat denganmu dan menjadi temanmu. Kau pernah bilang, aku harus cukup pantas untuk bisa menjadi temanmu kan?" tanpa menunggu jawaban dari Evelyn, Hans melanjutkan perkataannya, "Maka aku menyusun sebuah rencana atau sandiwara besar."
"Sandiwara besar?" ulang Evelyn lagi.
"Iya, kau pasti penasaran kan siapa yang telah memanah Bibi Lucynda dengan anak panah beracun?"
"Siapa?"
"Black witch, atas perintah dariku! Lalu saat kau mencari penawarnya, maka aku datang sebagai penolongmu. Dan seperti rencanaku kau akhirnya mau dekat denganku dan mau menjadikan aku sebagai temanmu. Lalu saat sedikit lagi aku bisa memilikimu, angel sialan itu datang mengganggu."
Evelyn melebarkan matanya dan tak bisa berkata-kata saat mendengar apa yang diucapkan oleh vampire tampan itu. Karena dia tidak pernah mengira bahwa orang yang dia kira baik selama ini, tidaklah seperti yang dia kira.
"Maaf jika kejujuran ku ini membuatmu tak nyaman, Evelyn! Karena aku akan melakukan apapun untuk mendapatkan yang aku mau."
"Aku kecewa sama kamu, padahal aku sudah sangat percaya bahwa kau itu vampire baik dan beda dengan yang lain. Tapi ternyata aku salah, bahkan aku menyesal pernah menyukaimu."
"Aku tahu kau pasti akan terkejut dan bahkan membenciku sekarang, tapi aku sudah tidak perduli lagi. Sebab aku sekarang punya rencana lain."
"Rencana lain?"
.
To be continued...
Terima kasih, terima kasih, terima kasih! Aku ucapkan kepada kalian yang masih setia membaca cerita ku ini!!!
Jangan lewatkan tiga part terakhir cerita ini ya teman-teman ku!!!
Dan jangan lupa kasih dukungan suaranya ya! Tinggal tekan bintang dipojok bagian kiri paling bawah!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Half-Blood Girl
Lobisomem(Fantasy - Romance - Werewolf) -The second sequel of Aaron's Mate- Evelyn Wildblood adalah seorang gadis cantik bermata biru terang, berkulit putih dan berambut cokelat gelap yang lupa akan masa lalunya. Gadis cantik yang biasa dipanggil Evelyn itu...