Part 8

2.9K 232 5
                                    

"Siapa itu, Evelyn?" tanya seorang gadis berambut pirang, bertubuh lebih tinggi dari Evelyn dan memiliki telinga lancip. Waktu Evelyn memandang kepergian gadis bermata hijau terang tersebut.

"Amber," ucap Evelyn ketika berbalik kearah gadis yang bertanya padanya. "Aku tidak tahu? Sepertinya dia salah mengenali orang!" lanjut Evelyn sambil melayani calon pembelinya yang sudah selesai memilih barang yang akan dibelinya.

"Oh, aku kira dia temanmu! Soalnya secara tak sengaja, saat aku keluar dari toko ku, aku lihat dia mendekatimu dan bicara denganmu tampak akrab sekali." ujar gadis yang dipanggil Amber, oleh Evelyn. Amber adalah satu-satunya teman dekat Evelyn di negeri Immortalia ini. Amber merupakan bangsa elf, yang merupakan anak pemilik toko disebelah toko Evelyn. Amber menjual bermacam-macam bunga ditokonya, yang dijaganya bersama Ibunya.

"Bukan, Amber!" ucap Evelyn sembari menggelengkan kepalanya dengan senyuman dibibir mungilnya.

*****

Evelyn's POV

Malam harinya, setelah makan malam bersama kedua bibi kurcaci ku. Aku langsung menuju kekamarku untuk istirahat karena hari ini, merupakan hari yang panjang dan cukup melelahkan.

Aku menghela napas ku saat aku teringat kejadian tadi siang. Waktu aku bertemu dengan gadis vampire yang begitu kasar, lalu dengan pria vampire yang menganggap aku adalah mine-nya, kemudian dengan gadis bermata hijau terang yang sempat aku cium aroma tubuhnya dari bangsa werewolf seperti diriku. Gadis itu mengatakan bahwa wajahku sangat mirip dengan temannya, tapi tunggu dulu! Aku sambil memikirkan apa yang dikatakan oleh gadis tersebut sekarang.

"Apa jangan-jangan aku memiliki kembaran? Astaga, kenapa aku baru berpikir seperti itu sekarang! Mungkin kah teman gadis bermata hijau terang itu adalah saudara kembarku? Jika itu benar, maka aku bisa bertemu dengan keluargaku yang sebenarnya!" gumamku sambil menerka-nerka sendiri.

Aku tersenyum lebar dan berharap apa yang aku perkirakan itu benar adanya. Aku berharap malam cepat berlalu, agar aku bisa mencari gadis bermata hijau terang itu besok!

*****

Keesokan harinya, setelah makan siang aku meminta izin kepada kedua Bibi kurcaci ku untuk mencari gadis bermata hijau terang itu. Yang mana aku yakini bisa membantu ku untuk menemukan keluargaku yang sebenarnya. Saat aku mendapatkan izin dari kedua Bibiku tersebut untuk mencari gadis bermata hijau itu dengan alasan yang sebenarnya. Aku kemudian keluar dari tokoku dan belum berapa jauh, Amber memanggilku dan bertanya mau kemana aku?

Aku kemudian menceritakan semua yang ada dipikirkan ku kepada teman baikku tersebut. Setelah mendengar ceritaku Amber bersikeras untuk ikut membantu ku mencari gadis bermata hijau itu. Kami kemudian mulai mencari dengan berkeliling pasar namun kami tidak menemukannya, bahkan kami juga berkeliling hampir keseluruh negeri Immortalia. Namun kami tidak menemukannya, kami terus mencari gadis itu hampir setiap hari tapi tak ada hasilnya, dia seperti hilang ditelan bumi. Kami yakin dia tidak tinggal di negeri ini karena kami baru pertama kali melihatnya.

Lalu dihari ketujuh Amber mengajakku untuk bertemu dengan Harry yang merupakan bangsa penyihir atau wizard. Harry adalah salah satu penjaga perbatasan di negeri Immortalia dan dia sangat menyukai Amber.

"Apa kau ada melihat seorang gadis dari bangsa werewolf bermata hijau terang memasuki negeri?" tanya Amber saat bertemu dengan Harry.

"Kalau sekarang tidak ada sih, tapi beberapa hari yang lalu rasanya aku pernah melihatnya sayang."

"Apaan kau memanggil ku sayang?" protes Amber yang selalu bersikap dingin pada Harry. Sebenarnya dia juga menyukai Harry, tapi dia malu untuk mengakuinya. "Kami tidak bertanya yang dulu tapi sekarang, Harry!" lanjut Amber sambil menatap kearahku yang terkekeh geli akan sikapnya.

"Owh begitu? Baiklah nanti jika aku melihatnya atau bertemu dengannya, nanti aku akan memberitahu kan mu, sayang." ujar Harry dan saat dia melihat ekspresi wajah Amber yang seperti akan menerkamnya ketika mendengar ucapan terakhirnya. Harry langsung meralat ucapan terakhirnya, "Amber maksudku." ucap Harry sembari tersipu malu.

Amber menghela napasnya sambil memutar bola matanya.

"Terima kasih ya atas informasi dan bantuannya, Harry! Kami mau pulang dulu ya!" ucapku sambil berlalu pergi bersama Amber, yang sebenarnya sangat senang bisa bertemu dan bicara dengan Harry. Aku mengetahui hal tersebut, sebab teman baikku itu selalu membicarakan Harry saat orangnya tak ada didekat kami.

.

To be continued...

The Half-Blood GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang