Lalu tiba-tiba Evelyn mendengar suara jam weker yang keras. Saat dia membuka matanya, ternyata dia berada didalam kamarnya. Evelyn menggeleng-gelengkan kepalanya, saat sadar bahwa tadi dia lagi-lagi bermimpi tentang pemuda malaikat itu. Evelyn senyum-senyum sendiri saat ingat mimpinya barusan yang lebih panjang dari sebelumnya.
Evelyn segera mematikan jam wekernya yang masih berbunyi. Dia biasanya tidak pernah memasang alarm pada jamnya itu, tapi karena akhir-akhir ini dia bangun kesiangan makanya dia memasang alarm tersebut. Evelyn segara kekamar mandi untuk melakukan ritual paginya, dan setelah selesai dia buru-buru turun untuk sarapan. Namun saat tiba dimeja makan kedua Bibi kurcacinya tidak ada. Sepertinya Bibi Lucynda dan Bibi Geraldine sudah sarapan dan melakukan tugas harian mereka. Pikir Evelyn.
Setelah sarapan dia buru-buru untuk melakukan tugas hariannya hari ini, yaitu mencari berry hutan Immortalia. Evelyn kemudian mulai memasuki hutan dimana biasanya dia memetik buah tersebut. Namun tak ada satu buah pun yang dia temukan, karena buah tersebut dipetik hampir setiap hari olehnya dan kedua Bibinya. Lalu Evelyn semakin dalam memasuki hutan dan tiba disebuah tepi jurang yang dalam. Bukannya merasa takut, namun dia merasa bahagia sekali. Sebab ditepi jurang tersebut banyak buah berry hutan yang dicarinya. Dia langsung mendekati tanaman yang lagi berbuah lebat tersebut.
Evelyn kemudian memetik buah berry hutan tersebut dan memasukkannya kedalam keranjang buah yang dibawanya dari rumah. Buah-buah kecil yang dipetiknya itu seakan menghipnotisnya, tanpa menghiraukan keselamatan dirinya lagi. Tanpa dia sadari kakinya terus melangkah ditepi jurang yang rapuh dan seharusnya tidak pantas untuk dipijak. Buah berry hutan Immortalia itu seakan-akan menghilangkan kesadaran gadis bermata biru terang tersebut. Lalu tanpa sengaja Evelyn menginjak tepi jurang yang sangat rapuh, hingga membuatnya terpeleset. Evelyn sempat berpegangan pada tanaman merambat disekitarnya, namun tanaman itu terlalu kecil dan rapuh untuk menahan berat badannya.
"ARRRGHH!!!"
Jerit Evelyn sekeras yang dia bisa saat tubuh langsingnya jatuh kejurang yang dalam tersebut. Evelyn baru menyadari kesalahan yang diperbuatnya. Dia tidak tahu telah menginjak tepi jurang yang rapuh dan kini hidupnya dalam bahaya besar. Mungkin ini adalah akhir dari hidupnya, sebab tak mungkin dia bisa selamat jatuh dari jurang tersebut yang mana dibawahnya dipenuhi batu-batu tajam. Apalagi dia tidak dapat berubah wujud kebentuk serigalanya lagi, yang bisa menyembuhkan luka dengan sendirinya. Karena sejak malam itu dia tidak pernah lagi bisa berkomunikasi dengan Miss White ataupun berubah kewujud serigalanya.
Oh Moon Goddes, aku tidak ingin mati seperti ini. Aku mohon tolong aku! Berikan aku kesempatan untuk hidup lebih lama, paling tidak untuk bisa ingat tentang diriku dan keluargaku!" Batin Evelyn sambil menutup matanya saat tubuhnya makin terjatuh.
Tiba-tiba Evelyn merasa tubuhnya tertahan oleh tangan yang kokoh, dan sepertinya do'a nya terkabul. Walaupun sebenarnya yang menolongnya bukanlah Moon Goddes langsung, namun dia ditolong oleh makhluk tampan bersayap putih.
.
To be continued...
Aku ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang masih setia menunggu cerita selanjutnya!!!
Sekali lagi terima kasih ya! Karena kalian lah motivasi terbesarku untuk terus menulis cerita ini.
Jangan lupa kasih dukungan suaranya ya! Tinggal tekan bintang dipojok bagian kiri paling bawah!!!
![](https://img.wattpad.com/cover/150305321-288-k934617.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Half-Blood Girl
Werewolf(Fantasy - Romance - Werewolf) -The second sequel of Aaron's Mate- Evelyn Wildblood adalah seorang gadis cantik bermata biru terang, berkulit putih dan berambut cokelat gelap yang lupa akan masa lalunya. Gadis cantik yang biasa dipanggil Evelyn itu...