Part 16

2.3K 178 11
                                    

Kau boleh memarahi ku sepuasmu, tapi aku berharap kau masih mau kan berteman denganku!" pinta pemuda malaikat itu.

Sebelum menjawab Evelyn menghela napas panjang sambil menutup matanya. Lalu tiba-tiba Evelyn mendengar suara pintu diketuk-ketuk. Saat dia membuka matanya, ternyata dia berada didalam kamarnya. Evelyn menggeleng-gelengkan kepalanya, saat sadar bahwa tadi dia sedang bermimpi tentang pemuda malaikat itu lagi.

Tok... Tok... Tok...

Evelyn kembali mendengar suara ketukan dipintu kamarnya, akhirnya dia sadar bahwa suara ketukkan itulah yang membangunkannya dari tidurnya. Dia kemudian merapikan rambutnya yang sedikit berantakan dan segera membuka pintu kamarnya. Saat pintu terbuka Evelyn melihat orang yang mengetuk pintu kamarnya adalah Bibi Lucynda berdiri didepan pintunya.

"Ayo cepat mandi dan bergegas turun untuk sarapan bersama pangeran tampan!" ujar Bibi Lucynda sambil tersenyum genit menggoda Evelyn.

"Pangeran tampan?" ulang Evelyn tidak mengerti.

"Iya, lebih baik kamu cepat mandi dan berpakaian yang cantik lalu cepat turun!" ujar Bibi kurcacinya dan belum sempat Evelyn membalas ucapannya, Bibinya sudah buru-buru berlalu pergi meninggalkan Evelyn.

Gadis bermata biru terang itu memutar bola matanya dan segera menuju kamar mandi seperti yang Bibinya katakan.

Beberapa menit kemudian Evelyn sudah selesai melakukan apa yang diminta Bibinya. Lalu dia turun kebawah untuk sarapan bersama dan alangkah terkejutnya Evelyn, saat melihat Hans sudah duduk dimeja makan bersama kedua Bibinya. Sebab tidak biasanya vampire tampan itu datang sepagi ini kerumahnya. Evelyn memasang wajah sinisnya untuk menutupi bahwa dia sebenarnya mulai menyukai Hans.

Apa dia yang maksud Bibi Lucynda tadi dengan pangeran tampan itu? Bisik Evelyn dalam hati.

Melihat kehadiran Evelyn Bibi Lucynda menyuruhnya untuk duduk disebelah Hans.

"Apa yang kau lakukan disini pagi-pagi seperti ini?" ujar Evelyn kepada Hans setelah duduk ditempatnya.

Belum sempat Hans menjawab pertanyaan Evelyn, Bibi Lucynda buru-buru menjawabnya. "Evelyn, tidak sopan bertanya seperti itu pada tamu yang datang! Apalagi dia membawakan pai apel yang enak, dan itu sudah ada didepanmu."

"Iya, rasanya enak sekali." tambah Bibi Geraldine yang terus memakan pai apel bagiannya yang sudah dibagi rata oleh Bibi Lucynda.

Evelyn menatap kearah pai apel bagiannya, lalu dia mengambil sendok untuk memakan pai apel yang memang terlihat sangat enak. "Rasanya biasa saja." dusta Evelyn setelah mencicipi pai apel tersebut. Sebenarnya dia malas untuk mengakui bahwa pai apel yang dibawa oleh Hans memang benar-benar enak. Dia tidak ingin vampire tampan itu jadi besar kepala.

"Kalau kamu tidak suka, tidak usah dimakan!" ujar Hans yang merasa tidak enak hati. Karena kue yang dibawakannya tampaknya tidak disukai Evelyn.

"Sebenarnya aku memang tidak terlalu menyukainya, tapi sayangkan makanan dibuang-buang." ujar Evelyn yang masih tidak mau mengakui bahwa pai apel itu enak sekali, sambil terus memakan pai itu sampai habis.

Melihat itu Hans tersenyum kecil diwajah tampannya. Sedangkan Bibi Lucynda dan Bibi Geraldine yang mengetahui sikap pura-pura Evelyn yang tidak menyukai pai itu juga tersenyum sambil mengeleng-gelengkan kepala mereka.

"Hari ini kamu libur saja ya!" ucap Bibi Lucynda tiba-tiba kepada Evelyn.

"Kenapa Bi?"

"Hans meminta izin untuk mengajakmu jalan-jalan, jadi kamu tidak usah bekerja membantu kami hari ini!"

"Tapi, Bi..."

Belum habis Evelyn bicara, Bibi Lucynda sudah memotong kata-katanya. "Tidak ada tapi-tapian! Kamu masih muda nikmatilah hidupmu jangan memikirkan pekerjaan saja! Lagi pula kamu tidak pernah liburkan? Ini perintah Bibi dan Bibi memaksamu."

Evelyn tersenyum kecil dan dia tahu bahwa jika Bibi Lucynda bilang itu perintah, maka itu tidak bisa dibantah. Bahkan oleh Bibi Geraldine sekalipun, dan jika tidak dilakukan maka dia akan marah atau tidak akan mau bicara sampai perintahnya dilakukan. "Baik, Bi."

.

To be continued...

The Half-Blood GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang