Part 2

6.9K 361 4
                                        

Seorang gadis cantik, berkulit putih, dan berambut coklat gelap yang kira-kira berumur sembilan belas tahunan terbangun kaget - kedua matanya yang berwarna biru terang terbuka lebar dan terkesiap. Ternyata hanya mimpi! Ungkap gadis itu dalam hati sembari memegang kepalanya yang sedikit sakit karena bangun tiba-tiba.

"Ada apa, Evelyn?" tanya seorang wanita bertubuh kerdil, berkuping lancip, dan sedikit berisi yang baru memasuki kamar gadis itu. Lalu disusul oleh wanita lain yang memiliki ciri-ciri hampir sama, bedanya wanita ini lebih gemuk dari wanita yang pertama.

"Bibi Lucynda, Bibi Geraldine, apa aku membangunkan kalian lagi?" ucap gadis yang disebut Evelyn itu malah balik bertanya.

Kedua wanita itu serentak menjawab dengan menganggukkan kepala mereka. Lalu wanita yang dipanggil Bibi Lucynda duduk disebelah Evelyn sembari berkata.

"Tidak apa-apa, Evelyn sayang! Apa kau bermimpi itu lagi?"

"Iya Bi, aku juga tidak tahu kenapa akhir-akhir ini aku selalu bermimpi yang sama!?!"


"Sudahlah, mungkin itu cuma bagian dari hidupmu dulu yang tidak kamu ingat!" ujar Bibi lucynda yang sudah diceritakan Evelyn tentang mimpinya yang sama akhir-akhir ini.

"Iya, mungkin juga itu hanya bunga tidur dan tidak bearti apa-apa!" tambah Bibi Geraldine yang juga sudah mengetahui tentang mimpi Evelyn.

"Iya Bi, tapi aku tidak enak sudah membangunkan kalian seperti ini!" ungkap Evelyn sungguh-sungguh.

"Sudah Bibi bilang tidak apa-apa! Lagian ini juga sudah pagi dan memang saatnya untuk bangun dan memulai aktivitas! Iya kan, Geral?" ujar Bibi lucynda sambil menatap kearah wanita yang memiliki ciri-ciri hampir sama seperti dirinya.

"Iya itu benar, Evelyn!" ujar Bibi Geraldine yang kemudian langsung menatap tajam kearah Bibi Lucynda saat menyadari namanya tidak dipanggil lengkap. "Kau sering aku peringatkan jangan pernah memanggil namaku setengah-setengah seperti itu lagi, dasar kambing genit! Karena itu panggilan untuk laki-laki kan?"

"Aku tidak sengaja mengucapkan itu, dasar babi gendut! Dan kau juga tidak harus menatapku seperti itu, ingat aku ini kakakmu!" ujar Bibi Lucynda mendekati Bibi Geraldine yang merupakan adik kandungnya, "Tolong tunjukkan sedikit rasa hormatmu!"

"Iya-iya," ucap Bibi Geraldine dengan menekuk wajahnya sembari berjalan keluar kamar Evelyn. "Tolong tunjukkan sedikit rasa hormatmu!" gerutu Bibi Geraldine.

"Aku mendengar itu!" ujar Bibi Lucynda yang masih berdiri ditempatnya.

"Aku tidak perduli kau mendengarnya atau tidak, dasar kambing genit!" gerutu Bibi Geraldine lagi yang tidak mempedulikan perkataan kakaknya.

"Aku juga mendengar itu!" ujar Bibi Lucynda dengan setengah berteriak.

"Aku juga mendengar itu!" ulang Bibi Geraldine sambil menggerutu, "Kalau bisa, aku tidak ingin memiliki kakak kurcaci seperti dia!"

"Dan itu juga!" ujar Bibi Lucynda masih dengan setengah berteriak, lalu seperti tersadar dengan ucapan terakhir adiknya dia kemudian berteriak sekeras yang dia bisa. "APA KAU BILANG TADI???" lanjutnya sembari keluar dari kamar Evelyn dengan setengah berlari mengejar Bibi Geraldine yang juga langsung berlari menjauh saat sadar dia dikejar oleh Bibi Lucynda.

Evelyn memutar bola matanya sambil terkekeh melihat ulah kedua Bibi kurcaci nya yang tidak bisa akur lama kalau lagi bersama.

*****

Evelyn's POV

Aku memutar bola mataku sambil terkekeh melihat ulah kedua Bibi kurcaci ku yang tidak bisa akur lama kalau lagi bersama. Walaupun sering bertengkar dan berdebat hebat, tapi kedua Bibi kurcaci ku itu sebenarnya baik dan mereka juga saling menyayangi. Sebenarnya aku tidak enak pada mereka, karena akhir-akhir ini aku bermimpi yang sama dan terbangun sambil berteriak membuat kedua Bibiku itu ikut terbangun.

.

To be continued...

The Half-Blood GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang